Siti masitoh

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Sang Kiai Kembali (Tantangan hari ke 25)

Ketika Sang Kiai Kembali (Tantangan hari ke 25)

Seperti biasa untuk mengisi hari minggu hari libur dari kegiatan rutinitasku di sekolah, aku isi dengan kegiatan mengikuti pengajian di majlis taklim di sekitar rumahku. Pengajian ini rutin diadakan oleh ibu ibu disekitar rumah dan ibu ibu yang tinggal di kampung yang berdekatan dengan tempat tinggalku.

Pengajian ini selain diisi dengan pembelajaran Al Quran yaitu membaca dan mengkaji AlQuran dari isi dan tajwidnya yang diajarkan oleh beberapa guru yang berkompeten dibidang itu dan dilanjutkan dengan pengajian khusus mengkaji dan telaah berbagai masalah agama yang berpedoman pada pedoman umat islam, Alquran dan hadits serta kitab kitab lainnya yang dikaji oleh guru /kiai.

Seperti biasa pengajian diawali dengan pembacaarn surat yasin dan shalawat atas junjungan nabi Muhammad SAW. Banyak ibu ibu yang hadir dan menempati tempat duduk yang di siapkan dengan gelaran karpet agar nyaman dalam mendengarkan pengajian yang disampaikan pak kiai disamping dapat menampung lebih banyak ibu ibu yang akan mengikuti pengajian.

Hari ini tidak seperti biasa, tempat duduk yang biasa disiapkan untuk pak kiai di sisihkan kesudut mushalla/majlis tempat pengajian dilaksanakan. Dan sudah pukul 09.00 pak kiai belum terlihat. Banyak ibu ibu yang dari kampung berbeda bertanya kenapa belum hadir. Tiba tiba ketua majlis taklim mengumumkan bahwa pak kiai yang biasa mengisi pengajian telah kembali pada yang kuasa kemarin malam, jumat malam pada pukul 10.10 menit.

Sedih hati ini. Kubuka lembar demi lembar catatanku yang biasa kutulis dari apa yang disampaikan pak kiai. Ku Ingat ketika beliau menyampaikan pengajian tentang kematian bahwa semua makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian meskipun waktunya hanya Sang penguasa alam yang tahu dengan dalil dalilnya atau hal hal lain yang berkaitan masalah agama yang disampaikan oleh beliau dengan logat khasnya yang kutulis satu demi satu walau tidak selengkap apa yang disampaikan beliau.

Airmata tak terasa jatuh dari sudut mataku, dalam benakku terlintas mungkin ini saatnya pak kiai yang kembali kepada Allah, besok, lusa, atau yang akan datang giliranku bertemu sang kholik. Hatiku sebenarnya meronta kenapa begitu cepat Allah ambil beliau?. Sesosok kiai yang menjadi panutan, kiai yang tawaddu, kiai yang sufi yang selalu memberikan ilmunya dengan ikhlas tanpa mengenal waktu tanpa memikirkan kondisi tubuhnya yang terkadang sedang sakit tapi beliau tetap berikan ilmu. Ya Allah ampuni dosa dosa beliau, tempatkan beliau di surgaMu beserta orang orang terpilih yang Engkau kasihi.

Cikarang, 09 Februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Innalilahi wa innailaihi Raji'un. Semoga Husnul khatimah. Sukses selalu dan barakallahu fiik

09 Feb
Balas

Aamin. Terima kasih ka

09 Feb

Aamiin. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Alllah SWT

09 Feb
Balas

Aamiiin. Terima kasih bu

09 Feb

Aamiin allahuma aamiin. Semoga husnul khotimah

09 Feb
Balas

Aamiin, semoga khusnul khotimah..

09 Feb
Balas

Aaminn. Terima kasih pak

09 Feb



search

New Post