Rasa Syukur, Allah Tak Pernah Ingkar Janji

Oleh: Siti Habibiyah

Cuaca hari ini masih dipenuhi suasana hujan seperti beberapa hari sebelumnya, bahkan juga dibarengi angin kencang dan ini sepertinya juga terjadi di banyak daerah di Indonesia. Dengan guyuran air hujan terus kulaju motorku. Meski telah kupakai jas hujan, tapi derasnya hujan dan banjir genangan air tetap membuatku basah kuyup, jas hujan tak mampu melindungi tubuhku dari guyuran hujan yang dahsyat itu. Hal seperti ini bukan hal baru bagiku, setiap musim penghujan kupastikan aku jalani seperti ini, bertarung dengan hujan, menjalani aktifitas pantang menyerah.

Sore ini di tengah guyuran hujan saat kulaju motorku, seraya menari kenangan ketika di musim yang sama saat putraku Fahmi masih duduk dibangku SD, di mana sering kami harus hujan-hujanan saat kujemput Fahmi pulang dari sekolah. Dan kejadian seperti ini selalu terjadi di setiap musim hujan. Tapi, yang membuatku terngiang dan menumbuhkan rasa syukur yang tiada terkira kepada Allah SWT hari ini adalah proses yang kujalani hingga aku pada posisi saat ini.

Tak terasa air mata terus meleleh tumpah ruah bersama air hujan, tubuh dan wajah yang sesekali terguyur dari air yang dihempas mobil. Kini anakku Fahmi telah kuliah pada semester empat. Tak terasa kurasakan rasa syukur yang begitu besar. Aku seorang ibu yang berstatus single parent sejak anak- anak masih kecil, serasa mendapat limpahan nikmat dari Allah yang tiada terkira. Aku yang seorang guru di sebuah madrasah tsanawiyah, dengan penghasilan yang pas-pasan secara matematika sulit aku bisa jalani ini semua.

Rasa syukur di ramadan hari ke-5 ini kurasakan nikmat yang tiada terkira. Aku diberi sehat dan kuat serta iman yang masih melekat. Aku masih bisa melanjutkan hari-hariku untuk menyelesaikan tugas-tugasku. Aku tetap diberi kesempatan dan kekuatan untuk terus menuntut ilmu, belajar Islam secara sempurna, Aamiin.

Kembali terngiang suasana ramadan, saat kebersamaan bersama kedua anakku Alfi Durrotul Laily anak perempuanku, dan Fahmi Firdausal Umam anak keduaku. Kembali menetes air mata saat sebulan yang lalu anak perempuanku Alfi baru saja menikah dan saat ini telah tinggal bersama keluarga barunya. Ya Allah, aku bersyukur dengan semua karunia ini meski ada kesedihan dan kesunyian setelah akhirnya kedua anakku telah belajar dan memulai hidup mandiri. Alfi dengan keluarga barunya, dan Fahmi tinggal kos di kampusnya.

Bulan ramadan, bulan penuh berkah, bulan penuh rasa syukur. Allah zat yang tak pernah ingkar janji. Di sepanjang waktuku, di tengah segala kelemahan dan keterbatasanku, Allah ijabah setiap doaku. Bagaimana Allah selalu memberi rezeki kepadaku dalam bentuk aneka rupa. Dikaruniai teman-teman yang baik, orang-orang baik dan juga sudara-saudara yang sayang dan peduli kepada saya. Yang paling utama, Allah selalu limpahkan kesehatan kepadaku sehingga semua masalah serasa ringan kujalani.

Ramadan ini, serasa ingin terus bersimpuh di haribaan-Nya, bersujud syukur atas segala karunia Allah yang tiada tara ini. Alfi anak gadisku yang telah menyelesaikan S1 nya di sebuah PTN di Jogja, sebuah perjalanan sulit nan pahit namun akhirnya semua terlampaui dengan segenap kesyukuran kepada Allah. Persis sebulan yang lalu Alfi resmi disunting dan menikah dengan lelaki pilihannya. Aku seorang ibu dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan antara senang dan bahagia namun juga ada keresahan tentang persiapan pernikahan. Namun kembali, Allah lah Sang Pengatur Segala. Di tengah segala keterbatasan saya, Allah mengirim jodoh untuk anak saya, lelaki dan keluarga yang baik dan sholeh. Semua keperluan pernikahan ditanggung oleh keluarga laki-laki.

Allah selalu mengabulkan doa hamba-Nya di saat dibutuhkan bukan di saat yang diinginkan. Doa panjang yang kadang serasa membuat putus asa, serasa Allah kabulkan tuntas di waktu yang tiada diduga. Aku yang nyaris lupa bahwa di tahun 2011 aku pernah mendaftar haji dari gaji rapelan TPP saat itu. Tahun ini aku mendapat panggilan haji untuk berangkat tahun ini. Ya Allah, betapa rezeki besar Engkau limpahkan kepadaku di waktu bersamaan. Saya nyaris tak bisa berpikir bagaimana aku harus jalani semua dengan segala keterbatasan saya, dan lagi-lagi pertolongan Allah selalu datang dari arah yang tak kita sangka. Ada sahabat baik yang membantu pelunasan haji, subhanallaoh kian dalam kurasakan kasih Allah padaku.

Hari ini Jumat 5 ramadan 1445H, kusempurnakan rasa syukurku kepada Allah SWT dengan tekat terus belajar, berjuang untuk selalu taat pada setiap perintah dan larangan-Nya. Malam ini di tengah kesendirianku, namun kurasakan bahagia dan rasa syukur yang tiada terkira, aku telah mengantarkan anak perempuanku pada kehidupan baru dengan keluarga barunya, dan anak lelakiku telah kuliah di PTN di Jember. Aku bersyukur diberi karunia anak- anak yang sholeh dan sholihah. Dan aku juga sangat bersyukur, Allah limpahkan nikmat kepadaku bisa menunaikan rukun Islam ke lima tahun ini. Dan yang tak kalah besar rasa syukurku, Allah memberikan kesempatan padaku di usiaku yang sudah setengah abad ini, aku yang semula sebagai guru swasta aku diangkat menjadi guru PPPK. Allah jawab semua doaku di usia yang entah untuk berapa lama lagi Allah memberi kesempatan hidup di dunia ini padaku. Rasa syukur yang tiada terkira untuk Allah zat yang tak pernah ingkar janji.

Jember, 15 Maret 2024