#TantanagnGurusiana

Tantangan hari ke-86

EDISI BERKISAH

WARISANNYA ABADI

Keimanan Abu Bakar ash shidiq yang kokoh bukan tampak dari cara berfikir dan cara mengambil keputusan. Sang Petinggi itu bisa di saksisikan oleh siapaun. Dia memisahkan harta anatara kepentingan pribadi dan umatnya. Dia melakukan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga dengan berjualan di paar dengan sisa waktu yang ada. Beliau membagikan harta baitul mal kepada fakir miskin yang berberhak menerimanya. Beliau berjiwa besar dan jiawanya semakin wara’ setelah jabatan sebagai pemimpin diterimanya.

Sikapnya yang tegas, didasari taat kepada perintah Allah dan Rasulullah semata, membuat banyak keajaiban yang terjadi. Penampilannya menunjukkan wibawa batin yang luar biasa, meskipun semakin hari semakin kurus badannya.

Hanya keluarganya yang tahu persis, bagaimana dia jika di rumah saat sendiri. Dia sholat, membaca Alquran, dan berdoa sambil menangis. Rohaninya dan jiwanya menyimpan ketawadukan yang mendalam.

Kelebihan lainnya secara pribadi matanya sangat tajam. Dia bisa melihat kondisi seseorang dari pandangan matanya. Apakah saudaranya sedang bahagia atau tidak. Jika tampak memerlukan pertolongan dengan segera dia bantu. Jika benanya sangat berat dia pun tidak segan meringankankanya dengan berbagai cara.

Jika dia menyendiri tampak bibirnya komat kamit. Dan lantunan doa terulang bila didekatinya.

“Ya Allah, jadikan diriku lebih baik dari apa yang mereka duga. Dan berilah kemampuan bagiku mengenai apa yang tidak mereka ketahui. Dan jagalah aku dari siksa disebabkan ucapan-ucapan mereka.”

Beliau yang masa kecilnya bernama Abdullah bin Abu Quhafah, lahir tahun 573 M dan meninggal tahun 634 M ini, memberikan warna hebat dalam sejarah kehidupan manuia. Dua tahun beliau menjadi khalifah, berakhir dengan meninggal bersam sahabatnya Al Harist. Ya dalam kisah belau sebelum meninggal menikmati makanan yang diberi seeorang, dan dirasakan makanan itu terbuat dari daging dan beracun. Beliau berdua tiak bisa melawannya dan meninggal atas kehendakNYa.

Meskipun seorang kholifah di muka bumi yang menjadi orang kedua setelah Nabi Muhammad Saw di zaman akhir ini, dia meninggal pada waktunya juga. Warisan hartanya membuat Umar menangis. Harta warisan itu tidak bisa untuk menghidupi keluarganya. Padahal sebelumnya dia adaah saudagar yang kaya raya. Saudagar yang tidak berhenti melakukan usahanya. Jabatanya sebagai pemimpin umat tertinggi selayaknya memiliki jaminan untuk keluarga secara asat mata. Tetapi warisan harta yang ada bisa dihitung jari. Yakni seekor keledai yang dipergunakan untuk mengangkut air. Sebuah tong besar untuk memerah susu. Dan sehelai baju yang dipakainya untuk menjalankan tugas harian sebagai pemimpin.

Abu bakar tidak mewariskan harta benda, tetapi mewarikan kesetiaan kepada Allah dan Rasulullah saw secara nyata. Dan ini beliau impikan sejak sebeum masuk islam. Beliau ingin menenmukan sang pencerah dan ingin menyerahkan jiwa, raga, dan hartanya sebagaimana ajaran Sang pencerah yang ia temukan secara langsung. Dia berhasil menguatkan keimanan keluarga dan kaumnya sehigga mereka mampu mewariskan cahaya untuk penjuru dunia.

Kehadiran Abu Bakar Ash Shidiq telah menyelamatkan dunia. Dengan has sikap dan tauladannya setiap diri bisa menjadikannya sebagai cermin. Sangat tidak baik meletakkan keberadaannya sebagai sasaran kebencian. Beliau telah dinobatkan sebagia ahlul Jannah. Warisanya tetap abdi dan mengalir untuk kedamaian dalam kehidupan selamanya. Warisan yang diwarisi oleh pendahulunya yakni kitabullah dan Sunah NabiNya yang ia jaga.