BELAJAR DARI FILOSOFI ROKOK LINTING
BELAJAR DARI FILOSOFI ROKOK LINTING
#TantanganGurusiana ke-297
Menurut sebagian orang Jawa, merokok adalah wajib. Bahkan merokok adalah sebagai lambang laki-laki sejati. Tapi entahlah itu hanya sebagian orang saja. Dalam kehidupan sehari-hari begitu pentingnya rokok yang selalu bersanding dengan segelas kopi “nasgithel, panas, legi, kenthel. Kopi panas, manis dan kental. Pemanisnya terkadang lebih nikmat jika memakai gula jawa alias gula tebu. Sambil menyeruput kopi sambil menggingit gula tebu. Dan ini juga menjadi kebiasaan ayah sebelum dan sesudah berangkat ke sawah. Tak lupa rokok tengwe, nglinting dewe. Bahkan di Jawa kalau bertamu sebagai suguhannya adalah rokok dan kopi.
Tembako dan cengkeh, masih menjadi komoditi teratas di daerah Jawa. Termasuk ayah. Di tepi pematang ditanami tembakau. Bahkan ayah merajang tembakau dengan alat yang juga dibuatnya sendiri. Besaran irisan sudah disesuaikan dengan keinginan, sehingga hasilnya juga sesuai dengan rasa yang diinginkan. Masih terngiang diingatan ayah memintaku untuk duduk di alat perajang daun tembakau, supaya alatnya tidak lari-lari. Alat yang menyerupai kuda itu dilengkapi dengan “gobet” atau pisau besar. Kami semua senang, selain bisa membantu ayah kami bisa sambilmain kuda-kudaan. Hasil irisan daun tembakau itu dijemur sampai kering. Setelah kering barulah disimpan dalam wadah yang aman dari lembab.
Ayah biasanya mencobanya dengan melinting atau membungkus tembakau dengan daun jagung yang sudah dibesut, dan diluruskan hampir menyerupai kertas. Barulah ditambah cengkeh, lalu dilinting. Dan ternyata setelah disulut dengan api, baunya juga segar. Lantas apakah ada nilai filosofis rokok linting dengan kehidupan kita sehari-hari. Betapa rokok linting mempunyai makna yang luar biasa.
Menghargai kreatifitas da membangun rasa percaya diri.
Berapa orang yang bisa menghargai kreatifitas, dan membangun rasa percaya diri. Percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan inovasi. Karena dengan prinsip menggantungkan diri kepada orang lain akan mematikan kreatifitas. Maka apa yang dilakukan adalah bukti dari rasa percaya diri. Selain itu keterbatasn ekonomi juga mengharuskan orang berbuat dan menghasilkan sesuatu.
Mengasah ketekunan dan ketelatenan
Tekun dan telaten adalah sifat terpuji. Maka harus dibiasakan. Betapa tekun dan telaten serta sabar yang diperlukan untuk merajang daun dan melinting tembakau. Menggunakan alat juga harus mahir, harus berhati-hati. Jika tidak sabar dan telaten, barang kali bukan daun tembakau yang diiris, bisa jadi tangannya bahkan kaki anaknya. Begitu juga dalam hidup, sabar, tekun, telaten harus senantiasa menjadi kebiasaan. Bukankah di dalam kehati-hatian adalah keselamatan, dan di dalam ketergesaan adalah penyelasalan.
Menghargai dan mensyukuri hidup
Betapa menikmati rokok linting adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Ketika merasa nikmat itulah sejatinya kenikmatan. Hidup harus senantiasa dinikmati, bukan dikeluhkan, jalani, lakukan dengan sepenuh hati, insyaallah kenikmatan abadi yang kita rasakan.
Begitulah ada sebuah pelajaran berharga dari rokok linting. Walaupun sebagian orang tidak suka meroko, mau tidakmau ada nilai filosofis yang terdapat dalam rokok linting. Kalau tidak suka merokok minimal nilai positifnya yang kita ambil. Semoga kita tetap menjadi prang yang sabar, dan selalu menyukuri nikmat Allah SWT. Aamiin.
Disaat badan mulai minta jatahnya. Panas demam, setelah kehujanan.
Pekanbaru, 30 November 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selinting rokok di tangan....huuup, serrru.Pokok e, keren dach. Syafakillah ya ustazah.
Wallahu Yashfiik Tadz...Fa syukron..
Hidup harus senantiasa dinikmati, bukan dikeluhkan, jalani, lakukan dengan sepenuh hati, insyaallah kenikmatan abadi yang kita rasakan. Sangat mencerahkan. Mantap
Terima kasih selalu penyemangatnya Bundaku sayang...Tulisan Bunda juga luar biasa.
Syafakillah.. Semoga segera pulih.. Banyak pihak yang membutuhkan sosok seperti Bun.. Jgn lupa tubuh ada saatnya harus istirahat. Salam Sehat.
Mantap salam LiterasiNikmat itu sesuai dengan selera masing-masing.
Betul Bunda. Terima kasih
Semoga cepat sehat Bu Irma. Istirahat yg cukup. Panas demam sj tulisannya masih menginspiratif. Kerenn dech
Terima kasih selalu penyemangatnya Bu Esi...
Mantab Bu Irma. Pelajaran dari rokok linting
Bagus bund. informasinya. . . tetap berbagi di segala kondisi, semoga cepat sembuh bund. Sangat, Sukses Selalu, ijin follow