#TantanganGuruiana

Tantangan hari ke-83

SERI BERKISAH

KEKUATAN DUA TOKOH

Saat Rasulullah Saw sakit, beliau tidak bisa menjadi imam sholat. Bahsa isaratnya menunjukkan hal yang luar biasa. Beliau menyampaikan perintah kepada Aisyah Ra, agar Abu Bakar menjadi imam shalat.

“Suruhlah Abu Bakar, agar ia memimpin orang-orang shalat.”

Aisyah ra segera menyampaiakan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menjawab agar Umar Ibnul Khottob mengimaminya. Maka Aisyah menyampaikankepada Rasulullah. Mendengar jawab tersebut Rasulullah mengulangi pesannya.

“Suruhlah Abu Bakar menjadi Imam Shalat!”

Maka Abu Bakar bersedia menjadi imam.

Tidak lama dari pesan tersebut ternyata Rasulullah saw meninggal.

Mendenagr kabar bahwa Rasulullah saw meninggal, kaum muslimin tidak mau kehilangan pemimpin walaupun satu hari. Suatu peristiwa mulai menghebohkan masyarakat terjadi. Segolongan kaum Anshor berkumpul di Saqifah sebuah tempat pertemuan mereka. Kegiatan ini bermaksud untuk mengangkat pemimpin. Mereka hendak melantik Abu Ubaidah Bin Jarrah sebagai pemimpin. Abu Bakar dan Umar bin Khttob yang mendengar kabar tersebut menghadirinya.

Dengan bijaksananya Abu Bakar Assidiq berorasi dan mengingatkan pesan Nabi saw. Bahwa Nabi tidak akan menyerahkan jabatan kepada orang yang meminta atau mengharapknnya. Kemudian Beliau memberikan pandaangan bahwa ada dua orang yang lauak dipilih salah satunya. Beliau angkat dengan kedua tangannya tangan kedua orang itu. Orang itu adalah Umar Ibnul khotob dan Ubu Ubaidah.

Umar gemetar dan tidak bersedia untuk dipilih dan Abu Ubaidah menangis merasa sangat malu. Umar memilih Abu Bakar, dan dalam waktu yang tidak lama kaum Anshor memilih Abu Bakar.

Masa pemerintahan Abu Bakar Asshidiq, kemelut mulai berkecamuk. Orang-orang non muslim sangat gembira. Mereka membuat keonaran dan yakin dengan tiadanya Pemimpin kaum mulimin maka akan berakhir pula ajaran yang disampaikannya. Mereka hendak merebut kepemimpinan dengan caranya dengan tujuan melenyapkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.

Orang-orang munafik berkesempatan memutarbalikkan ajaran, mereka yang baru masuk Islam banyak yang kembali murtad karena selalu mendapat pengauh menta maupun fisik dari kalangan semula. Sebagian mereka enggan membayar zakat. Sehingga menimbulkan pemikiran pada kaum yang setia terhadap Nabi.

Kengganan mereka membayar zakat di mata Umar adalah upaya menguji ketahan mental kaum muslimin. Mereka tidak perlu diperangi. Tetapi di mata Abu Bakar berbeda. Mereka yang tidak mau membayar akat karena sengaja memboikot berarti telah melepaskan sendi dasar-dasar Islam. Mereka meremehkan rukun Islam yang ke lima. Berati mereka harus diperangi.

Fikiran itu seakan menunjukkan bahwa Umar sangat tegas dan Abu Bakar sangat lembut. Tetapi dalam mengambil sikap di lapangan, ternyata Abu bakar akan menyamakan antara muslim yang tidak mebayar zakat dan non muslim. Sedangkan Umar tetap membedakan karena muslimin tersebut masih berikrar dua kalimat syahadah. Sehingga tidak bisa disamakan perlakuannya di masyarakat antara keduanya. Kesadaran kaum muslimin pun kembali pulih. Mereka menunaikan kewajibannya kembali.

Sikap ini menunjukkan kekuatan sesama muslimin adalah saling menguatkan. Sehingga mereka dapat terselamatkan. Oleh karena itu penting memahami sifat para tokoh untuk bisa saling melengkapai dalam mengambil kebijakan dan keputusan.