Siti Fatimah

Menjadi manusia yg lebih berati dg menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengapa Orang Butuh Menulis

Meskipun pena sudah jarang berbicara untuk untuk menemani tuannya menulis, namun menulis bisa tetap berjalan melalui transformasi teknologi yang kian masif.

Banyak aplikasi yang bisa digunakan menulis di dunia digital, misalnya, Colornote, WPS Office dan lainnya. cukup jemari saja yang menari diatas tombol - tombol keybord. Bahkan, hanya dengan berbicara ataupun bercerita, sang aplikasi akan siap menjalankan tugasnya dengan baik untuk mewakili jemari Anda. Begitu banyaknya kemudahan, kapan dan dimanapun Anda bisa menulis. Masihkah ada alasan Anda untuk tidak menulis?

Banyak sekali alasan mengapa orang harus menulis. Salah satunya adalah mengurangi beban yang dipikirkan. Dengan menulis hati lebih plog. Ini merupakan jenis terapi untuk menyelesaikan masalah yang Anda hadapi. Dengan menulis membuat Anda merasa lebih bahagia. Menulis membuat Anda sangat merasa nyaman. Berdialog dengan hati sangatlah luar biasa.

Tak jarang orang menulis karena memiliki kegundahan dengan masalah hidup. Dari masalah anak yang super nakal, suami sama sekali tidak romantis, orang tua yang keras kepala, terpuruknya keuangan keluarga yang berujung pada bertebarannya tagihan, menderita penyakit yang sulit disembuhkan, dan masih banyak lagi permasalahan yang menjerat kehidupan.

Problema hidup yang menumpuk dipundak, membuat Anda seakan tak mampu lagi untuk berdiri, sehingga menjadikan emosi manusia tidak stabil. Hal ini jika tidak segera ditemukan solusinya, justru akan berdampak buruk bagi psikologi seseorang. Jalan satu-satunya adalah dengan menuangkan permasalahan tersebut melalui tulisan. Dengan demikian suara hati Anda akan terwakili oleh tarian jemari untuk merangkai huruf demi huruf, kata demi kata hingga menjadi rangkaian kaliamat yang ayu.

Luar biasa bukan.?

Lantas apa lagi permasalahannya dengan menulis, dan mengapa Anda harus menulis buku? Mari kita simak sebuah hadis dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari). Sesungguhnya itulah sebabnya, kita memiliki kewajiban yang besar untuk berdakwa.

Berbagi ilmu pengetahuan melalui tulisan akan menjadikan ladang amalan yang tidak akan pernah habis, meskipun kita telah tiada. Banyak sekali ilmu yang bisa disampaikan untuk sesama, dari ilmu agama, ilmu ekonomi, ilmu kesehatan, ilmu kenegaraan, ilmu hukum, ilmu sains, ilmu hidup hingga kembali pada sang Kholiq.

Berdakwapun bisa melalui tulisan, maka menulislah meskipun seumur hidupmu hanya sekali menyelesaikan satu buku. Ungkapan ini mengajak kita secara nyata untuk bisa berbagi ilmu pengetahuan dan menebarkan kebaikan untuk sesama manusia. Melalui tulisan, akan menjadikan hidup Anda lebih berarti.

Pada dasarnya orang belajar menulis, belum faham kenapa ia harus menulis. Mereka cenderung hanya butuh ‘how dan what”. yakni ingin tau bagaimana (how) cara menulis, dan menulis tentang buku apa (what), atau sekedar ikut-ikutan saja, sampai pada berapa besar rupiah yang akan mengalir ke kantong dari hasil menulis. Jika demikian ujung-ujungnya hanya mengejar duit.

Terlebih pendidik, menulis sekedar mengejar tercapainya target demi terpenuhinya angka kredit untuk kenaikan pangkat dalam publikasi ilmiah. Namun seiring berjalannya waktu pendidik mulai menggeliat. Menulis merupakan bagian dari kewajiban sebagai pendidik tidak hanya sekedar menulis penilaian tindakan kelas saja.

