Keduanya, pasangan suami istri tersebut merupakan perantau. Istrinya berasal dari Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur. Sementara suaminya berasal dari Provinsi Jambi. Akan tetapi ia pun berasal dari suku Jawa, tepatnya dari Kota Malang Provinsi Jawa Timur.

Zainal, suaminya bekerja di Kota Sukabumi. Sementara Dewi, istrinya sudah satu tahun ini menjadi ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Usia keduanya masih muda, akan tetapi pemikiran dalam mempersiapkan masa depan mereka benar-benar mengagumkan. Setidaknya bagi saya, tetangga dekatnya. Mereka selalu mengutamakan komunikasi diantara keduanya, sesibuk apa pun.

Sekitar satu tahun pernikahan, mereka dikaruniai seorang putra. Akan tetapi hanya tiga hari saja mereka merasakan kebahagiaan itu. Putra pertama diambil kembali oleh pemiliknya tepat satu malam sekembalinya dari rumah bersalin.

Walaupun saya belum pernah merasakan kehilangan seperti mereka, akan tetapi kesedihan mereka dapat pula saya rasakan.

Rasa kehilangan pada keduanya, sebagai orang tua tak membuat mereka terus bersedih. Saya dapat melihat bagaimana mereka tetap bersama untuk saling menguatkan.

Sekitar tiga bulan dari kepergian putra pertamanya, Dewi lalu mengisi waktunya dengan menjadi guru di sebuah sekolah swasta, sebelum akhirnya kini menjadi ASN di Pemda DKI Jakarta.

Karena tempat tugasnya, maka Dewi pun memutuskan untuk ngekos di Jakarta. Sepekan sekali ia pulang ke Sukabumi.

Ahad kemarin saya dan keluarga mengantar pasangan suami istri yang masih muda ini pindah menempati rumah baru mereka di Kota Bogor.

Satu tahun hanya diakhir pekan bersama cukup memberi pelajaran bagi mereka. Bahwasanya akan lebih baik bagi mereka jika terus bersama. Walaupun untuk itu mereka harus menuju kantor masing-masing di dua kota yang berbeda, yang tentu saja memerlukan pengorbanan waktu dan tenaga ekstra. Dari kota Bogor suaminya menuju Kota Sukabumi, sementara Dewi istrinya harus menuju kota Jakarta. Hal ini mereka lakukan agar dapat tetap berada dalam satu atap, sebagai suami istri. Tentu saja ini pun dilakukan agar mereka juga dapat selalu saling memberi kekuatan, dan semangat satu sama lain.

#Tantangan Gurusiana Hari ke-56