Siti fathonah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Peluk Bunda

Peluk Bunda

S

elasar kelas kulalui sembari melihat pelaksanaan pembelajaran di salah satu sekolah/madraah binaan. Hari ini merupakan hari ketiga berada di sekolah/madrasah ini melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Pengawas sekolah/madrasah. Pembelajaran terlihat dinamis, ceria dan menyenangkan. Ada yang dilaksanakan di kelas, ada juga yang mengambil halaman sekolah sebagai tempat dan sarana belajar. Ruang guru, meja piket, kulewati tanpa ada sesuatupun yang aneh, semua biasa-biasa saja sesuai rutinitas yang memang ada.

Kelas XI IIS kumasuki dengan perlahan, tanpa mau mengganggu suasana belajar. Ibu Rina, guru ekonomi tengah bersama siswa untuk memulai pembelajaran pagi ini. Antusiasme siswa dibalut dengan kesiapan dan kesigapan guru membuat suasana belajar gaduh, dinamis dan menyenangkan serta terkendali dengan baik. Dinamika kelas sangat terlihat, langkah-langkah proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan guru. Kolaborasi pembelajaran yang indah antara guru dan siswa. Semoga pola pembelajaran seperti ini memang sudah menjadi kegiatan rutin. Belajar jadi tidak membosankan, tujuanpun tercapai, siswa bahagia.

Kelas sementara kutinggalkan sejenak, ada sesuatu yang harus diambil dari ruang guru. Telihat Ibu Tuti guru BK bersama seseorang yang tengah terisak-isak. Aku hanya melihat lewat ekor mata, tanpa mau mencampuri apa yang sedang terjadi, tugasku di kelas sebelah, bukan di ruang ini. Kembali ke kelas, melanjutkan tugas yang sempat tertunda. Usai sudah bersama siswa XI IIS, pembelajaran yang menyenangkan, efisien dan efektif.

Waktu masih ada sekitar 90 menit lagi, untuk selanjutnya bersama guru dan siswa di kelas X Ilmu-ilmu Agama. Sambil menunggu saat kunjungan ke kelas berikutnya. Ruang guru menjadi tempat tujuanku, sembari membangun dan mendengar cerita di seputar praktek pendidikan di sekolah/madrasah . Saat seperti ini juga kerap menjadi kesempatan emas untuk mendengar curhatan guru. Kusapa teman-teman guru satu persatu. Celoteh teman-teman dengan riang mewarnai suasana siang ini. Aku hanya duduk, menyimak cerita mereka. Energi positif selalu mengalir bersama guru-guru yang luar biasa, loyalitas, keikhlasan, empati, mau berbagi menjadi pakaian guru dalam mendampingi sisiwa. Terima kasih bapak dan ibu guru atas keja keras dan kerja cerdas untuk anak bangsa.

Bu Tuti menghampiriku , “ apa kabar bun, sapanya”. “ Alhamdulillah, jawabku. Semoga Ibu juga dalam kondisi baik-baik”. Oh, ada bu Odi juga bersama bu Tuti, guru muda yang aktif, selalu ceria, dan penuh tanggung jawab. Sudah lama memang kucari kesempatan untuk berbincang dengannya. Kusapa Bu Odi, “ apa kabar, sudah lama tidak ketemu ya”. Sapaanku belum terjawab, terkaget-kaget aku mendengar tangisan dan dekapan erat di pundaakku. Kudekap erat pelukannya, serasa membei kekuatan untuknya, kusapu pundaknnya denan perlahan. Kubiarkan dia menumpahkan semua kegelisahan, kegalauaan dan kekuatirannya. Di tengah tangisan dan dekapannya, terungkaplah ketakutan, kegelisahan dan kegalauannya karena belum menyelesaikan administrasi pembelajaran yang menjadi tugasnya sebagai pemenuhan standar proses. Apalagi akan dilakukan supervisi akademik olehku sebagai pengawasnya.

