siti khusnul khotimah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

NGRUMPI SEBENTAR

#TantangGurusiana

Tantangan hari ke-68

NGRUMPI SEBENTAR

Berjumpa dengan kaum hawa enggak ngrumpi seperti sayur kurang garam. Na ini ngrumpiku walau jaga jarak. Temanya sih berawal dari belanja, harga barang, terus cuci tangan. Laaa panjang belum stop bila saja anak anak tidak memanggil.

"Bu kok ngeri ya jadinya." Sela seorang ibu.

"Yakin lah Islam itu indah dan Allah tidak menyia-nyiakan amal kita." Sahut yang lainnya.

Waduh kalau ditulis isi rumpiannya lumayan juga bisa memotivasi mengkaji figh.

'Athohuru satrul iman' bersuci itu sebagian dari iman. Bersuci yang seperti apa? Mandi bersampo dan berdandan dengan aneka parfum? Oihhh tidak hanya itu. Ada hal yang mesti dipahami dengan hati yang legowo.

Bersuci atau thaharah itu ada dua seri yakni seri jiwa dan raga atau seri batin dan lahir. Jiwa itu bebas dari penyekutuan Yang Maha Esa. Lurus saja tauhidnya dengan full makna dari ungkapan Laa ilaa ha illa Allah.

Hal di atas perlu pembahasan spesial gak cuma pake telur rebus.

Nah yang berduci lahir ini aneh juga bagi yang gak pernah melakukan. Sempat ada pertanyaan salah satu dari mereka.

"Bu, mengapa orang mau tidur dan bersih dan cantik kok disuruh berwudhu?"

Enggak bisa dijawab dengan kaku. Karena pembiasaan itu lebih penting bagi mereka yang masih bajuhta (bawah tujuh tahun pemahamanya). Penjelasannya bisa santai saja.

"Seperti orang yang demam tinggi terus dibawa ke rumah sakit. Dokter memeriksa lidah, mata dan bagian dada terus memneri resep. Nan obatnya masuk lewat mulut. Alhamdulillah sehat."

"Iya ya, ada saluran dalam tubuh kita." Srorang ibu lain menyimpulkan sendiri.

Tidak berhenti di situ penjelasannya. Bisa seseorang berbicara dari berbagai segi. Segi keimanan kepada Yang Maha Esa dan juga segi kemanfaatan bagi manusia.

Wudhu bisa diganti dengan tayamum. Mandi juga bisa diganti dengan tayamum. Wudhu itu yang mesti terbasahi air dudah ditentukan dan caranya sudah terangkai dengan ketentuan. Ada yang popok dan ada yang sifatnya menyempurnakan.

Demikian juga mandi yang dumaksud sebagai bersuci itu ada tata cara yang terukur. Bukan asal nggebyur badan dan bersampo. Ada niat, ada berwudhu, dan ada urutan lainnya. Bersampo dan bersabun atau berendam bunga merupakan kebiasaan baik juga dilakukan. Tetapi dari rangkaian itu jangan tinggalkan yang pokok. Jika ditinggalkan namanya bukan bersuci, meskipun sudah bergincu tebal dan maching penampilannya. Tetapi bukan berari asal sudah yang pokok ya, karena tidan ada ajaran yang nengajarkan kucel dan apek.

Ha ha ha misalnya karena sibuk bekerja di rumah malah gak mandi dan bajunya daster kumal. Yee kan yang lihat di rumah itu tuan mulia kok malah sembrono ya. Enggaklah tetap rapi dan berdandan meskipun sambil cuci piring dan menyapu halaman.

Mereka tertawa dan fresh meskipun menyimpan sejuta kata.

Kembali bersuci seperti wudhu dan mandi, jangan abaikan membasuh daerah utama. Terus kaji ya tentang hal itu. Lakukan sesuai keyakinan yang ada dasar ilmunya. Jika berhadats besar tidak perlu menunda waktu. Segera bersuci. Jika berhadats kecil ada baiknya berwudhu meskipun bukan untuk melanjutkan shalat. Mau tidur dan jeda 'bersenang-senang' juga sensiknya berwudhu. Jika terkena najis segera dibersihkan. Karena pedih juga adzab orang yang memiliki percikan air kencing di bawa menghadap Yang Maha Esa.

Wah ternyata tahun 2020 ini ramai juga cuci tangan dengan sabun. Tentu saja karena ada hal pemicu. Nahh serius ini kita yang punya panduan berthaharah jangan sepelekan. Baca dan terus kaji sampai bisa menjalankan penuh nikmat. Betapa indahnya yang memicu kita berthaharah bukan sekedar virus. Tetapi sentuhan keimanan. Pasti melekat sepanjang masa. Bukan hanya dimotivasi alam yang telah menyapa dengan caraNya.

Setiap agama mengajarkan kebersihan, bisa jadi serupa. Tetapi yakinlah apa yang disampaikan Sang Pencerah bukan terbatas pasa logika, ada mana yang jauh di sana. Makna balasan sesudah dunia ini fana.

Jangan abaikan kepastian benar cara kita berthaharah. Termasuk mencuci bejana yang terjilat oleh anjing. Mulailah dari diri, keluarga, dan lingkungan. Terus biasakan hingga akhir kehidupan.

Lumayan juga obrolan mereka. Meskipun belum selesai mereka bubar dan tidak ada lagi suara di samping pertigaan jalan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Klo itu ngerumpinya sehat ya Bu...ada ilmu yg dibahas. Ngga ghibah ngomongin orang lain. Mksh artikelnya Bu..

22 Mar
Balas



search

New Post