Siti Bahriah

Belajar membaca & menulis lagi dan terus... bismillah! ...

Selengkapnya
Navigasi Web
GRUP KELUARGA

GRUP KELUARGA

 

GRUP KELUARGA

Bulan ini adikku yang ke-6 mendapat giliran penyelenggaraan acara rutin arisan. Adikku ini punya nama panggilan ‘Zaen’ dan baru mendapat momongan lagi yang diberi nama ‘Keiz’.

“Kakak-adik, mohon perkenan tentang acara kita bisa dilangsungkan di pekan ke berapa?” tanya Zaen yang rencana sekalian mengadakan ‘syukuran/ aqiqah’ atas kelahiran putranya yang ke-4.

“Kapan saja kami siap!” ujar kakak yang sulung.

“Idem…!” respon adik ke-3 dan ke-4.

“Saya upayakan hadir!” balas adik yang ke-7.

“Kami siap juga in sha Allah sehat semua!” jawab adik bungsu.

Aku sebagai putri ke-2 selalu open heart kalau buat keluarga. Moment yang selalu memberikan kesempatan lebih banyak menjalin kebersamaan, lebih memperkuat ikatan emosianal antar adik-kakak, anak-anak dan sepupu-sepupu, terlebih dapat menciptakan ‘quality time.’

Keluarga bak sorot mata yang sarat dengan binar cinta. Keluarga adalah sumber segala energi dan motivasi. Aku bagian dan berasal dari keluarga banyak yang telah beranak pinak,  keluarga besar ini memberi label grupnya dengan nama ‘el-Musri’. Kata el adalah sebuah idiom definitif yang dimiliki hanya oleh ‘paduan nama bunda dan ayah.  Terlahir dari keduanya 8 anak kandung, sejatinya terdiri dari 4 putra dan 4 putri (1 putri bungsu telah berpulang, allahummarhamha). Dari 7 anak yang ada telah terlahir 20 cucu, namun 2 cucu senior ke-2 dan ke-3 telah berpulang ke rahmatullah, yang ada kini 18 cucu-cucu, terdiri dari 8 putra sholih ganteng-ganteng dan 10 putri sholihah cantik-cantik, serta alhamdulillah semua sehat.    

Cuaca sangat bersahabat, sangat mendukung dalam melancarkan acara sederhana itu. Acara inti di kesempatan ini dipandu oleh ‘abah’ sapaan akrabnya  jikalau beliau sedang ‘ngampus’.

“Mari kita mulai acara spektakuler ini dengan lafaz basmalah bersama-sama!” ajak abah kepada hadirin.

“Bismillahirrahmanirrahim…!” jawab jama’ah serempak.

“Acara kedua, sambutan tuan rumah!” Abah mempersilakan shohibul baiyt.

‘Acara ketiga, taushiyah ‘ibunda/neneknda’! Abah mempersilakan tempat buat nenek tercinta.

“Acara keempat, penyampaian ‘pesan’ bergilir yang kali ini disampaikan oleh kakanda yang pertama.” Abah menyilakan waktu untuk kakanda.  

“Acara kelima, do’a untuk alm.ayah, alm.adinda, dan do’a untuk cucunda-cucunda yang sedang menempuh studi.” Abah menyilakan kakandanya yang ke-4. 

“Terakhir sebagai penutup, mari ucapkan syukur alhamdulillah bahwa acara telah dapat berlangsung dengan baik!”    

Sederhana namun bagi kami memiliki nilai sangat penting. Di balik kegiatan bulanan itu terdapat konten kepedulian untuk kerabat terdekat. Karenanya kami sangat menantikan bahkan alhamdulillah semua memperjuangkan keberadaan wadah ini.  Karenanya, memaknai rangkaian program ini tidak hanya bertarget ceremonial, namun lebih dari pada itu kami amat menghormati ‘ibunda’, kesempatan emas kami ‘mengasuh’ beliau di usia ke-74 nya. Kami bersyukur, ibunda tercinta masih diberi kesempatan menikmati situasi dunia indah ini, maka keberadaan whatsapp grup keluarga menjadi wadah berkah.   

