siti khusnul khotimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KELERENG BULAT

TantanganGurusiana

Tantangan hari ke-65

KELERENG BULAT

Hari keempat Kamis, 19 Maret 2020 anak-anak belajar tanpa di sekolah. Mereka sehat dan sumringah. Pagi tetap ke masjid sholat subuh. Doa pagi, membaca, kemydian mandi dan segera sarapan.

"Umm aku nasi goreng," pesan Faiz.

"Aku telurnya yang direbus." Sambung Abdillah.

Alhamdulillah yang lain tidak reques. Sarapan pagi bersama cukup ramai.

"Kapan Kakak Ida pulang?" Tanya Fatih sambil menambahkan nasi di piringnya.

"Insya Allah siang nanti turun dari pesawat terus naik damri, terus sore sampai rumah, doakan semoga sehat dan lancar perjalannya" jelas Mochtar.

"Aamiin." Suara hampir bersamaa terdengar.

Usai sarapan, rutinitas lain adalah membersihkan dapur dan halaman rumah serta mengurus cucian pakaian. Mrsin cuci tidak bisa diaktifkan karena air mengalir sangar kecil. Akhirnya mengerjakan yang lain.

Kedua orang tua berangkat bekerja. Anak-anak riang gembira. Laptop diaktifkan mengerjakan tugas. Yuup mereka tidak mau bergantian.

Maklum usia hampir sama ngalah itu bukan suatu yang menyenangkan.

Alhamdulillah, Fauz punya cara. Semua kotak mainan di teliti. Dia temukan kotak kelereng. Ya tiga kotak kelereng. Dengan bangga dia angkat. Akhirnya kakaknya tidak rela. Dan laptop gantian diberikan adiknya.

Sekitar pukul sepuluh Ibu yang dipanggil umi itu datang sengaja menengok anak-anak dan membawakan buah apokat.

"Wah kelerengnya bulat ya, asyik banhet menggelinding dengan terarah." Sapa ibu setelah salam kepada mereka.

"Umi... aku mau beli lagi kelerengnya." Pinta Fauuz yang kotak kelerennya hampir penuh.

"Itu sudah banyak. Dan bulat semua. Ada kelereng kotak?" Sahut Umi Faiz.

Semua tertawa riang. Dan Faiz tidak melanjutkan meminta membeli kelereng lagi.

Umi Cuci tangan kemudian menemani mereka beberapa menit.

"Habis betmain, cuci tangan denhan sabun dan boleh makan apokat tanpa di-mix ya." Kata Umi.

Mereka sangat suka de gan buah hijau yang lunak ini. Tetapi kelereng bulat menghalangi rasa itu. Sehingga mereka asyik bermain dengan si bulat yang digelindingkan dengan tekanan jari.

Umi pun meninggalkan mereka dengan tenang. Meskipun nanti pulang dari sekolah harus melengkapkan persiapan makan siang.

Pohon kelor yang tumbuh menghijau tidaklah sulit untuk dinikmati. Petik daun bertangkai, dan lepaskan dari tangkainya, siap disayur. Sayur 'kelak sia' = sayur bening bumbu garam saja tidak merepotkan. Itu ada dalam benak Umi.

Anak-anak tidak mepaskan kelerengnya. Kecuali Mochtar dan Abdilah. Berdua kesemparan khusuk di depan laptop. Melanjutkan menyelesaikan tugas.

"Beres deh." Kata Mochtar mengakhiri pengumpulan tugas di meja Umi untuk dikoreksi nanti sebelum dikirim ke Bapak Guru.

Meja makan kembali diekskusi. Buah buahan tersisa sedikit. Kue pun hanyz piring kosong. Orang tua tetap, bersyukur. Mereka sehat dan tidak mengajak ke tempat rekreasi. Meskipun tiap malan orang tua haris merangcang aktivitas yang tepat dan membah anggaran. Toh semua sudah tercatat di langit, tugas hamba adalah mengelola dengan bijak semua yang tersedia, sehingga kelereng bulat pun bisa menambah rasa bahagia bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post