Semakin terkaget aku, ternyata mendengar namaku disebut saja dia sudah mulai gelisah, makanya setiap aku ada di sekolah, dapat dipastikan ada saja alasannya untuk tidak hadir di kelas. Keberadaaku di sekolah ini begitu menakutkan, bukan memberi manfaat. Seperti itukah pandangannya terhadap tugas kepengawasan yang melekat padaku. Pengawas hanya bisa menyalahkan, tidak memberikan solusi untuknya. “Aku benci bunda, aku gak suka, bunda jahat, aku tahut bunda”.

Setelah reda tangisnya, sedikit lebih tenang. Kuajak bu Odi duduk disebelahku. Dengan perlahan dan sambil cerita santai, kusampaikan salah satu tugas pengawas sekolah/madrasah sesuai dengan Permmenegpan RB No 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pegawas Sekolah dan Angka Kreditnya diperkuat dengan Permendikbud no 143 tahun 2014 yaitu melakukan pengawasan akademik pada sekolah/madrasah binaaannya. Dalam rangka melaksanakan supervisi akademik dilakukan pemeriksaan administasi pembelajarang guru, baik perencanaan, pelaksanaan maupun penilaiannya, juga dilakukan kunjungan kelas. Dengan spontan Bu Odi berujar, “ Tapi saya belum bisa bunda, saya tidak ngerti, saya bingung”. Dengan sabar kujawab pertanyaannya, “ jadi ini masalahnya, takut karena belum siap admnistrasinya, jadi gelisah, tertekan dan menghindar?”. Dengan lirih dijawab, “ iya bunda, maafkan Odi ya”.

Kubuka dialog bersama Bu Odi, “ Guru adalah pembelajar sejati, jika anda sebagai guru sudah berhenti belajar, tidak usah jadi guru, mundur dan behentilah”. Kekritisan yang menjadi ciri khas bu Odi mulai muncul. “Jadi saya masih boleh belajar bun, saya gak bisa buat RPP bun, bingung, susah”. Perlahan-lahan kuberikan pengertian, “ Pengawas adalah pendamping dan pembina guru, utarakanlah apa yang menjadi ganjalan kalian, diskusilah. Jangan pernah memandang dengan kacamata yang salah. Pengawas tidak diberi kewenangan untuk selalu menyalahkan, tetapi mengarahkan dan membantu bapak dan ibu guru, ayok kita belajar bersama”. Dengan tatapan mata yang penuh semangat “ Bunda, aku mau belajar, maafkanlah kesalah-pahamanku melihat sosok pengawas, ajari aku ya bun”. Binar-binar kebahagian tampak pada raut wajahnya. Kujawab dengan senyuman, “ ayok kita sama-sama belajar, tidak ada masalah yang tidak terselesaikan, kuncinya ada pada kita, apakah mau berubah, mau belajar, dan selalu dinamis”. “Bunda, aku mau peluk bunda, aku mau belajar, maafkan ya kesalahanku”.

Supervisi Akademik memang kerap menjadi momok bagi guru. Ketdakmengertiaan akan makna supervisi dan peran pengawas, menjadi ada kesalahpahaman. Untuk menghadapi beragam watak, karakter dan sikap guru, Pengawas tidak boleh menyamaratakan masing-masing individu dalam proses pembinaan dan pendampingan. Penguasaan akan latar belakang psikologis, pendidikan, ekonomi dan data pendukung lannya menjadi modal utama. Jika guru memperoleh kenyamanan dalam beraktifitas di sekolah, didampingi pengawas yang mampu mengarahkan dan memotivasi guru, siswa akan bahagia. Supervisi akademik menjadi sesuatu yang ditunggu, dirindu dan diharapkan kehadirannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dahsyat

12 Jun
Balas

Kerenn bun..,hanya ada beberapa tulisan yang masih ada Typo nya, setelah penulisan, dibaca ulang kembali, minimal mengurangi kesalahan pada penulisan. Semangatt berjuang ibu pengawas handal...

12 Jun
Balas

Benar Bu, fungsi editor nyagak jalan.p, langsung kirim saja . Terima kasih sarannya

12 Jun

Keren bunda,

12 Jun
Balas

Pengalaman yang berarti, Bu.

12 Jun
Balas

Betul sekali pak

12 Jun

Mantap bu Fatonah, pengalaman yg dikemas dalam cerita yanng indah

12 Jun
Balas



search

New Post