Siti Fatimah

Alumnus PPS UNNES bekerja di SMP 2 Kudus sejak tahun 1995 Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web

Memancing Air

September...oh...September. Karena panas yang sangat terik di bulan september, air sungai di depan rumahku menjadi kering, ditambah lagi setiap hari suara mesin diesel selalu tergiang tanpa henti setiap hari, membuat sungai depan rumahku semakin kering kerontang. Benar juga kata falsafah orang jawa "September, asat-asate sumber". Falsafah ini menyatakan bahwa bulan September merupakan bulan dimana sumber-sumber air dalam kondisi paling buruk hingga mengering.

Tidak hanya sungai saja yang kering, sumber air di sumur area kaplingan tempat tinggalku juga mulai ngadat. Jumlah air yang tersedia tia sebanding dengan banyaknya pompa air yang menyedot. Satu sumur disedot oleh lima pompa air, dan digunakan oleh delapan kepala rumah tangga. Sungguh kritis sumber air di area kami. seperti malam ini, saat aku sedang menyirami tanaman di depan rumah, tiba-tiba air berhenti keluar dari pipa.

"wah ngadat lagi pompaku." kataku dalam hati. Sebenarnya hal ini sudah sering terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini, pompa air kami berbunyi, tetapi tidak ada setetes air pun yang keluar dari kran.

Sebenarnya pompa air tidak ada permasalahan, pompa airnya masih berfungsi dengan baik, tetapi karena di sumur tidak cukup cadang air, maka pompa tidak dapat mengambil air ke atas.

Bila hal itu terjadi maka aku harus melakukan kegiatan yang disebut memancing air. Memang sepertinya istilah ini tidak lazim, biasanya kata memancing digunakan untuk memancing ikan, memancing kekeruhan, dan lainya.

Unrtuk melakukan kegiatan memancing air ini, pertama-tama kita harus membuka sekrup bagian atas pompa, kemudian ambil air dengan gayung dan tuangkan di lubang air yang sudah dibuka, kemudian hidupkan mesin pompa air sambil menutup lubang itu. Tunggu hingga terdengar suara air mengalir, dan bunyi pompa menjadi lebih keras melengking.

Tapi aku jarang menggunakan gayung untuk mengisi lubang pada pompa air, karena terlalu rempong. Kita harus bolak-balik mengambil air dan menuangkannya dalam lubang. Aku mempunyai cara yang lebih praktis untuk mengisi lubang tersebut, yaitu dengan meminjam selang dari tetangga sebelah, tancapkan di kran tetangga sebelah dan putar kran milik tetangga sebelah. taruh ujung selang pada lubang, tekan, tunggu hingga suara pompa air terdengar melengking.

proses memancing ini, kadang membuat kita tidak sabar, karena harus menunggu minimal lima belas menit, tapi terkadang hingga setengah jam pun pompa masih belum ada gejala mengangkat air. Bila hal itu terjadi, maka langkah selanjutnya adalah mematikan pompa air agar tidak terlalu panas. Untuk memperoleh air, cukup tancapkan selang dari kran tetangga ke kran kita, kemudian buka kedua kran tersebut. maka kita akan mendapatkan air dari tetangga. Beruntunglah aku,mempunyai tetangga yang baik, kami semua saling pengertian ketika diantara kami kehabisan tandon air.

Memancing air sekarang sudah menjadi kegiatan rutin ketika malam menjaelang, dan kami tidak risau lagi karena sudah terbiasa menghadapi, sudah menjadi pembiasaan, sehingga terbentuk karakter ora kagetan kagetan ketika pompa selalu berdenging tak henti-henti, dan tangguh dalam upaya memancing air.

Itulah pengalamanku selama musim kemarau, mari kita jaga kelestarian dan keberadaan sumber air kita, sebelum harga air lebih mahal dari harga emas.

Cikfat.17.09.2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post