Seperti biasa Wawan berangkat sekolah diantar oleh ayahnya.Tidak seperti kakaknya 2 tahun lalu yang bersekolah di sekolah ini juga.. selalu diantar oleh mamanya yang tampak keren dan trendy. Wawan anak yg sangat pendiam. Tidak suka bergaul seperti teman-temannya yang lain. Wawan lebih suka menyendiri. Tidak bersemangat dan sering tampak murung. Dari wajahnya terlihat ada bulir-bulir kesedihan yg terselip diujung mata polosnya. Sebagai guru di kelas aku selalu mengamati perilaku Wawan. Kucoba mendekati Wawan dan mulai berkata.. " Wawan... sudah selesai tugasnya" Wawan tampak kaget ..kemudian berkata sangat lirih.." belum bu"Memamg sedari tadi aku perhatikan.. Wawan tidak mengerjakan tugas yang aku berikan,tetapi hanya mencoret coret buku sesuka hatinya. kemudian aku bertanya lagi. "Wawan kalau di rumah suka belajar gak? .." suka" jawab Wawan pelan.. " Kulanjutkan pertanyaan brikutnya "sama siapa belajarnya.. sama mama ya?Tiba-tiba.... "Aaaaaaaaaaaaaaagh......" "aku benci mamaaaaaa" Wawan berteriak sambil berdiri...brak..!!!! meja belajar yang ada dihadapannya diangkat dan dilempar ke sudut ruangan.... dalam sekejap meja yg tadinya utuh dan tampak kokoh itu terbelah menjadi dua bagian. Kontan saja sesisi ruangan jadi kaget.. teman-teman Wawan tampak ketakutan.. mereka berhenti mengerjakan tugas ..ada yang hendak berlari bahkan ada yang menangis... kucoba menenangkan anak-anak didikku yang lain... tenang anak-anak.. gak ada apa-apa...jangan takut.. ayo duduk lagi.. lanjutkan pekerjaannya...cepat-cepat aku memeluk Wawan dan berusaha menenangkannya. Wawan berusaha berontak, tapi aku memeluknya semakin kuat..lambat laun Wawan mulai luluh dan aku bertanya lagi."Wawan sayang sama bu guru? "Sayang" jawab Wawan yang masih terisak.."Wawan sayang sama kakak dan ade? " sayang" jawab Wawan lagi. Kulanjutkan pertanyaan... "Wawan sayang sama ayah" tanpa ragu wawan menjawab" sayang" Masih ada satu anggota keluarga yg belum aku tanyakan.. "Wawan sayang sama mama?" tiba-tiba Wawan berteriak lagi "Enggaaaaaaak......!" aku kaget...cepat-cepat kueratkan lagi pelukannku pada Wawan. "Sabar sayang.... Wawan jangan berteriak ya..kasian teman-teman Wawan jadi takut." Kuusap kepala wawan dengan lembut.. Wawan tampak tenang dan isakan tangisnya sedikit demi sedikit berkurang.Aku heran kenapa Wawan sangat membenci mamanya. Dia akan langsung berteriak dan histeris setiap kali mendengar kata "MAMA" sejenis monster apakah sosok mama dalam fikiran Wawan... seorang anak kecil yang seharusnya dekat dengan mamanya, Tetapi wawan tampak mempunyai dendam kesumat... Ya Allah.... !!!Kucoba mencari tau tentang apa yg terjadi antara Wawan dan mamanya. Akhirnya aku tahu bahwa keluarga Wawan sedang menghadapi masalah keluarga yg cukup rumit.. mama Wawan melampiaskan kekesalannya pada Wawan..Wawan sering dipukul dan disiksa tanpa belas kasian.. sementara kakak dan adiknya tidak.. aku tidak tahu kenapa hanya Wawan yang menanggung derita itu...sang mama tidak bisa diajak bicara.. dia selalu menghindar apabila dipanggil ke sekolah untuk membicarakan hal itu...bahkan selama setahun Wawan bersekolah disini tak sekalipun mama Wawan datang ke sekolah...hanya Ayah, kakak dan adiknya yg sering terlihat mengantar atau menjemput Wawan.Akhirnya aku hanya bisa menitipkan wawan pada ayahnya..."Tolong lindungi Wawan ya pak...! Pintaku pada suatu siang... ayah Wawan tertunduk dan tak mampu berkata apa-apa. Hanya menganguk dan mohon pamit pulang"Dimana kamu sekarang nak...! Apa kabarmu hari ini?" Aku adalah bugurumu 25 tahun lalu....