SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nyanyian Rindu (5)
Diambil dari google

Nyanyian Rindu (5)

Tantangan hari ke 04.12.2022

Entah karena terlalu memikirkan penempatanku nanti, akhir – akhir ini tubuhku seakan melemah. Baru seminggu aku berlalu aku sudah merasakan tubuhku meriang dan membuat kepalaku merasa sakit yang tidak terkira.

Untung saja tidak masa efektif belajar, siswaku baru saja melewati penilaian akhir semester, mereka sibuk dengan class meeting. Dan Alhamdulillah aku sudah menyelesaikan semua nilai yang harus diupload di erapor. Mungkinkah ini juga yang menyebabkan aku kembali merasa tidak nyaman dan sekarang meriang.

Tok tok tok kentukan di pintu depan terdengar, dengan malas aku melangkah dengan sakit kepala yang menyerang. Berpapah pada dinding rumah, akhirnya aku sampai di depan pintu dan menekan sadel untuk melihat siapa yang bada’ magrib begini.

“Assalamualikum Sin, Sin pucat sekali.” Ucapan yang akhirnya menghilangkan kesadaranku.

Selalu bau ini yang menyadarkanku, kenapa harus berakhir di rumah sakit batinku lemah.

“Suka sekali membuat orang spot jantung.” Aku menatap Handoko yang sudah berada di samping ranjang rawat inapku.

“Jangan terlalu menggunakan prinsip ekonomi, sehingga kau kekurangan gizi dibuatnya.” Aku mendengus mendengar ucapan Handoko.

“Dokter saja jual jasa, itukan menggunakan konsep ilmu ekonomi.” Ucapku tak mau kalah.

Begitu kami selalu bertengkar jika bertemu, aku juga merasa heran kenapa selalu bertengkar. Jangan sampai aku merasa kehilangan jika tidak bertemu, batinku gundah.

“Aku tidak menjual jasa, tapi jasaku dihargai dan yang menetapkan tariff adalah rumah sakit bukan diriku.” Masih saja Handoko membela diri.

“Bilang tidak menggunakan prinsip ekonomi, buktinya selalu meminta imbalan jika membantuku.” Ucapku sarkas

“Kapan aku meminta imbalan ketika membantumu, Sinta Putri. Atau aku kembalikan teh yang kermarin disungguhi untukku, padahal aku hanya ingin memastikan dirimu selamat sampai di dalam rumah bukan hanya mengantar seperti dirimu naik taxi. Sehingga aku mencari akal supaya bisa masuk kerumah dengan mengatakan meminta bayaran dengan secangkir teh.” Ucapnya dengan emosi.

Sedikit takut aku melihat tatapan Handoko ketika mengucapnya, apakah aku sudah keterlaluan saat ini.

Belum sempat aku mengatakan sesuatu untuk mencairkan keadaan yang tiba – tiba saja menjadi tegang, Handoko berlalu meninggalkan aku sendiri diruang rawat inapku.

***

#TantanganGurusian

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post