Siti Khodijah Lubis, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dan Brown dan Simbol-simbol Berbalut Fiksi (1)
Sumber: Taupedia

Dan Brown dan Simbol-simbol Berbalut Fiksi (1)

Tantangan Menulis Hari Ke-26

#TantanganGurusiana

#ReviewFilm

Apakah kalian mempercayai bahwa Dajjal dan Illuminati berada di balik pandemik Covid-19? Kalau iya, dapat dipastikan kalian adalah penyuka teori konspirasi. Jika demikian, aku sangat menyarankan kalian menonton trilogi film berikut ini yang mengisahkan pesan-pesan tersembunyi di balik karya seni bernilai sejarah tinggi.

Ulasan pertama yang rencananya akan terdiri dari tiga seri ini menceritakan film yang diangkat dari novel laris karya Dan Brown berjudul sama, “The Da Vinci Code” (2006). Bercerita tentang ahli simbologi dari Universitas Harvard, Robert Langdon (Tom Hanks). Di film ini, Langdon terpaksa harus menyelesaikan kasus pembunuhan kurator museum Louvre, Prancis, Jacques Sauniere, yang ternyata merupakan Mahaguru Biarawan Sion, sebuah perkumpulan rahasia yang memuja symbol-simbol pagan dan -katanya- menjaga garis keturunan (Sangreal, Le Sang Real) terakhir Yesus Kristus.

Terpaksa, karena ia lah yang dituduh sebagai pembunuh Sauniere. Dibantu oleh Sophie Neveu, agen kepolisian divisi pemecahan kode sekaligus cucu Sauniere, keduanya berpetualang mengungkap rahasia terlarang yang katanya bisa mengguncang iman umat Kristiani itu.

Overall aku suka dengan plot yang ditawarkan filmnya, runtut dan ringan buat diikuti, terlepas aku benci banget sama pencahayaannya yang minim (entah tv aku yang minta ganti ke model LCD, kalik ).

Jalinan plot dr awal hingga pertengahan cukup sesuai dengan yang di novel, meskipun yhaa beberapa teori konspirasi soal lukisan-lukisan Leonardo Da Vinci (yang katanya anggota Biarawan Sion itu), sedikit mengalami penurunan porsi. Eh tapi ada penambahan porsi ding, pas di lukisan "The Last Supper", pas adegan Sir Leigh Teabing menjelaskan pesan-pesan tersembunyi Holy Grail yang lebih banyak mendapat porsi, dibanding yang ada di novel.

Oya, karakter sang tokoh utama pun sedikit mengalami perubahan dari yang versi novel dengan versi film.

Di novel, digambarkan kalau Langdon itu benar-benar doyan teori konspirasi. Segala simbol pagan disangkutpautkannya dengan agama lain, terutama Kristen. Sehingga aku kadang menyimpulkan kalau Langdon ini agnostik yang cenderung atheis bahkan anti-theis (yang mana teoriku ini kadang ambyar saat Langdon memuji keagungan Tuhan saat melihat cewek cantik plus pintar macem Sophie atau Vittoria. Hadeeh ... dasar lelaki! Men are men).

Di film, Langdon digambarkan sebagai seorang akademisi yang objektif, agak skeptis, bahkan toleran.

Lihat saja saat dia mempresentasikan soal simbol-simbol agama yang memiliki dualisme makna. Di sisi agama lain, suatu simbol bisa menyiratkan kebencian atau kejahatan. Sebaliknya, di sisi agama lain malah bermakna kesucian dan kesakralan. Langdon versi film menjembatani hal itu.

Bahkan, di film, Langdon mencoba menghentikan celotehan Teabing saat menguliahi Sophie soal teori konspirasi Sangreal di mansion-nya dengan mengatakan, "Leigh, belum ada bukti empiris mengenai itu."

Padahal yaaa, di novelnya, Langdon yang karakternya agak provokatif itu malah ikut mengompori Sophie dengan menambah-nambahi teori konspirasi lainnya. Hehehe.

Tapi bagus lah. Aku lebih suka Langdon versi film kalau gini, lebih kelihatan akademisinya dibanding yang di novel yang sepertinya lebih didominasi dengan teori konspirasi. Jadinya kok kayak profesor abal-abal aja. *eh

Aku juga suka ending film ini dibanding novelnya, di mana puisi terakhir yang terdapat di dalam lembaran papyrus cryptex Sauniere, memiliki dualisme makna, yaitu sejarah dan fakta apa/siapa Sangreal itu sendiri, sekaligus letak sarkofagus Holy Grail di masa modern ini. Sesuatu yang tidak diceritakan dalam novel. Wuih, keren banget imajinasi sutradaranya. *applause

Novel dan film ini katanya menuai kontroversi di dunia kekristenan, di mana disinggung bahwa Yesus adalah seorang suami dari Maria Magdalena dan seorang ayah dari putrinya bernama Sarah, yang dilahirkan di Prancis.

Gelombang boikot dari umat Kristiani dunia pun bermunculan. Pemuka agama Katolik mulai dari Vatikan, Amerika Serikat, Yunani, Filipina, India, Cina, Korea, Thaliand, dan India, mengimbau umatnya untuk tidak menonton film ini.

Sekte Opus Dei yang digambarkan sebagai salah satu pihak antagonis pun meminta pihak film membuat disclaimer bahwa film ini hanya fiksi, yang tentu ditolak produsen film. Film dan novel memang fiksi, kan? Memangnya kitab suci? *eh.

However, kalau kalian pernah baca novel TDVC ini, apalagi sampai berulang-ulang (akibat low budget sehingga gak bisa beli seri berikutnya, kayak aku, misalnya *curhat ), kayaknya kudu ngukuk, karena menurutku, jelas-jelas in some ways, Brown sering cockologi bahkan terkesan memaksakan teori-teori konspirasi buat mendukung keabsurdan ceritanya.

Misalnya, dia maksa memasukkan simbol-simbol pagan, dewa-dewa Mesir ke dalam ritual dan lambang-lambang Biarawan Sion. Lha, bukannya perkumpulan ini mau melanjutkan estafet keimaman Yesus oleh garis keturunannya –katanya, untuk apa juga dicampur adukkan sama simbol dan kepercayaan pagan macam pentagon (The Virtuvian Man), Dewa Amon dan Dewi Isis yang membentuk anagram L'Mona Lisa (oleh Da Vinci), dan sebagainya? Correct me if I’m wrong.

However, fiction is fiction. Harap dinikmati sebagai fiksi juga. Jika ada yang baik ya diambil, kalau ada yang buruk, silakan dibuang. Syukurlah, Om Dan Brown tidak dihukum mati in absentia sama Vatikan, kalau tidak, mungkin kita tidak akan bisa menikmati seri Robert Langdon lainnya macam Angels dan Demons, The Lost Symbols, Inferno, dan Origin, baik yang versi novel, maupun filmnya.

Tebing Tinggi, 31 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Barakallah.Semangat bun. Salam kenal saya dri Tg. Morawa

31 Mar
Balas

Aamiin ... terima kasih, Bun. Salam kenal balik dari Tebing Tinggi :)

31 Mar

Sinopsinya dibuat aja, jadi saya bisa baca di siji saja. Tidak usah nonton filmnya

01 Apr
Balas

Mana boleh begitu, Bu. Itu namanya "spoiler", haram hukumnya bagi penikmat film. Hahaha. Tonton aja filmnya lewat streaming, ya, Bu. Atau baca novelnya. Ada kok di aplikasi iPupnas.

01 Apr



search

New Post