Siti fathonah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Indahnya Perbedaan

Indahnya Perbedaan

Alex memasuki halaman rumahnya dengan langkah lunglai, tanpa semangat, tergores pada wajahnya raut kegelisahan, kecemasan, sedih berkecambuk menjadi satu asa. Ada apa ya, penasaran sekali Burhan melihat suasana yang tidak menyenangkan dengan karibnya itu. Tidak terlihat kegiatan apapun di rumah Alex, sepi sekali. Biasanya Rumah Alex tidak pernah sepi dari keramaiaan celoteh teman teman bermainku, yang tak lain adalah murid murid dari mama guru. Mama guru adalah guru kami di SDN Klamalu, Sorong, Papua Barat. Kami biasa memangil beliau dengan mama guru. Yah, bagi kami guru adalah orang tua yang pantas dan layak kami sebut “mama”. Ibu kami di sekolah adalah ibu guru yag mengajar dan mendidik kami di kelas, yang telah berbagi peran sebagi ibu bagi kami di sekolah. Bunda selalu mengajarkan pada kami anak anaknya, siapapun yang telah mengajar dan mendidik kami, adalah orang tua yang harus dihormati. Setiap ilmu yang kami dapat, adalah petunjuk dan arah dalam kami menjalani, menjalani serta menapaki kehidupan . Pesan bunda yang tidak pernah kami lupakan.

Rasa penasaran megantarkanku memasuki halaman rumah Alex. Buku buku berserakan di teras rumah Mama guru, gelas gelas kotor juga masih ada , bertumpuk dan berhamburan. Kemanakah mama guruku, ada apa mama guru. Sambil menunggu Alex, aku duduk di jiku teras rumah tempat favoritku. Biasanya, kedatangan kami di teras rumah akan disambut dengan senyum sapa dari mama guru dengan sumringah senyum dibalik deretan barisan gigi putih yang berkontradiksi dengan kulit gelapmu. Hatiku semkin berdebar keras, ada apa dengan mama guru. Ya Allah , Sang Penguasa dan Maha Besar, jagalah mama guruku. Bunda juga mengajarkan pada kami untuk senantiasa mendoakan orang tua.

Setelah menunggu cukup lama, keluar juga Alex , menambah keherananku Alex sudah siap dengan ransel besar dan thermos air panas. “....Lex, mau kemana ? sapaku”. “ ... Mama Han, ada di rumah sakit Sele Be Solu “. “ ....Tanpa pikir panjang lagi, Aq ikut ya, kutemani kau ya? ....“ . Alex hanya diam tertunduk, kubantu membawa ranselnya sambil berjalan menuju jalan raya, menungu taksi yang akan membawa kami ke rumah sakit. Perjalanan bersama Alex yang biasanya selalu ceria, kali ini terasa hambar. Rona kesedihan, kecemasan tampak sekali pada wajah Alex karibku. Hanya ungkapan ringan yang terucap, “ malam ini saya bermalam dengan mama di rumah sakit.” “...Om Hengki kapan datang, sudah tahu belum Lex?.” Alex, Mama Guru dan Om Hengki tidak tinggal bersama. Kebetulan Om Hengki bertugas di kilang minyak di laut lepas, jadi dalam dua bulan, om Hengki mendapat cuti kerja dua minggu di darat bersama Alex dan mama Guru. Om Hengki Hindom adalah ayah Alex, sangat menyenangkan kalau om Hengki ada di rumah, kami puas bermain bola bersamanya.

Koridor rumah sakit kami lalui dengan hening tanpa suara sepatah katapun, kami larut dalam kesedihan. Di salah satu kamar Ruang Mawar, tergolek lemas, pucat dengan dialiri cairan infus . Sudah dua hari mama guru terbaring di rumah sakit. Ya Allah, sembuhkanlah Mama Guruku. Aq dan Alex hanya bisa menatap dengan sedih dan bingung. Tak terbayangkan Alex harus menemani mama guru bermalam. Tak terasa waktu ashar telah tiba, kutingalkan Alex dan mama guru untuk melaksanakan kewajibanku. Doa tetap kupanjatkan untuk Alex dan mama guru.

Usai shalat ashar, aq pamit untuk pulang, dengan berat hati kutinggalkan Alex berdua dengan mama guru. Tiba di rumah, Magrib sudah menjelang, aku bersiap siap untuk pergi ke mushola di dekat rumah. Lho, kok sudah menjelang magrib bunda tidak ada di rumah, biasa bunda selalu mengingatkanku untuk berjamaah di mushola, kemana ya bunda dan adik? Sudahlah, aq mau shalat magrib dulu. Tak lupa kunyalakan lampu yang biasa bunda lakukan. Keetulan ayah sedang tugas ke luar kota, jadi bunda sudah membiasakan tugasku menyalakan lampu di rumah. Selesai magrib aq lanjutkan membaca qur’an sampai menjelang isya, dilanjutkan lagi dengan shalat isya berjamaah. Selesai shalat terasa hati menjadi lebih tenang, semoga hari ini bisa kulalui dengan baik.

Di rumah, sudah kudapati bunda yang sedang menunggu kami makan malam bersama. Saat dan waktu terindah untuk berbagi cerita. Ikan goreng saus menjadi menu makan malamku , ditambah tumis kangkung dan tidak ketinggalan kerupuk. “ Bun. Maaf tadi kakak tidak izin, kakak antar Alex ke rumah sakit, lihat mama guru” sembari menyantap makan malamnya , Burhan melanjutkan ceritanya “ ... Mama guru sakit bun, sekarang Alex bermalam di rumah sakit “. Alhamdulillah nak, bagus kok apa yang kamu kerjakan, lain kali kalau memang penting dan mendesak, cukup tinggalkan catatan pada secarik kertas, taruh di meja kamar bunda. “ Oh iya ya bun, kakak gak berfikir panjang, tadi bunda cari cari kakak ya”. Anak Bunda insya Allah gak main sembarangan kok, sudah tahu tanggung jawabnya. Walau kelg Alex dan kelg kita tidak sama, baik suku, keyakinan, budaya tapi berbuat baik itu tetap harus dilakukan untuk siapa saja tanpa memandang dan melihat latar belakangnya. Ingat, berbuat baiklah tanpa pernah memandang siapapun, dimanapun dan kapanpun.

Catatan kecil dalam mendampingi anak anak. Dimulai dari keluarga inti sendiri, anak anak memang harus dibiasakan mau menerima perbedaan dan menghargai orang lain. Kita hidup dalam sebuah komunitas yang sangat beragam. Budaya, suku, keyakinan, pendidikan, ekonomi dan banyak hal lain lagi yang akan mempenggaruhi dan membentuk pola tindak, sikap, dan pola pikir kita. Jika anak sudah dibiasakan untuk bisa menerima perbedaan, menghargai kelebihan orang lain, memiliki empati dan banyak hal yang diperlukan dalam sekolah yang sebenarnya yaitu sekolah kehidupan pada msyarakat yang majemuk, niscaya akan terbentuk komunitas komunitas dari beragam keluarga yang lebih terbuka, menerima perbedaan, menghargai keragaman dan sederet karakter bangsa Indonesia yang mumpuni. Kita akan menjadi bangsa besar yang memilik sikap saling menghargai yang yang hakiki dan merupakan hak dasar individu manusia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post