H-638 Gurusiana

Benarkah kesendirian melanda seseorang seiring usia bertambah tua? Benarkah kebahagiaan itu hanya dirasakan saat usia anak-anak hingga dewasa. Sedangkan masa tua merupakan masa kesendirian?

Merujuk pada beberapa sumber, masa tua memang masa-masa seseorang merasa Mulu dijauhi. Mungkin karena faktor tak semenarik masa muda, atau merasa sudah tidak berguna karena tidak dibutuhkan lagi.

Sebenarnya mengapa kesendirian itu harus terjadi seiring bertambahnya usia semakin tua?

Menurut beberapa sumber diperoleh keterangan bahwa kesendirian itu bisa terjadi pada orang yang memasuki masa tua karena beberapa hal. Di antaranya:

1. Pribadi dirinya sendiri yang membentuk opini bahwa kesendirian itu hal yang normal. Sehingga tidak ada masalah. Namun tidak dimungkiri bahwa ada kalanya seseorang merindukan canda tawa hingga rasa rasa Ndu itu membelenggu ingin bertemu. Namun, disadari berapa sulitnya menemukan kembali kerinduannya.

2. Masa dewasa segalanya berubah. Seiring berubahnya pandangan dan tujuan hidup. Sehingga jumlah kenalan atau sahabat pun satu-satu mulai merenggang. Karena memiliki tujuan masing-masing. Akhirnya semakin bertambah usia, sahabat terasa lebih menjauh.

3. Masa dewasa memiliki kesibukan berbeda. Ada yang masih bisa berinteraksi dengan teman atau sahabat tanpa mengganggu kesibukannya. Ada juga yangbsama sekali menghabiskan waktunya di dunia pekerjaannya. Seperti orang yang bekerja di suatu bank. Tentu waktunya terkuras untuk pekerjaannya. Hingga waktu untuk bertemu sahabat sangat terbatas.

4. Kesendirian juga bisa melanda setelah saling m miliki pasangan. Otomatis akan sibuk dengan oasangan masing-masing. Sudah kurang menghiraukan orang lain. Sehingga tidak salah jika pada momen-momen tertentu digagas untuk saling bertemu dengan cara mengadakan reuni.

5. Kesendirian juga bisa terjadi karena masing-masing memiliki pekerjaan di tempat yang jauh. Hal ini menyebabkan sulit untuk bertemu. Dipisahkan jarak yang jauh menyebabkan seseorang, sendiri menahan rindu. Kadang harus puas menerima kabar bahwa orang yang pernah bersama saling berbagi, telah berpulang mendahului. Hal itu tak jarang terjadi pada masa kesendirian yang dihinggapi rasa sepi.

Namun penulis percaya, kesendirian itu tidak akan terjadi, selagi kita masih berada dan aktif dalam suatu komunitas seperti komunitas menulis yang penukis ikuti. Karena setiap hari, teman makin bertambah. Tak peduli rambut di kepala makin berwarna.

Cilegon, 22 April 2024