H-119 365 Gurusiana

Menyisir Jejak Literasi Reuni Guru Penulis (6)

Emak-emak Saba Kota

Perhelatan Temu Nasional Guru Penulis tahun 2022, kepesertaannya didominasi oleh kaum hawa. Ya, emak-emak perkasa datang dari berbagai wilayah propinsi di Indonesia. Tidak terkecuali Propinsi Banten, dan khususnya Kota Cilegon.

Kota dengan peserta yang super mini ini (6 orang), kehebohan sudah terjadi sejak persiapan awal, mengalahkan kehebohan peserta yang jumlahnya ratusan.

Mulai dari membincang masalah kerudung yang cocok untuk dipadupadankan dengan batik literasi dan baju yang akan dikenakan pada hari kedua, chat pembahasannya berjilid-jilid. Bagaimana hasilnya, ya tetap berwarna bagai pelangi. Padahal pada kapal besar TNGP sudah jelas ditentukan. Begitulah emak-emak, sen kiri belok kanan.

Kota Jakarta, walaupun secara geografis merupakan wilayah terdekat dari Kota Cilegon. Namun dalam praktiknya, ke Jakarta bagai Komo, cuma lewat jalan Tol. Jadi kota di dalam Jakartanya itu sendiri masih merupakan wilayah asing, karena hanya wilayah wisata tertentu yang sering dikunjungi. Itu pun dibawa rombongan bukan pergi sendiri. Walau sudah dipermudah oleh jasa Google Maps. Tapi itu menjadi dasar keseruan emak-emak yang saba kota

Emak-emak pemberani itu melenggang ke gedung JCC degan penuh percaya diri. Mengikuti ceremonial acara TNGP di setengah hari pertama. Dilanjutkan dengan menjelajah pameran buku di sana.

Selanjutnya menuju Gedung Perpusnas RI, dengan menggunakan jasa Grab. Karena diantara emak-emak tidak ada yang paham akses menuju ke sana. Walau sudah diinformasikan bisa menggunakan MRT, namun tetep saja tidak berani. Alhasil, nyasar ke gedung Perpusnas di jalan Salemba, padahal yang jadi tujuan, Perpusnas Jalan Sudirman yang dekat dengan akses wisata ikon kota Jakarta, Monas.

Tak merasa khawatir, memesan grab kembali menuju gedung Perpusnas RI. Alhamdulillah,. Akhirnya tiba juga.

Emak-emak sumringah, karena baru kali ini menginjakkan kaki di Perpusnas. Lupa umur, jika sudah berkumpul dengan komunitasnya. Dalam berbagai kesempatan jeprat-jepret diabadikan. Termasuk di daerah salah tujuan. Keseruan terjadi tanpa beban. Walau beberapa pasang mata terlihat memperhatikan. Apalagi penampilan dengan memakai atribut Baduy mengundang perhatian. Emak-emak gak bisa dilawan.

Sayangnya setelah keseruan di Monas, tidak bisa melanjutkan ke Kota Tua. Karena hujan lebat. Padahal saya sendiri belum pernah ke sana. Namun jika berdesakan menggunakan payung, khawatir menambah pusat perhatian. Akhirnya batal dan harus cukup puas mengabadikan senja di Liberty Hotel, hingga pagi menjelang.

Kehebohan di hari kedua, diawali dari perjalanan mengunakan MRT yang juga untuk saya merupakan kali pertama. Hingga sampai di Gedung Kemendikbud Ristek RI, mengikuti acara yang super heboh. Para peserta mulai berbaur mengenal teman sesama penulis secara dekat.

Harus puas sampai di sini saja petualangan emak-emak ini, karena sadar harus menyiapkan energi untuk besok pagi melakukan aktivitas harian.

Mobil melaju dalam hujan, membawa berjuta kenangan yang tak akan lekang usia.

Cilegon, 18 November 2022