Rasanya ingin marah menerima hadiah mengejutkan. Bagaimana tidak naik tensi ini? Seisi rumah bau amis. Sisa daging tercecer di mana-mana. Di atas keset, di ruang tamu, di dalam kamar, bahkan di atas sajadah. Dan yang lebih membuat adrenalinku terpicu ketika seonggok kotoran bersarang di atas kasur. Ulah siapa ini?

Uhh.... sungguh hadiah yang sangat berkesan mendalam, hingga sulit melupakan. Pulang sekolah badanku basah kuyup, disambut dengan air kencing dan kotoran kucing di atas kasur. Apa makna dari semua ini? Apakah ini pertanda adanya berkah di hari Jumat? Aku hanya bisa mendoa semoga ini memang pertanda berkah. Aku hanya bisa mengucap istighfar untuk menenteramkan hati. Berkali-kali aku meminta kesabaran, agar emosi jiwaku terbendung.

Sempat kuumpat kucing--kucing yang tidak tahu terima kasih. Kucing rumahan yang setiap pagi, siang, dan petang berkeliaran, kelaparan. Sampai sesak dada ini menahan amarah yang memuncak. Tetapi akhirnya kusadari, bahwa percuma mengumbar amarah pada hewan yang tak mengerti bahasa manusia.

Kulucuti semua sarung bantal, guling, dan sprai. Kucuci semua bantal dan gulingnya. Kasur yang bau anyir dan pesing pun kuseret. Kusabun dan kusikat dibawah derasnya air hujan. Aku tak memikirkan berapa banyak waktu untuk membuatnya kering. Sehari. Seminggu. Sebulan. Yang terpenting bagiku menghilangkan jejak hadiahmu.

Cikfat. 26 Januari 2019