Siswo Saroso

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jabatan yang Menghanyutkan

Jabatan yang Menghanyutkan

Penulis Siswo Saroso

#Tagur hari ke 390

Coba kita melihat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Preseden Soekarno menjadi presiden hampir 21 tahun. Presiden Soeharto hampir 32 tahun. Beliau orang baik pilihan Allah untuk memimpin negri ini. Negri Indonesia tercinta. Namun diakhir kepemimpinannya ada noda kecil yang membuat kebaikan selama menjadi presiden seakan terhapus. Hampir sama dengan pepatah yang mengatakan panas setahun di hapus dengan hujan sehari. Kebaikan selama ini hilang hanya karena kesalahan kecil.

Pada contoh lain. Kita masih ingat bagaimana hiruk pikuk pemilihan kepada daerah. Kepada daerah setelah menjabat dua periode tidak diperbolehkan untuk mengikuti pemilihan lagi. Tapi dasar nafsu kekuasaan yang menggoda dengan sejuta harapan. Mereka mencoba mensiasati bagaimana agar tetap berkuasa. Maka untuk periode ketiga iistrinya di calonkan sebagai kepada daerah. Walhasil istrinya terpilih menjadi kepala daerah. Sedang kekuasaannya dikendalikan oleh sang suami. Yang berstatus sebagai mantan kepala daerah.

Tidak cukup sampai disini. Mereka tetap berupaya agar kekuasaan yang selama ini digenggamnya dalam kekuasaannya. Maka jalan berikutnya mengajukan anaknya menjadi kepada daerah. Setelah bapak dan ibunya tidak menjabat lagi. Ini fenomena realita yang terjadi di kehidupan nyata. Tragisnya semua pemimpin yang awalnya berbuat baik dan berniat baik berubah menjadi sebuah petaka. Kekuasaannya diakhiri dengan cerita pilu yang menyedihkan. Banyak dari mereka yang harus mengakhiri didalam tahanan.

Sahabat, demikian akhir cerita dari sebuah kerakusan.. Seseorang jika merasakan manis dan nikmanya dunia selalu terlena. Mereka lupa bahwa kekuasaan yang telah di titipkan merupakan amanah untuk sebuah kebaikan. Tapi banyak dari mereka setelah merasakan nikmat kekuasan menjadi lupa dan akhirnya berakhir dengan kehinaan.

Akhir-akhir ini ramai dibicarakan tiga periode. Atau penundaan pemilu yang akan berdampak pada penambahan masa jabatan. Mungkinkah fenomena ini bagian dari nikmat yang menghanyutkan. Sehingga rambu-rambu dan peraturan yang selama ini di buat harus di langgar demi sebuah kekuasaan. Jawaban itu hanya ada dalam diri kita sendiri. Apakah kita termasuk yang menikmati kekuasan dan selalu ingin mempertahankan ya? Tak seorangpun bisa menjawabnya. karena jawabannya ada di dasar paling dalam hati Kita. Mampukah Kita menyadari? Agar bisa merasakan jawaban hati Kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post