Hidup memang penuh warna. Warna tersebut manusia ciptakan sendiri atas  rasa. Tak jarang warna yang kontras justru lebih disukai oleh banyak orang. Mengapa demikian?

Setiap manusia hidup tentu memiliki visi dan misi yang berbeda, oleh karena persaingan terjadi dimana-mana. Dari mulai cara halus sampai dengan cara yang kasar untuk saling menjatuhkan. Hanya satu kata bisa membuat manusia mampu untuk berbuat demikian , yaitu ‘’PUAS’’ memenuhi hasrat.

Anda mungkin sering mendengar, melihat bahkan mengalaminya sendiri. Anda berdiri diantara dua pilihan, keinginan dan kenyataan. Saat di bangku SMA/MA punya mimpi indah sebagai seorang desain grafis sedangkan orang tua menghendaki anda menjadi seorang guru, atau seseorang harus memilih jurusan yang tidak sesuai dengan  harapan lantaran peluang tersebut yang tersedia.

Jika keinginan dan kenyataan sudah berbicara, maka orang akan mengkambing hiramkan si nasib. Saat berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan muncullah dengan kata nasib sedang berpihak atau sebaliknya. Hampir keseluruhan yang terjadi selalu saja menyalahkan nasib yang terpaksa harus diterima.

Alloh menciptakan manusia penuh kasih sayang. Apa yang ada di bumi semua untuk kelangsungan hidup manusia. Selanjutnya tergantung manusia itu sendiri bagaimana mampu mensyukuri atas nikmat yang telah diterimanya. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?

Pernahkah anda tidak mengeluh atau komplin sama sekali sehari saja?

Mungkin pertanyaan ini sudah mengusik hati anda, yang selama ini merasa hidupnya selalu terhimpit. Terhimpit hutang, tugas atau masalah yang lainnya. Lalu apa yang membuat hati merasa selalu tidak puas? Kembali pada anda sudahkah kita ikhlas menerima dan menjalani semua yang telah dianugerahkan kepada kita.

Ikhlas sebuah kata yang bagai makanan ringan yang senantiasa menemani hari-hari kita. Namun ikhlas sendiri membutuhkan perjuangan yang luar biasa untuk mencapai ketulusan hati. Jika seseorang sudah berani mengucapkan kata ikhlas maka telah mengibarkan bendera ketulusan yang tak dapat di ganti oleh apapun.

Sementara kita sering mendengar, melihat juga menjalaninya, sehari hari masih ada saja keluhan tanpa terasa keluar dari lisan kita. Mengeluh adalah sebuah kelemahan. Jika anda sering mengeluh berarti anda sudah sabotase hidup anda sendiri. Mengeluh merupakan penyakit kronis  yang yanpa terasa menyerang hati.

Mari kita ingat apa yang sudah kita lakukan hari kemaren. Jika memang tanpa sadar keluhan  terucap maka, Beristigfarlah, tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan. Bersihkan hati dan pikiran kita. Yakini sesulit apapun hidup pasti ada jalan keluarnya. Seperti yang disampaikan oleh Gus Dur “ Gitu aja kok repot”

Cobalah untuk senantiasa berpikiran positif terhadap apapun yang terjadi dan siapapun. Dengan demikian anda akan merasakan sehat lahir maupun batin. Karena kesehatan sangatlah berharga jika dibandingkan harta yang melimpah.

Mungkin anda pernah mendengar cerita sosok lelaki muda dan tajir melintir( super duper kayanya), yang hartanya tak kan habis di makan selama 10 turunan. Namun harus menerima kenyataan umurnya tersisa 4 bulan saja karena sebuah penyakit?

Mari mencoba mulai hari ini hidup tanpa mengeluh dan selalu berfikiran positif! Selanjutnya terserah anda.

Salam literasi.