"pluk.."

suara selang infus yang sengaja aku cabut dari urat nadi tangan sebelah kiri terlepas.

"ibu...jangan dilepas" setengah berteriak suara perawat yang tiba-tiba masuk kamar dimana aku dirawat.

"ibu mau kemana.."

"aku mau pulang, aku tidak ingin disini..."

bergegas aku berlari.

malang, belum sempat kuraih pintu keluar, tiga perawat perkasa bertubuh kekar berhasil mangkap dan kembali memasung aku.

"lepaskan aku ! aku tidak gila"

aku menolak dan membrontak, aku tidak boleh terpasung disini aku harus bisa lolos dari tempat ini. Tapi sayang tubuh kecilku tak mampu menandingi tiga lelaki perkasa yang berseragam putih. Mereka sangat kuat dua orang memegang dua lenganku dan satu lagi memasang jarum infus ditangan kiriku, kemudian pergi meninggalkan kamarku

"tolong lepaskan aku...." aku merintih memohon pada perempuan berbaju putih yang belum berajak pergi.

"iya nanti kalau ibu sudah sehat ibu boleh pulang"

"aku tidak sakit sus..!" suaraku galak menjawab

perawat itu hanya tersenyum menanggapi marahku, kemudian meninggalkan aku setelah memastikan aku tak bisa melarikan diri lag.

yah sepulang dari pelatihan di Wisma P4G, aku memang berbeda, aku tak bisa memajamkan mata, aku tak bisa lepas dari laptop kecilku, aku keranjingan Gurusiana, sihir Bunda Isti seakan tak bisa hilang, suaranya yang lantang dan berpower seakan mengejar dan selalu berhasil menggiringku untuk kembali memeluk laptopku. magic pak Ikhsan begitu kuat melekat ..

"anda bisa..bisa dan bisa " begitu katanya. dan kalimat itu benar-benar terpatri dalam hatiku.

suami dan anakku cemas melihat perubahanku, mereka salah menganggapku sehingga mereka masungku aku disini, di Rumah Sakit ini.

......

be continue