Diawal pandemi banyak pendidik mengisi waktu luangnya dengan menulis baik dalam bentuk buku fiksi maupun non fiksi. Tidak hanya itu, pendidik dengan segudang kreatifitasnya menciptakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menyenangkan. Sehingga pembelajaran daring anti garing mampu dikemas dalam bentuk tulisan ataupun buku yang bermanfaat. Dengan tulisan mereka mampu berbagi. Itu merupakan salah satu alasan mengapa pendidik menulis

Coba amati ulasan diatas, dimana posisi Anda sekarang?

Sangat jelas sekali, mengapa Anda menulis merupakan ruh bagi seorang penulis. Yakinlah dengan memahami untuk apa Anda menulis, saat pertama kali masuk dunia menulis akan menjadikan buku Anda bernyawa.

Rugilah jika Anda menulis hanya karena berburu cara menulis dan apa yang akan ditulis. Terlebih jika menulis orentasi pada rupiah semata. Tanpa memikirkan mengapa dan untuk apa Anda menulis, akan menjadikan tulisan kurang bermakna.

Sekilas dunia menulis sangat menjanjikan jika berkiblat pada penulis yang sudah memiliki nama dikalangan pembacanya. Sehingga mampu menggugah adrenalin untuk mencari tahu bagaimana cara menulis dan menulis buku apa yang laku di pasaran. Hati-hati ini sudah masuk zona berbahaya.

Misalnya ada teman yang berhasil menjadi penulis terkenal. Bukunya laris dipasaran meskipun ia baru saja belajar menulis. Sifat manusiwi akan berbicara, salah satunya adalah keterampilan untuk selalu kepo (ingin tahu) melihat sesuatu yang dianggap luar biasa pada diri temannya. Tentu ada banyak hal yang akan ditanyakan. Diantaranya adalah bagaimana caranya untuk menjadi penulis yang dibanjiri rupiah dari hasil menerbitkan buku ketimbang menanyakan mengapa menulis. Memang benar tidak segalanya membutuhkan uang namun hidup butuh uang. Sebuah keinginan yang sangat logis jika ada yang merfikir tentang penghasilan dari menulis. Dan memang pada kenyataannya banyak penulis kaya dari hasil menulis.

Namun hindarilah keinginan tersebut, Karena itu merupakan kesalahan yang sangat fatal, jika menulis sebagai profesi yang menjanjikan untuk mendapatkan ketenaran dan keuntungan. Biarkan semua mengalir apa adanya. Nikmati saja perjalanan Anda dalam menulis. Pasti kelak akan indah pada waktunya. Jika semua ikhlas dijalani Insyaalloh rizki akan mengikuti Anda. Sebelum masuk terlalu jauh kenali diri Anda mengapa Anda menulis buku. Bukankah kesuksesan itu milik orang-orang yang mau berusaha. Yah tentunya berusaha mengenali diri mengapa menulis buku.

Menurut Tubagus Salim (2020 : 2) ‘’Disadari atau tidak, banyak orang ketika melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah menulis yang hanya fokus pada what (apa) dan how (bagaimana) bukan pada “why “(kenapa). Padahal untuk mendapatkan hasil maksimal faktor why menjadi penentu keberhasilan.’’

Menulis buku bukan sekedar menulis. Namun ditekankan pada mengapa Anda menulis dan untuk apa menulis. Dengan melalui tangga proses untuk menjadi professional, membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit agar bisa mengerti mengapa Anda menulis. Perlu digaris bawahi bahwa sebuah tulisan yang baik adalah hasil dari pikiran jernih dengan menanggalkan nafsu manusia. Pikiran jernih tentu akan menghasilkan pemikiran yang bijak.

Jadi sebelum menulis cobalah untuk berdialog dengan hati mengapa Anda menulis. Menulis dengan hati akan menghasilkan buku yang baik. Jika Anda sudah memiliki ‘’Why’’ yang sangat kuat, maka ide akan lahir bagai air yang mengalir. Apa yang Anda lihat , dengar, rasakan dan alami akan menjadi tulisan atau buku yang menarik untuk dibaca.

