NILAI PENTING TOLERANSI DAN MUSYAWARAH DI LINGKUNGAN MAHASISWA

Pada suatu hari di kampus Universitas Lambung Mangkurat terdapat beberapa orang mahasiswa yang masuk dalam tim sebuah organisasi sosial, yaitu Nisa,Cahyo,Gabriel,dan Alu. Mereka mendapatkan tugas dan membuat sebuah program untuk sosialisasi dan berbagi makan dan susu gratis di sebuah pesantren yaitu pesantren Al Falah. Suatu saat mereka sedang berkumpul melakukan rapat internal untuk membicarakan kegiatan tersebut.

Ketika rapat berlangsung Nisa sebgai ketua tim menyampaikan visi dan misi untuk kegiatan tersebut, kemudian terjadi perbedaan pemikiran antara Cahyo dan Alu, mereka mempunyai cara penyampaian sosialisasi yang berbeda untuk kegiatan tersebut.

Cahyo bersuara

“kenapa kita tidak melakukan kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan hanya dengan pengurus pesantren saja, karena kita dapat menghemat tempat dan waktu dan lebih inti saja”

Alu menanggapi

“Tidak bisa seperti itu kegiatan sosialisai kan harus dilakukan bersama semua warga pesantren agar kita semua dapat tau dengan kegiatan ini kita bisa saling sharing berbagi ilmu juga nantinya”

Alu yang menyarankan untuk kegiatan sosialisasi dilaksanakan bersama satu warga pesantren tersebut, dalam hal itu Cahyo dan Alu saling berdebat dengan mengutarakan maksud dan tujuan dari mereka masing masing.

Pada saat Cahyo dan Alu berdebat dengan pendapat mereka, Gabriel seorang mahasiswa yang merupakan Non Islam mencoba untuk berbicara

“Guys, mohon maaf sebelumnya aku tidak begitu mengerti sistem pengurus pesantren itu bagaimana,mungkin aku cuman bisa menangkap apa yang kalian maksud untuk acara ini dan posisi aku disini juga sebagai bendahara dalam tim ini yang mana aku akan menyusaikan biaya kita untuk kegiatan tersebut.” Ucap Gabriel

Kemudia Nisa sebagai ketua tim menjelaskan kepada Gabriel, Alu, dan Cahyo untuk kembali melihat visi misi yang akan dijalankan

“Teman teman sekalian sebelumnya untuk gabriel, sistem pengurus pesantren itu sama seperti pada umumnya saja dalam sebuah instansi itu ada ketua dan pengurus diberbagai bidang nya masing masing, Di pesantren terdapan banyak santri cowo dan santri cewe yang sedang belajar ilmu agama lebih mendalam lagi dan juga terdapat utadz dan ustadzah yang mendidik mereka.” ucap Nisa kepada Gabriel

“kita sebagai mahasiswa yang mempunyai hak dan kewajiban dalam berpendapat itu tidak masalah dalam hal berbeda pemikiran, kita sebagai mahasiswa khususnya tim kita bergerak di bidang social maka dari itu kepentingan di semua warga pesantren itu kita harus bertanggung jawab dalam kegiatan ini, sudah seharusnya kita saling sharing nantinya terhadap warga pesantren tersebut beserta jajaran pengurusnya.” Tegas Nisa kepada Cahyo dan Alu.

Mendengar pernyataan Nisa tersebut Cahyo,Alu,Gabriel mengahrgai dan setuju akan pernyataan yang disampaikan Nisa sebagai ketua tim.

Kemudian mereka sama sama meluruskan visi misi merka dan berunding terhadap apa saja yang diperlukan pada saat kegiatan berlangsung.

Pada Akhirnya, kegiatan tersebut berjalan dengan lancer dan juga Gabriel sebagai Non Islam menjunjung tinggi toleransi terhadap tim dan kegiatan di pesantren tersebut.

Menjunjung tinggi toleransi terhadap sesama dan bermusyawarah bersama dalam mencapai mufakat merupakan hal penting terhadap mahasiswa sekarang dalam mengembangkan jiwa jiwa pancasila, karena pancasila lah pedoman semua orang untuk bermasyarakat yang aman dan damai. Sebagai mahasiswa sangat penting kita menerapkan nilai pancasila tersebut.