SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nyanyian Rindu (1)
Diambil google

Nyanyian Rindu (1)

Tantangan hari ke 30.11.2022

Terasa berat, setelah semalaman aku menangis baru pagi ini efek menangis aku rasakan. Badan terasa berat pandangan berputar, belum lagi rasa sesal yang kian bertambah tapi aku bisa apa.

Dua hari yang lalu pengumuman P3K telah diumumkan, seharusnya aku bahagia tapi entah mengapa hanya rasa sedih yang kini menjalar dihatiku.

Gawaiku yang tidak sopan juga dari tadi berbunyi sehingga menambah volume sakit dikepalaku.

“Assalamualikum.” Ucapku dengan kekuatan terakhir yang aku miliki

Bukan bunyi jawaban dari seberang sana yang aku dengar, tapi bunyi sesuatu yang jatuh dengan menghilangnya kesadaranku.

***

Suara disekitarku mulai menganggu sehingga aku perlahan membuka netraku yang seakan terelem rapat.

“Sore, bagaimana keadaan Ibu.” Senyum mengembang dari sosok menawan di depanku. Sneling mengantung sempurna dilehernya,

“Han.” Lirihku sambil menantapnya intens

“Ternyata masih ingat dengan kucing garong kelas kita.” Bicaranya tidak berubah dari masa putih abu – abu kami dulu.

Handoko Haryadi, selalu prontal dalam bersikap sehingga selalu menjadi langganan guru BK. Tapi entah mengapa semua guru sayang kepadanya, belum lagi prestasinya yang bisa diancungi jempol.

Menjadi juara satu olimpiade matematika provinsi sudah menjadi kebanggaan yang luar biasa pada masa putih abu – abuku.

Saingan ketat buatku pada masa itu, tapi lihatlah sekarang dirinya sudah menjadi dokter sementera aku bersusah payah hanya untuk menjadi ASN P3K setelah beberapa kali tidak lolos mengikuti tesnya.

“Dimana keluargamu, dari tadi pagi aku tidak melihat ada yang datang mengejukmu Ta.”

“Jangan bilang masih single, masih menungguku kah?” ucapnya pe de

“Abah sudah meninggal, Emak pindah ke Batam mengikuti Abangku bersama keluarganya disana.” Ucapku lirih

“Maaf, aku tidak tahu. Berarti masih jomlo sama kalau gitu.” Aku tidak mengerti dengan arti ucapan Han, hanya menambah sakit kepala saja, malas aku memikirkannya.

“Tekanan darahmu rendah sekali, apa gajimu sebagai guru tidak cukup untuk membeli vitamin dan makanan sehat.” Selalu seperti itu bicara tanpa memikirkan perasaan orang lain.(Bersambung)

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post