Selanjutnya bisa lewati proses dengan benar untuk menjadi penulis buku yang professional. Tentu Anda masih ingat bahwa proses tidak akan menghianati hasil. Menulis dengan hati bersih akan menjadikan buku yang luar biasa.

Jika Anda ingin berkarya maka tuangkanlah semua ide yang sedang menggelitik hati dengan kejernihan pikiran dan dilandasi kebenaran mengapa Anda menulis buku. Miliki alasan yang tepat untuk apa Anda menulis. Terapkan 2W + 1H (why, what dan how) agar menjadi penulis hebat yang bukunya selalu dirindukan dan dauber-uber oleh penggemarnya.

Seperti yang telah disampaikan oleh Bambang Trim(2018 : 8) bahwa ada lima sikap kenapa orang menulis. Diantaranya sebagai berikut:

1. Menulis sebagai hobi

Sikap ini terdapat beberapa orang tidak benar- benar menulis. Mereka hanya menulis ala kadarnya atau semau gue. Keterampilan menulisnya bukan dijadikan penyokong hidup atau penghasilan. Hanya sekedar senang nulis semata. Tanpa harus memperdulikan apa kata orang dengan hasil tulisannya. Dia benar-benar menikmati sendiri semua tulisannya. Bahkan cenderung tidak terlalu ambil pusing apakah orang lain mau membaca atau tidak. Maka orang seperti ini tidak suka berpayah-payah memahami proses, apalagi teori-teori menulis. Bagi sifat ini lebih pada kesenangan, tanpa aturan atau ikatan. Dan tulisan mereka adalah wilayah onotom mereka yang tidak perlu di ganggu gugat.

2. Menulis sebagai Pekerjaan

Pada sikap yang kedua ini mereka benar-benar menggantungkan hidupnya dari menulis. Baik hidup dari royalty tulisan maupun honor menulis. Saat ini banyak kita jumpai penulis mempromosikan bukunya di media sosial. Dengan hadirnya media sosial akan membuka jalan seluas-luasnya bagi penulis yang memiliki sikap menulis sebagai pekerjaan.

3. Menulis sebagai Pendukung Pekerjaan

Mereka menulis karena tuntutan pekerjaan atau karier. Pendidik, dosen, widyaiswara, dan peneliti adalah profesi yang harus menulis demi menyokong karies mereka. Terutama pendidik dan dosen. Memiliki karya tulis merupakan syarat mutlak untuk kenaikan pangkat. Jadi mau tidak mau pendidik harus menulis. Demikian juga staf humas, sekretaris, atau staf pemasaran yang harus menulis karena tuntutan tugas-tugas kedinasan atau bisnis.

4. Menulis Sebagai Aktualisasi diri

Menulis sebagai aktualisasi diri agar mereka dapat meninggalkan warisan ilmu pengetahuan ataupun agar dapat terus dikenang. Banyak contoh tokoh-tokoh yang telah sukses di berbagai bidang membagi pengetahuannya melalui tulisan. Dengan meninggalkan ilmu melalui bukunya, maka ilmu tersebut tidak akan pernah mati.

5. Menulis sebagai pelarian

Sikap yang kelima ini kurang pas untuk dicontoh dan harus dihindari. Karena menulis sebagai pelarian tidak memiliki (pilihan) pekerjaan lain. Rusaknya niat berakibat fatal. Jika hal ini terjadi maka yang akan diburu hanya berapa rupiah yang dapat mereka peroleh. Ataupun bagaimana caranya dapat cepat terkenal dengan menulis tanpa bener-benar mereka menulis.

Dari kelima sikap penulis tersebut diatas, dimanakah saat ini Anda berada. Mungkin Anda akan tersenyum sendiri memiliki salah satu dari kelima sikap tersebut. Kesalahan adalah manusiawi, namun kesalahan bukan pijakan untuk diperbolehkan berbuat salah lagi dan lagi. Dasari dengan niat yang bersih agar menjadi buku yang bermanfaat bagi orang lain. Yakini Alloh SWT akan mengganti semua usaha kita dengan rizki yang berlimpah. Sekali lagi usaha tidak pernah mendustai hasil. Menulis saja dan buktikan keajaibannya (Om Jay: 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post