Tak terasa tahun pelajaran baru telah berjalan beberapa bulan, usaha demi usaha untuk mengatasi segala hambatan dan kendala selama pembelajaran telah dicoba dan di ujikan.

Kecenderimgan bahwa guru rumit belajar, siswa bosan belajar, orang tua yang tidak siap menjadi hal yang lumrah dirasakan. Ketiga pilar pendidikan tersebut harus bangkit bersama menjalani era baru di masa pandemi. Kebersamaan bangkit menjalani tantangan di masa pandemi menjadi awal dari usaha untuk bertumbuh bersama. Bertumbuh bersama melalui masa sulit ini.

Sebuah pendekatan pembelajaran yang memadukan antara virtual dan tradisional menjadi pilihanvsaat ini. Perpaduan antara 2 hsl tersebut kita sebut dengan Blended Learning. Atau dalam bahasa populernya adalah daring dan luring.

Namun blended learning ini ada yang esensi diperlukan untuk menjalankan yaitu kerjasama team guru. orang tua mapun siswa. Kolaborasi ini urgent dalam menggulirkan blended learnjng.

Langkah awal bagi guru adalah melakukan perencanaan bersama dengan team dalam jenjang kelas yang sama.Kemudian pelakasanaan,, dan evaluasi. Karena sesuai dengan namanya yaitu blended. Ibarat blender yang biasa digunakan untuk ngeblend beberapa buah.

Apa yang kita blend dari pendekatan blended learning ini?

Pertama adalah kompetensi dasar yang mendekati isinya/ kompetensinya baik dalam satu mapel maupun dalam lintas mapel.

Kemudian petakkan KD dengan modus blended yang akan digunakan. Ada beberapa modus yang akan digunakan dalam blended learning yaitu modul/ LKPD, wa grup, zoom meeting, proyek, video pembelajaran, home visit. Dengan enam modus tersebut kita bisa kelola bagaimana blended pembelajaran bisa kita manage. Memanage mudus bagian dari usaha bertumbuh bersama di masa pandemi ini. Bapak dan ibu guru dalam satu jenjang kelas berkolaborasi menyajikan bersama - sama dengan pembagian tugas yang diatur sedemikian rupa sehingga meringankan kerumitan kegiatan pembelajaran selama pandemi. Contohnys bila dalam satu jenjang kelas ada 4 rombel maka pembuatan modul bisa dibagi - bagi sehingga tidak memberatkan. Begitupun untuk pembuatan video pembelajaran . Bisa dibagi sesuai passion dan basic ilmu bapak ibu guru dalam satu jenjang.

Inti dari kerumitan belajar buat guru karena semua dikerjakan sendiri, dipikirkan sendiri bahkan jarang ada rutin/ membiasakan diri sharing moment bersama dengan rekan - rekan kerja yang sama - sama merasakan kondisi saat ini. Sudah saatnya semua open mind bahwa bapak ibu guru perlu sebuah team komunitas belajar yaitu rekan- rekannya sendiri di sekolah.

Keep spirit melangkah bersama rekan - rekan di sekolah.

Smoga menjadikan semua guru disekolah merasakan kebetsamaan yang menjadi motivasi melangkah terus dimasa pandemi demi dedikasi tugas dan amanah mencerdaskan anak bangsa tercinta.

KBB, 7 september 2020.