siti khusnul khotimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR DI RUMAH PERTAMA  MEMANDANG MERPATI TERBANG
Foto : dokumentasi sendiri

BELAJAR DI RUMAH PERTAMA MEMANDANG MERPATI TERBANG

#TantanganGurusiana

Tantangan hati ke-71

BELAJAR DI RUMAH PERTAMA : MEMANDANG MERPATI TERBANG

Hari ini tanggal, 25 Maret 2020 suasana masih kondusif segar. Himbauan untuk diam di rumah belum sampai ada razia khusus. Informasi resmi yang ditanda tangani gubernurNTB tanggal 24 Marey 2030, sudah ada yang dinyatakan 1 orang positif, dan meninggal nol.

Swalayan dan pasar masih tetap diserbu konsumen. Hanya saja tidak terlalu padat seperti sebelumnya. Masalahnya warga tetap butuh belanja. Saya juga mampir membeli ikan di Labuhan Haji, setelah dari pasar Tanjung. Tidak sengaja orang di samping saya bercanda.

"Gimana kalau pasar tutup?"

Saya hanya menengok dan menjauh darinya. Tidak saya duga penjual ikan menjawab dengan tegas.

"Pingin sih saya diam di rumah. Makan, tidur, bercanda dengan anak-anak. Tapi tanpa keluar keringat tidak ada yang kami makan di rumah. Jadi kalau ini tutup saya tetap mau jualan."

Saya tak bisa komentar. Saya tatap satu demi satu para penjual yang di sampingnya. Mereka lesu seakan menyuarakan hal yang sama. Saya pun tersenyum dan membeli ikan kemudian meninggalkan mereka.

"Makasih ya Bik, rizki itu di tangan yang Maha Hidup. Tetap berdoa, semoga semuanya sehat." Saya keluar dari lokasi pe jualan ikan.

Di rumah memasak dan memantau anak uang asyik dengan laptopnya. Mereka sudah bermain di kebun, kemudian bertelekan di ruang baca. Satu laptop ditontop bersama. Rencananya mereka mencari cara cuci tangan dengan sabun dalam bahasa Inggris untuk dipraktekkan dan dibuat video.

Bukan sebuah kebetulan, postingan WA ada seratus lebih, dari beberapa grup. Pilih-pilih untuk membaca serius. Tiba- tiba mata tertuju pada video pemasangan garis polisi di sebuah tempat. Tempat itu diisolasi untuk pencegahan penyebaran virus korona. Anaj- anak menyaksikan video itu dan mulai enggan untuk ke luar rumah.

Biarlah alami tanpa dipaksa mereka paham mengapa mereka tidak sekolah hingga 14 hari, ya sekwk 16 Maret hinhga 28 Maret 2020. Empat belas hari itu, hari yang belum ada informasi lanjut sampai kapan mereka dirumahkan.

Ide yang belum tertuang dalam sebuah resolusi selama di rumah selalu bermunculan. Ada yang sudah terlaksana dan ada yang belum. Yang sudah terlaksa memerlukan kelanggengan untuk komitmen. Misalnya sholat tepat waktu, membiasakan doa pagi dan Menyediakan fasilitas cuci tangan di luar pintu gerbang, memudahkan fadilitas memnaca dan menulis dengan sarana prasarana yang ada, dan menjaga hati untuk damai.

Rumah tidak kekurangan penghuni hari ini. Meskipun satu sedang dalam penjemputan di pondok pesantren, karena ada informasi UN SMA ditiadakan. Penghuni di rumah saat ini saya sebagai ibu, mahasiswi , peserta didik SMA, SMP, dan SD. Sebuah peluang besar untuk tetap berlangsung pembelajaran setiap hari. Ya peluang yang harus direncanakan dengan bijak dan tidak ada yang jenuh atau bosan belajar.

Salah satunya semua dilibatkan bermusyawarah menentukan jadwal dan kegiatan tanpa tekanan. Syukurlah ini hari belum sempurna tersusun tetapi sudah bisa terbaca suasananya. Belajar tiga bahasa bisa juga. Berjemur di bawah cahaya matahari pagi berlangsung juga, bahkan sambil memandang merpati yang indah menari di udara. Merpati-merpati itu piaraan anakku yang SD. Di mana aku pernah memandang segi kotir fan nenghabiskan mskanan, tetapi kini membuka cakrawala. Menginspirasi sebuah pembelajaran.

Merpati yang terbang di langit biru. Teratur mengikuti arah yang sama dan tampang patuh pada komandan yang di depan. ini menginspirasi. Semua untuk patuh dan legowo pada pimpinan. Pimpinan yang bijaksana terbang menuju tempat yang memvuat semua selamat dan bahagia. Mereka bisa bertengger rapi dan indah sekali. Burung merpati mengajarkan kebersamaan yang hebat. Tidak terasa air mata inu menetes untuk berkata "dan nikmat manakah lagi yang aku dustakan? Rumah adalah sekolah pertama bagi semua penghuninya.

Hati ini lega dan ceria. Persediakan bahan makanan ada sampai besok pagi. Kini saatnya menyiapkan makan siang. Nasi putih sudah ada. Memasak bersama cukup gembira. Tumis jagung manis, sayur bening daun kelor, ikan semulu goreng, krupuk dan sambal menjadi pelengkap. Saatnya ada yang memiting jagung, mengupas bawang, memetik daun kelor dan melepaskan tangkainya.

Emmmm serunya bersama keluarga untuk keselamatan bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap cekgu,,tapi mohon maaf bulan dan tahun mungkin bisa di edit bukan 2030.

25 Mar
Balas



search

New Post