Siti Fatimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Covid 19 ( Cerpen. Tantangan hari ke 8)

PENYESALAN

 

Pagi pagi di depan rumah tak setiap hari ada kecuali tukang sayur, lewatlah bapak tua pembawa alat sol sepatu. Uangku saat itu hanya Rp.50.000 tak pikir banyak langsung ku berhentikan untuk mengesol sepatu suami yang masih baru, agar awet biasanya sepatu barupun d sol dulu. Tapi disini niatku adalah ingin jadi pelanggan pertama.

Saat itu obrolan sekilas terjadi antara kami beliau tidak bisa pulang akibat pandemi COVID 19 ini, begitu pun pekerjaan nya yang biasa mangkal di terminal banyak pelanggan, di terminal sepi tak beroprasi, berimbas pada tak ada penumpang apalagi yang ingin sol sepatu ke beliau, terpaksalah harus berkeliling kalo istilah sekrang jemput bola. Ini juga menyebabkan ia tidak bisa mudik ke kampung halamannya di garut alhasil mau tidak mau tubuh tua nya harus berjalan jauh mmebawa alat sol berkeliling kampung di bulan ramadhan ini.

Sol pun selesai dikerjakan aku bayar dengan uang Rp.15.000 meskipun tadinya si bapak menawarkan Rp. 20.000 untuk jasanya. Tapi jiwa ibu-ibu yang suka nawar terkadang muncul sehingga disepakati harga sol Rp.15.000 untuk sepasang sepatu. Sebetulnya itu harga normal.

Malam pun tiba aku bercerita kepada suamiku kalau sepatu nya sudah rapih. Tentu saja perempuan yang punya koleksi kata kata setiap hari itu akan bercerita panjang lebar kepada suaminya termasuk kisah bapak tua tukang sol itu.

"Bayar berapa bun?" Kata ayah

"Rp.15.000, kan biasanya juga segitu" jawab ku

Ayah memberi saran

"Kalo bapak itu minta segitu kasih Rp.20.000 kasian puasa harus berkeliling, dan sekarang sedang ada pandemi jadi untuk sebagian banyak orang ini sedang susah."

Hati ku tertegun bahkna si bapak tadi meminta sejumlah uang Rp.20.000 malah aku masih tega menawar untuk jasanya padahal uang Rp.5.000 memang tidak begitu berarti tapi bagi si bapak itu mungkin sangat sangat berarti. Apa yang harus kulakukan bertemu lagi pun susah karena bapak itu jarang berkeliling.

Ya Allah aku menyesal

Kudoakan semoga bapak itu banyak pelanggan setiap hari nua aamiin. Mungkin hanya itu yang bisa kulakukan.

Kuceritakan semua pada suamiku. Semoga doa hal terakhir yang bisa membantu sesama.

Catatan:

Pelajaran untuk cerita pendek di atas ini teman teman semua ada baiknya mulai sekarang kita jangan menawar dagangannya orang kecil karena rupiah yang kita tawar pasti itu berarti bagi mereka kesecil apapun itu. Malah ada baiknya apabila kita punya lebih baik dilebihkan. Atau sekedar membeli dagangannya walapun tidak butuh karena kita bisa bagikan kepada yang lain.

"Jangan menawar dagangan pedagang kecil dan teman yang berjualan. OK!!!'

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post