AKSARA CINTA (1)
Tantangan hari ke 20.11.2023
Sakit sekali kepala ini, bagaimana tidak sejak malam aku harus meregang mata untuk menjaga Ayah yang terkena musibah.
Hidup yang semakin susah bertambah susah, Ayah menjadi tulang pungung keluarga sekarang terkapar tak berdaya.
Netraku selalu mengeluarkan air bening jika mengenang bagaimana nasib kami nanti.
Untuk asap dapur saja susah, bagaimana dengan pendidikkanku.
Hanya tinggal menunggu ujian sekolah untuk dinyatakan lulus, walaupun aku sudah sering bolak balik masuk ruangan TU hanya karena berjanji akan melunasi uang komite yang tidak besar bagi sebagian orang.
Tapi uang sejumlah lima puluh ribu setiap bulananya selalu menjadi beban tersendiri buat keluarga kami.
Sepertinya tidak ada solusi lain, Aku harus bekerja.
Selama ini Ayah melarang Aku bekerja karena masih sanggup katanya, tapi sekarang lihatlah dirinya terbaring tak berdaya.
Kaki yang harus di gip karena retak tulangnya, belum lagi lebam sana sini di tubuh Ayah membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk sembuh dan baru boleh menaiki kuda besinya untuk mengojek lagi.
Perlahan aku meninggalkan kamar Ayah, menyusul Emak yang sudah dari tadi mengosek beras untuk dijadikan jualan.
Nasi lemak Emak terkenal sedap, inilah yang menjadi pembantu keuangan kami selain ojek Ayah yang sudah punya langganan tetap walaupun tak banyak.
Atau aku mengantikan Ayah untuk mengojek saja, batinku.
Sudah dua hari ini aku mengantikan peran Ayah sebagai tukang ojek yang mengantar anak sekolah SD setelah itu baru aku ke sekolah walaupun dua hari ini terpaksa terlambat.
Ayah membebel panjang lebar memarahiku karena terlambat kesekolah setelah mengantikan perannya sebagai tukang ojek tadi pagi.
Keringat di dahi Emak nampak besar, jangan – jangan Emak sakit sudah sepekan ini Mak menambah volume jualannya untuk menambah penghasilan kami.
Batuk kecil sudah terdengar dari dua hari yang lalu, Ya Allah jangan sampai Emak juga sakit bagaimana nasib aku dan adikku.
“Emak istirahat dulu, biar Hana yang mengantikan Emak menyelesaikan membungkus nasi lemak.” Ucapku
“Ayah dan tidur, sejak habis isya Ayah mengeluh sakit.” Ucap Emak tanpa menjawab pertanyaanku.
“Hana tidur dulu nanti bada subuh Mak bangunkan, setelah sholat antar nasi ke warung baru istirhata lagi.” Ucap Mak
Ah Mak masih memikirkan aku yang tidak tidur karena Abah mengeluh sakit, padahal bukan Hanya aku yang tidak tidur, Emak juga tidak tidur.
Setelah Ayah agak tenang Mak langsung melengang ke dapur untuk mengurus semua yang menyangkut nasi lemak jualannya.(bersambung)
***
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar