SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
LEBARAN LIBURAN KELUARGA
Dari google

LEBARAN LIBURAN KELUARGA

Tantangan hari ke 11.04.2024

Aroma kue dibakar singgah dipenciumanku, memasuki area perkampungan tentu berbeda jauh dengan area perumahan tentunya.

“Bunda baunya enak, Intan suka pulang kampung.” Seru anak bungsuku.

Sepanjang perjalanan si bungsu Intan tak henti berceloteh tentang perjalanan kami.

Sementara Abangnya Ilham hanya mengerutu dan memilih untuk tidur sepanjang jalan menuju kampung halamanku.

Luas lautan yang baru saja kami lewati dan sekarang jalanan yang disebelah kanan kiri kami hanya pemandangan pepohonan hijau yang menyejukkan mata.

Senyumku mengembang ketika melewati rumah penduduk yang menyajikan aroma kue mue yang mereka buat untuk menjamu tetamu di hari lebaran nanti.

Senandung lagu lebaran dari Negara jiran Malaysia turut menyemarakkan lebaran yang akan tiba.

Sudut mataku memanas, rumah Abah Mak sudah Nampak.

Tubuh tua Nampak berdiri tegak di depan halaman rumah.

Pohon rambutan di rumah kami sedang berbuah lebat, pemandangan yang tidak pernah terlihat sejak dua tahun ini.

Rindu jangan dikata lagi, jika memungkinkan aku lebih memilih tinggal dikampung daripada harus menikmati ramainya kota.

Tapi nasib membuatku harus tinggal di kota bersama suami yang mencari nafkah disana.

“Alhamdulillah anak cucu nenek sudah sampai” suara merdu Mak menusuk teligaku

Mencium takzim tangan kedua orang tua, memeluk mereka erat tanda rinduku yang menggunung.

“Dua beranak juga masih cengeng.” Oceh Mak

“Salwa masih tetap anak Mak yang cengeng.” Ujarku sambil menatap rumah masa kecilku.

“Salwa belum sampai lagi Mak?” tanya ku kepada Mak.

Ya kami hanya dua beradik, Sawal adikku yang kini menetap di Bintan sementara aku tinggal di Batam.

Tahun ini Sawal tak balek, istrinya lagi sarat nak melahirkan.

Aku menepuk dahiku, perjalanan membuatku lupa dengan kondisi adik ipar yang mau melahirkan.

Dua tahun lalu Sawal yang balik kampung, tahun kemaren kami sama – sama tidak bisa pulang karena waktu yang tidak memungkinkan.

“Masuk, sebentar lagi waktu berbuka tiba.” Suara Abah mengema.

Dengan senyum tercetak manis, aku berjalan masuk kerumah masa kecilku.

***

“Mak hari lebaran ke ketiga kita main kepantai ya.” Permintaan si bungsuku sebelum tidur tadi.

Aku menatap langit kamar, menelusuri kenangan lama ketika kecil dulu.

Setiap lebaran hari ketiga, Abah selalu mengajak kami sekeluarga main ke pantai setelah dua hari lelah menerima tamu sanak saudara maupun handai taulan yang kenal.

Hari lebaran ketiga adalah hari keluarga, menikmati sisa rendang yang sengaja Mak simpan bersama nasi lemak yang baru mak buat bersama bihun goreng serta kue lebaran yang dimasukkan dalam wadah kecil sehingga mudah membawanya.

Menyewa mobil untuk mempermudah perjalanan menuju pantai.

Seharian kami menikmati pantai, bercengkrama tertawa dan gembira.

Abah selalu mengatakan lebaran liburan keluarga untuk mengeratkan kasih sayang.

Abah dengan pemikirannya tapi aku setuju dengan Abah bagaiman tidak selama dua tahun tidak pulang kampung kami hanya bersilaturahmi dengan tetangga pada pada lebaran pertama sampai azan zuhur berkumandang selebihnya ya santai saja dirumah.

Si sulung sibuk dengan game sementara di bungsu menikmati siaran TV.

Lebaran kedua mengunjungi Mall selebihnya dengan kesibukan dengan media sosial jika lelah TV alternative terakhir sampai dengan masuk kerja pada hari ke empat lebaran.

Sementara dikampung sepertinya silaturahmi tidak akan habis dari hujung kiri kampung sampai dengan hujung kanan kampung tersapu bersih untuk bersilaturahmi.

“Bunda kaki adik sakit, asyik berjalan dari pagi sampai malam.” Regek si Bungsu dimalam hari setelah sholat isya berjamah.

“Sikit je penatnya, bawa tidur besok pagi eloklah kaki tu.” Suara Ayah menenangkan Si Bungsu.

Senyum tak lepas dari Si Sulung, nampaknya ada yang berkenan di hati Si sulung Kami.

“Bun, kalau Abang tidak ikut pulang ke kampung boleh?” tanya Si sulung dua hari sebelum kami pulang kampung.

“Abang bisa tinggal sendiri di rumah?” bukannya menjawab aku malah balik bertanya kepada anakku dengan mimik serius.

Si sulungku sudah duduk di kelas dua putih abu, terakhir kami pulang kampung sewaktu dirinya tingkat terakhir di biru putih terlihat jelas rasa bosan karena diajak berkeliling kampung silaturhami membuatnya bosan.

Tapi hari ini,ada senyum yang tak lepas dari bibirnya.

“Besok kita pulang Bunda ada tugas mendadak dari kantor.” Ucapku sambil menilisik wajah putra sulungku.

“Bukannya kita sampai minggu depan kita di rumah Atok Bun?” taanya Putra sulungku.

“Memang Abang betah lama – lama di rumah Atok?” pancingku kepada purta sulungku

“Sudah dua tahun kita tidak lebaran di kampung, masak mau pulang cepat Bun.” Pandai sekali putra bersilat lidah.

“Liburan terlalu lama bosan.” Ucapku lagi.

“Kita bukan liburan tapi lebaran Bunda.” ketus Si Sulungku.

Aku tersenyum mendengarnya ternyata lebaran merupakan liburan keluarga.

Lihatlah suamiku, anak serta kedua orang tuaku menikmati kebersamaan layaknya lagi liburan.

Selamat datang lebaran sambil liburan, semoga kami selalu bahagia dalam kesederhanaan.***

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post