Memintal Rindu Suamiku yang Pencemburu
H-191 365 Gurusiana
Memintal Rindu Suamiku yang Pencemburu
Selain itu, aku juga sama sekali tidak tertarik, apalagi mencintai, walau pun aku tak Membencinya.
Seringnya Deti bertandang ke rumahku, mengundang masyarakat bertanya tentang siapa Deri. Maklum keberadaan bapak sebagai tokoh yang dihormati untuk ukuran di kampungku. Mereka khawatir ketokohan bapak menjadi rusak. Aku sih tidak ambil pusing. Toh aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya.
Tanpa diduga, suatu itu kang Suma menemui bapak. Dia menceritakan bahwa Deri sebenarnya orang baik. Hidup dan besar bersama neneknya di kampung. Hanya sesekali dia menengok ayah ibunya setelah rujuk kembali. Karena awalnya ibu dan ayahnya bercerai. Lalu Deri memilih tinggal dengan neneknya.
Oleh neneknya itu lah Deri dimanjakan. Segala keinginannya selalu dipenuhi, hingga membentuk karakter yang kurang baik, memaksa dan kalau tidak, ia akan minggat.
Menjadi guru tidak membuatnya mengubah sikapnya. Justru menunjukkan sikap arogansi. Masuk dan pindah dari satu sekolah ke sekolah lain, bagai masuk ke rumahnya sendiri. Sesuka hati. Itu sisi jeleknya. Namun kalau sudah sayang pada orang lain, dia akan berkorban seperti untuk dirinya sendiri.
Kang Suma bukan saja menceritakan perilaku Deri, namun juga menceritakan bahwa Deri merupakan pewaris tunggal dari neneknya. Karena hanya dia yang mau tinggal bersama neneknya itu. dua adiknya yang lain tidak pernah mau. Mereka memilih tinggal bersama ayah dan ibunya di kota. Lho, kok bisa, pikirku. Tapi ah, itu bukan urusanku juga.
Lima bulan sejak Deri sering datang, bapak berkata bahwa keluarga Deri akan datang melamar. Aku tak bisa menyanggah karena apa yang diucapkan bapak bukan pertanyaan, melainkan pemberitahuan yang mau tidak mau akan berlangsung. Dan aku akan menjadi tumbal perjodohan para orang tua yang keinginannya harus selalu diikuti.
Apa yang akan terjadi, jika aku menolak lamaran itu. Mungkin yang paling tidak diinginkan bapak, adalah opini masyarakat bahwa ustad Karna marah karena Rahma anaknya menolak perjodohan. Membayangkan itu, aku akan dibenci bukan hanya oleh bapak, tapi juga oleh keluarga Deri. Aku menangis, namun hanya dalam hati. Hanya dalam hamparan sajadah tangis gelisahku tumpah.
Menyaksikan aku dengan wajah sembab, mama menenangkan. "Jangan banyak pikiran Rahma, siapa tahu ke depan lebih baik."
Aku hanya mengusap butiran bening yang menghalangi pemandangan ku. Akan sesuram ini kah masa depanku. Buat apa bapak menyekolahkan ku tinggi-tinggi kalau akhirnya hanya harus berakhir diujung perjodohan. Aku pun sebenarnya bukan tidak setuju dengan perjodohan ala Siti Nurbaya. Walau tak memaksa tapi harus dicoba. Masalahnya lelaki yang dihadapi adalah Deri yang miskin akhlak. Namun bagaimana lagi. Tak mungkin aku lari dari rumah. Sedang bapak seorang yang senantiasa memberi wejangan agar selalu taat kepada kedua orang tua.
Tak ada teman tempat mengadu, karena kak Mila pun selain jauh, tak bisa membantu. Dia hanya memintaku banyak bersabar.
Tiba hari lamaran yang ditentukan. Rombongan tamu dari pihak laki-laki tidak banyak, hanya sepuluh orang. Termasuk Deri yang berpakaian kemeja panjang warna biru dongker. Aku yang didampingi ka Mila, mengenakan gamis bermotif brokat warna salem menggamvarkan suasana hatiku yang hanya bisa diam.
(Bersambung..)
Ilustrasi gambar: MUSLIMAH-WEB.
Cilegon, 28 Januari 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren pisan teh.. Lanjuuut. Sukses selalu
Terima kasih Maa. Selalu hadir menyimak.. salam sehat dan sukses kembali
Aduh, kok Bapak tega sih? Ada rencana apa di balik ini semua?
Entahlah Tante..he he...Terima kasih selalu hadir menyimak. Sehat selalu
Wow stok cerpen sepertinya segudang. Gak ada habisnya. Selamat malam selamat beristirahat. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.
He he...meramu kisah dengan cerita diksinya. pak Dhe. Selamat berakhir pekan bersama keluarga tercinta.. sehat selalu selamat berbagi kebaikan kembali
Sukses selalu
Terima kasih Mas Bambag. Salam sukses kembali
Kisah yang keren bun
Hai . apa kabar... terima kasih hadirnya. Sukses ya .
Lanjut bunda...diksinya makin keren
Terima kasih Bang Dino. Salam sehat, sukses selalu
Jadi teringat masa lalu
Oh..punya pengalaman hampir sama.,Neng? Baarakallah
Siti Nurbaya masa kini
Ya Buu....he he...
Semoga setelah menikah Deri berubah next bunda
Ya semoga ya Bu..he he..
Smga Deri berubah jd baik ya, bund?
Semoga Oma. Terima kasih selalu hadir dan menyimak, Oma. Salam hormat, sehat selalu
Kisah yang menarik. Keren Bu Siti Jamiatu Sholihah
Terima kasih hadirnya pak Arif. Salam sehat selalu
Asyik, ada kisah baru. Awalnya sudah seruu nih... Ditunggu berikutnya, Bu. Salam bahagia.
Terima kasih Bunda..selalu hadir dan menyimak. Salam hormat. Sehat selalu
Semoga langgeng ya Deri...
Semoga ya, Bu guru cantik.. terima kasih hadirnya. Sehat selalu
mantap keren cadas... cerita keren menewen, di setiap zaman ada pelakonnya... salam literasi sehat sukses selalu Buwas Siti Jamiatu Sholihah bersama keluarga tercinta
Terima kasih telah hadir Pak Kepala...wilujeng berakhir pekan bersama keluarga tercinta. Sehat selalu untuk selamanya
Pilihan orangtua pasti yang terbaik untuk anaknya. Semoga kali ini pun begitu. Keren ceritanya Bunda.
Terima kasih hadirnya bunda. Salam sehat dan sukses selalu