SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BAHULU CERMAI (3)
Dari google

BAHULU CERMAI (3)

Tantangan hari ke 07.4.2024

“Biarkan Mai menentukan pilihananya, jangan sampai seperti Abang, selalu ada saja masalah di awal pernikahan untung saja masih bertahan sampai sekarang.” Ucap Abah.

“Biasalah Bang dalam rumah tangga pasti ada yang tak cocok yang peting dibicarakan. Bukankah sekarang mereka aman –aman saja.” Ucap Mak yang tidak pernah mau kalah jika berbicara.

Baru saja mau bernapas lega tanpa sengaja aku mendengarkan pembicaraan Mak dan Abah.

Fix, akulah yang ingin Mak jodohkan, tapi dengan siapa hatiku terus bertanya dalam gundah gulana.

Menunggu dan memperhatikan siapa yang akan diberikan kue bahulu cermai oleh Mak.

Pasti aku juga yang akan disuruh Mak untuk mengantarnya bukan?

“Mai, mari sini sekejap.” Lengkingan suara Mak terdengar

Dengan malas aku berjalan menuju suara Mak.

“Antarkan kue ni kerumah Mak Latihfah.” Perintah Mak

Jantungku berpacu keras, Mak Latifah tetangga empat rumah dari rumah kami.

Deg, wajah Bang Dahlan langsung terbayang di pelupuk mataku.

Anak Mak Latifah hanya tinggal Bang Dahlan yang belum berumah tangga.

Senyum Maluku tersungging di bibir.

“Ngapa senyum – senyum, tak nak antarkan kue ni.” Ucapan Mak membuyarkan lamunanku.

Dengan tergesa aku melangkahkan kaki menjauhi Mak.

“Jangan lupa ambil duitnya.” Ucap Mak masih berteriak.

Lagi – lagi jantungku dibuat bekerja keras oleh Mak.

Ambil duit, belum sempat aku bertanya Mak sudah menjauh.

“Pergi cepat, cepat balik banyak kerja yang nak dibuat.” Lagi – lagi mak berteriak.

Dengan kesal aku berlalu menuju rumah Mak Latifah.

Untuk hari mendung tak hujan, sudah dua hari ini hujan baru menyambangi kampung kami, kalau tidak terik matahari macam membakar ubun – ubun ni.

“Assalamualaikum.” Ucapku setelah sampai di depan pintu rumah Mak Latifah.

“Walaikumsalam.” Jawaban dari dalam rumah.

Keningku berkerut, bukan suara Mak Latifah.

Jangan katakan Bang Dahlan ada di rumah, apakah tahun ni Bang Dahlan berlebaran di darat?

Belum habis aku berkata – kata dalam hati, pintu depan rumah Mak Latifah terbuka.

Pemandangan yang menyejukkan hati, Bang Dahlan berdiri depanku saat ini.

“Maaf Bang, Mak Latifah ada? Mak menyuruh mengantarkan kue ni.” Ucapku sambil menunjukkan bawaanku.

“Mak kerumah Laila, biar Abang yang terima. Ada apa – apa lagi?Ucap Bang Dahlan memandangku lekat.

Aku dibuat salah tingkah oleh pandangan Bang Dahlan.

“Tak ada. Mai balek dulu Bang” ucapku cepat.

Berlalu meninggalkan sejuta rindu yang terpendam untuk Bang Dahlan.

***

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

07 Apr
Balas

Jadi malu terima kasih Pak. masih belajar dari tulisan hebat seperti Bapak punya.

08 Apr

Alhamdulillah

08 Apr



search

New Post