siti khusnul khotimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KARENA KEADAAN

KARENA KEADAAN

#TantanganGurusiana

Tantangan hari ke-80

KARENA KEADAAN

Setiap hari toa masjid masih memperdengarkan bacaan Alquran adzan dan iqomah. Namun entahlah berapa gelintir lelaki yang ada di dalamnya. Minimal satu yakni sang merbot. Masjid sebesar ini hanya dihuni oleh satu orang lelaki. Itu pun masuk saat- saat tertentu.

Di sebelah sana ada pengumuman dari masjid lain. Innalilahi wainna ilaihi rojiun ( diucapkan tiga kali). Disambung informasi kematian. Pelayat tidak lagi seperti bulan lalu, penuh lelaki dan perempuan. Tetapi hanya beberapa orang, padahal itu orang kaya yang banyak perusahaannya. Dia sakit biasa, tidak ada informasi terinfeksi virus covid 19.

Di ujung kampung ada pernikahan. Tidak ada terangga yang diundang. Tidak ada juga suara musik dan hiburan yang ramai. Surat nikah pun di selaiakan oleh petugas khusus. Sepi dari doa dan bantuan sesama.

Di sebelah rumah, orang berjualan sayur. Tidak semua dagangan bisa laku. Terpaksa dia buat makanan olahan dan sore hari dijajakan berkeliling.

Perubahan perekonomian bagi wilayah pinggiran seperti di dini mulai terasa. Mengutamakan kepentingan keluarga tampaknya lebih utama dari pada kebersamaan yang selama ini diserukan dalam. Pembelajaran nilai-nilai karakter.

Media sosial seru menjejali hal- hal yang membuat panik. Kematian yang tidak ada pelayat, bahkan tertolak prosesi penguburan jenazahnya oleh warga. Sementara realita rakyat sudah mulai kehabisan beras di rumahnya. Para youtober mulai melawak dengan berbagai adegan viral. Boleh jadi alasan memecah kepanikan boleh juga mengejar jumlah liker and sciber.

Para relawan swasta mulai meneteskan air mata, trenyuh hingga segera menggalang dana untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Meskipun sekedar menjaga rasa dolidaritas dan kedamaian sosial, mereka mengajak berbagi.

Rupanya sebagai warga negara, stay at home masih banyak yang bisa dilakukan untuk lingkungan. Memanfaatkan kesempatan untuk berkarya hingga dekat padanya. Karya nyata maupun sumnang saran gikiran untuk bangsa.

Stay at home bukan banyak makan dan banyak tidur, juga bukan stress. Bersihkan hati,bersihkan diri, bersihkan lingkungan, serahkan urusan pada ahlinya, dan tetap fokus pasa tugas dan fungsi diri.

Stay at home awal mula memperbaiki hubungan sesama dengan tanpa prasangka negatif. Tetapi lakukan semua atas dasar petunjuk. Sehingga tidak salah mengarahkan disinfektan pada sasaran. Dan guru pun paham bagaimana nanti penilai ujian berstandar Internasional akan diwujudkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post