Sessi selanjutnya adalah ramah-tamah dibersamai dengan hidangan yang maknyus. Semua saling berbekal makanan kesukaan dan masakan khas masing-masing, mulai dari display paduan makanan ringan hingga masakan berat nasi kuning, nasi gonjleng, ikan goreng kering, balado jengkol, ikan asin, urab, ayam dan tak ketinggalan gulai kuning kepala ikan kakap, lomak rasonyo.

Mentari makin bersinar terang, burung-burung di samping rumah bernyanyi dendang, angin sepoi dari pepohonan tinggi berhembus agak kencang. Waktu makan nasi siang sudah menjelang. Semua hidangan telah sukses memancing aroma lapar. Antrian untuk mendapatkan makanan dimulai dari deretan yang paling senior, yaitu nenek. Special buat nenek selalu diberikan layanan prima, kali ini yakni cucu ke-1 yang mengambilkan piring dan isinya plus minumnya. Tidak heran sebenarnya setiap acara ini selalu semarak dengan aneka konsumsi yang istimewa.  

Alhamdulillah makanan ini melimpah sekali, semoga berkah buat tuan rumah dan kita semua ya!” harapan nenek.

Barokallah ya dede Keiz.” do’a nenek dan semua buat de Keizar yang baru bergabung di alam dunia di hari ke-12 nya.

            Tiba waktunya untuk bertransaksi bulanan. Terdapat beberapa item yang telah disepakati dan berjalan dalam kebiasaan kami. Pertama, pembayaran arisan sesuai kesepatan. Kedua, pembayaran kas keluarga sesuai kesepakatan. Ketiga, penyetoran dan penyaluran zakat-infak-sedekah keluarga sesuai kemampuan yang mana diperuntukkan bagi kerabat ayah-ibu yang kurang mampu. Alhamdulillah telah terlaksana kurang-lebih 5 tahun berjalan.

Acara santai, tak berandai-andai, cukup memukau dan singkat, hanya berdurasi 30 menit itu diputuskan H-2. Melalui whattsapp group, segalanya menjadi gampang. Dan perihal apapun dapat dilakukan serba kilat. Kami semua punya kesibukan yang bertubi-tubi, meski sebagian besari dari kami adalah pendidik di madrasah/ sekolah hingga Perguruan Tinggi. Maka kelebihan WAG, jika digunakan untuk tujuan kebaikan akan sangat membantu menjadi konektor amal jariyah, namun sebaliknya jika dimanfaatkan untuk hal negatif juga na’udzubillah amat mudah. Hal ini kembali kepada sikap dan mindset tentang urgensi pemanfaatan teknologi di era digital ini.  

Keluarga besar kami terdiri dari beberapa unsur dan kultur. Ada yang berasal Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat. Adapun asal orangtua kami adalah Sunda Banten tulen. Nikmat iman dan ketulusan menyatukan keberagaman ini dalam satu visi yaitu moment saling berbakti terutama kepada orangtua dan yang dituakan, dan saling menyayangi kepada yang yunior dan anak serta keponakan. Ada selingan ngobrol ke timur dan ke barat sekedarnya, namun tetep kembali ke suasana bersama lagi dalam saling sapa yang selalu diwarnai dengan saling kangen.

Inti dari setiap episode ini adalah do’a singkat: robbi hab li minassholihin (Tuhan anugerahkan kepadaku anak yang termasuk orang yang sholih) Q.S. As-shoffat [37]: 100. Cita-cita kami, tak ada harapan yang lebih penting dari orang tua kepada anaknya selain mereka memiliki kesholihan.

Setiap acara ini digelar serasa peristiwa ‘reuni’, sebab memiliki sensasi tersendiri, yaitu peluang pertemuan yang sangat menyenangkan. Adapun harapan dan impian jangka panjang juga terbersit di dada untuk tujuan ‘reuni keluarga’ di akhirat kelak in sya Allah dengan izin dan kehendak-Nya. Allah berfirman dalam Q.S. Ar-Ra'd [13]: 22-24 yang artinya "Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), yaitu Surga 'Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama-sama orang yang saleh dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan anak-cucu mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), 'salaamun alaikum bimaa shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). 'Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu".          

Demikian banyak jalan menuju keluarga yang damai, permai versi keluarga besar dengan melestarikan moment berbagi dan saling peduli dalam asah-asih dan asuh demi indahnya persatuan dengan harapan memanjangkan keberkahan. Wallahu a’lam!  

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post