DUKA ITU KEMBALI HADIR (11)

******************

Dengan penuh kesabaran, Mas Sogan menjalani kehidupan rumah tangganya. Kerja keras dan usaha yang dilakukan memang tidak semuanya mulus. Ada kerikil-kerikil tajam yang harus dihadapinya. Begitu juga dalam menghadapi orang-orang yang ia temui setiap hari pasti ada yang setuju dan tidak setuju terhadap keputusan dan hal-hal yang telah dilakukannya.

Apalagi kini masjid yang sudah kian maju dan menjadi semarak berkat sentuhan tangan dan kerja keras Mas Sogan, tentunya banyak yang memuji hasil kerja kerasnya tapi ada juga yang masih berkomentar kurang baik dengan semua yang dilihatnya. Namun, semua itu dijalani Mas Sogan dengan penuh senyum dan penuh kesabaran karena ia yakin pujian manusia tidak akan memuaskan hatinya. Mas Sogan hanya berharap apa yang dilakukannya bisa berbuah kebaikan untuk orang banyak.

Dengan kehidupan rumah tangganya yang terkadang kurang harmonis juga semua dihadapi dan dijalani dengan penuh kesabaran. Kehidupannya yang tidak dikarunia anak pun sudah ikhlas ia jalani. Baginya amanah yang diberikan jauh lebih besar untuk memikirkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Baik dengan istri, adik-adik, kakak-kakaknya, maupun kepada masyarakat sekitarnya.

Sinta semakin merenungi sekarang, setelah kepergian Mas Sogan bahwa apa yang telah dilakukan Mas Sogan dahulu sungguh begitu mulia. Tak terasa air mata pun menetes membasahi mukena yang dipakainya.

“Ya, Allah. muliakan kakak hamba dengan limpahan rahmat dan kasih sayang-Mu. Berikan kenikmatan dalam surga-Mu dan kumpulkanlah kami kelak bersamanya, juga bersama orang tua hamba dan bersama orang-orang pilihan-Mu.”

*********

Jakarta, 21/2/2023

#30 (T.770)