Siti Jamiatu Sholihah

Pengawas Madrasah (MTs) Kementerian Agama Kota Cilegon. Lahir di kota Garut, pernah belajar di IAIN SGD Bandung dan SMHB Banten. Pernah mengajar di MAS Assalam ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tajamnya Lidah Menoreh Luka

Tajamnya Lidah Menoreh Luka

H-864 Gurusiana

Rasulullah Sang uswah telah memperingatkan dalam salah satu sabdanya."Bukanlah umatku, orang yang tidak sayang kepada yang lebih muda dan tidak hormat kepada yang lebih tua" hadits ini mengisyaratkan bahwa manusia harus pandai membawa diri. Tidak perlu menyombongkan diri. Setinggi apapun jabatan, tempat kembalinya adalah tanah (kematian). Dan akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan semasa hidupnya.

Masyarakat Indonesia masih dalam suasana emosi, marah, mengutuk, atas apa yang dilakukan oknum petinggi negeri, utusan khusus presiden urusan toleransi beragama, namun faktanya masyarakat disuguhkan pada dagelan yang tak patut dipertontonkan oleh pejabat negara sekaliber stap presiden, yang dianggap perilakunya mulia. Apalagi mengatasnamakan ulama.

Kemuliaan itu akan terlihat bukan karena datang kepada masyarakat dikawal para pengaman negara. Atau datang dengan kendaraan yang sebagian besar rakyat tidak akan mampu memilikinya. Kemudian. Dari mulutnya keluar kata-kata kotor yang sangat menyakiti rakyatnya. Sungguh perilaku yang sangat tidak beradab. Tidak mendidik, dan tidak pantas dilakukan seorang ulama.

"Lidahmu pedangmu. Jika salah menggunakannya, Engkau akan celaka karenanya" begitu pesan sahabat Rosul, Umar bin Khattab. Mulutmu harimaumu. Jangan salahkan rakyat bila akhlaknya aneh-aneh. Karena dicontohkan oleh petinggi negerinya. Disaksikan para pendukungnya yang sama sekali tidak memiliki rasa kemanusiaan. Senang melihat rakyatnya diperlakukan demikian hina.

Jangan beralasan bercanda. Karena bercanda ada waktu dan tempat yang tepat. Serta sudah diperingatkan, segala sesuatu tidak boleh berlebihan. Luka ini mungkin tak termaafkan. Sekalipun Engkau telah meminta maaf. Tak akan mengurangi rasa sakit dan luka hati, yang ditoreh secara sengaja bukan pada tempatnya. Ingat, sunnatullah tabur tuai itu berlaku pada setiap perbuatan manusia, tanpa kecuali. (Tulisan ini renungan pengingat diri).

Cilegon, 5 Desember 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya Teh Eyang. Itulah mengapa pentingnya Adab. Ngaku berilmu, tapi punya adab, malah terlihat jadi sangat rendah... hehe. Sukses selalu

06 Dec
Balas

Betul banget Mas. Bahaya ilmu itu bila tergelincir dari pemilik ilmu sendiri. Itu karena mereka mengabaikan adab. Sukses kembali Mas.

07 Dec

Mulutmu, harimaumu... Semoga kita bisa menjaganya. Salam sukses, Bu.

05 Dec
Balas

Aamiin betul Bunda . Semoga selalu dijauhkan dari sifat sombong menyakiti sesama.

07 Dec

Video terpotong bund, seandainya netizen mengikuti pengajian dari awal sampai akhir maka kita tidak akan menjustifikasi satu pihak, salam sukses bunda

05 Dec
Balas

Saya menyikapi kalimat yang dilontarkan. Sekalipun bercanda. Sebaiknya menjadi teladan. Bukan kata-kata Bullyan.

05 Dec

Berilmu belum tentu beradab apalagi berdalih hanya guyonan.

05 Dec
Balas

Betul bunda. Menyakitkan

05 Dec

Seperti lagu "lidah memang tak bertulang"...... Mantap ibu

05 Dec
Balas

Begitulah Pak Doktor. ...

05 Dec



search

New Post