Pagi menyapa dengan senyumnya yang ramah. Tepat pukul 06.30 mobilpun meluncur ke juanda. Meskipun pesawat terbang pukul 09.00, saya mengawalinya. Perjalanan dari kediaman sampai juanda lumayan memakan waktu.Sekitar 1 jam dengan kecepatan rata rata 80 mobil pun sampai.

Lagi -lagi pemeriksaan berkas sampai empat kali. Karena pandemi maka banyak pintu yang harus dilalui yg berdampak pada bertambah waktu.

Akhirnya kelar juga semua urusan. Mata ini mencari gate 4 untuk Jakarta. Masih banyak waktu luang yang tersisa. Kucoba memanjakan diri untuk meneguk secangkir milo panas.

Dalam hati sempat tertawa. 35k. Yah itulah bedanya jika harus membeli makanan atau minuman ditempat yg seperti ini.

Sambil mengisi E-HAC kuteguk milo panas sepanas harganya ha.. ha.. . Hangat menjalar selurih tubuh. Alhamdulillah ....

Meskipun pandemi masih banyak orang melakukan penerbangan. Macam macamlah tujuannya. Ada yang silaturrohim, tamasya ataupun menjalankan tugas seperti saya saat ini.

Masih teringat jelas dua minggu yang lalu, tugas memanggil seperti saat ini. Pada malam itu di depan hotel terjadi demo besar besaran. Dari lantai 9 kucoba membuka jendela, ingin tahu apa yang terjadi. Kerumunan masa entah dari mana memenuhi jalan hingga lalu lintas terhenti total.

Suara tembakan gas air mata silih berganti .Teriakan orang bersahut sahutan membuat hati ini takut bercampur sedih. Mereka menyampaikan tuntutannya demi masa depan anak-anaknya. Entah dimana letak keslahan itu.

Hingga kini demo masih saya kerap kita lihat di media televisi. Saya hanya berharap sesegera mungkin ada jalan keluarnya. Demi kebaikan semua. Sedih rasanya melihat kejadian tersebut.

Kini saya datang lagi kr Jakarta. Dan berharap tidak ada lagi insiden seperti kemaren. Hingga harus tidak bisa tidur selama dua malam. Menjalankan tugas dengan aman, sehat kembali kerumah. Aamiin...