Siti Ainiyah Hariz

Siti Ainiyah Hariz guru BK SMA Negeri 2 Surabaya, yang selalu ingin berkembang dan terus berjalan untuk berdaya dalam karya. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Meratapi Wajah

Menyedihkan menatap pilu wajah yang semakin menua. Diantara mata, telinga, hidung, mulut, alis, dahi dan kelopak saling berseteru. Mereka merasa paling tua, bahkan merasa paling muda. Tak usahlah kalian berseteru menyatakan diri yang terpaling. Saya tahu apa yang akan kalian katakan untuk saya. Kalian terbaik , tak usahlah meratapi wajah.

Mata telah banyak memberi warna. Mata telah menyinari kehidupan tanpa batas. Hidung memberi aroma menyejukkan sekelilingnya. Mulut telah mengantar dan memberi pesan untuk semua. Alis telah memberi naungan teduh untuk kelopak mata. Terakhir, wahai kelopak mata telah memberi pelindung untuk mata. Wajah ini telah memberi warna sendiri .

Saya berpesan bahwa wajah adalah Anugerah Ilahi. Senantiasa saya syukuri merawatnya dengan air wudhu sebagai polesan.Tak usah meratapi wajah tanpa alasan. Apapun yang terjadi di wajah adalah proses peningkatan motivasi saya untuk bersyukur. Syukur wajah identik dzikir hati membawa kedamaian sendiri untuk mata, hidung, mulut, alis dan kelopak indah ini. Begitu indahnya diri ini dengan dzikir.

Oh wajah, begitu indah guratan yang muncul. Memberi komando untuk saya selalu mengingat Sang Pencipta. Semakin saya menatapmu, semakin indah hidup ini. Jalan tembus mata adalah hati. Yang dilewati oleh aroma hidung mengusik hati. Merekahlah posisi hati lewat mulut mawas diri.

Saya terus mengulirkan identitas wajah di cermin kehidupan. Saya tahu wajah ini semburat. Namun sangat melekat. Perekat wajah adalah sholat. Mata berkata pada hati :” Hati, ..kau tahu isi mata ini. Hidungpun berkata pada hati : “ Hati,. .apa yang kau minta. Akhirnya mulutpun tidak kalah bertanya : “ Hati..kau sangat paham apa yang saya inginkan. Begitulah anggota wajah ini berkata bersama hati.

Jangan pernah lagi meratapi wajah, apapun kondisinya. Karena wajah bukan berarti yang menentukan sifat pribadi seseorang, hanya HATI terdalam yang tahu pribadi seseorang. Usah dirisaukan, melainkan syukurilah wajah ini dengan tawadhu.

Siti Ainiyah Hariz

Penulis adalah peserta kelas menulis Sagusabu MediaGuru Surabaya 3

14-15 Oktober 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post