SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEPULUH KEDUA RAMADHAN (End)
Dari google

SEPULUH KEDUA RAMADHAN (End)

Tantangan hari ke 29.03.2024

“Masalah apa lagi yang dibuat Ilham Bu.” Ucap orangtua yang baru saja meletakkan badannya di sofa ruang BK.

“Maaf sebelumnya saya mau bertanya kepada Bapak, apakah Ilham sakit dan sudah berapa hari Ilham tidak puasa.” Ucapku tidak mau membuang waktu ditengah teriknya panas dipuasa ini.

“Ilham sehat, sampai hari ini belum ada terbuang puasanya.” Tegas jawab Ayah Ilham

Aku menatap Ilham begitu juga dengan Ayahnya, pikiran kami pasti tidak sama.

“Ilham, apa masalahnya sampai Ayah dipanggil wali kelas ke sekolah.” Lantang suara Ayah Ilham mengema diruangan BK.

“Sabar Pak, jangan sampai puasa kita compes karena tidak bisa menahan sabar.” Ucapku setelah mendengar intonasi suaranya Ayah Ilham.

“Maaf Pak, Ilham salah.” Bagaikan berbisik suara Ilham terdengar.

“Kita pulang sekarang, maaf Bu Saya bawa Ilham pulang sekarang, izinkah Ilham ya Bu.” Tegas suara Ayah Ilham

Hatiku sedikit takut melihat ekpresi wajah Ayah Ilham, tapi jika dibiarkan Ilham bukan anak kecil yang bisa ditoleri masalah tidak puasanya.

“Sudah SMA kelas dua, sudah bisa membedakan baik dan salah,” gumamku dalam hati

Tinggal enam orang lagi yang tersisa, setelah menunggu dua jam tidak ada orang tua yang datang walaupun aku sudah menelopon tidak diangkat, akhirnya chat yang aku kirim meminta mereka datang kesekolah.

***

“Bagaimana Bu, sudah ada yang datang orang tuanya.” Tanya ku kepada guru BK.

Ya setelah menunggu dua jam, aku menitipkan ke enam siswaku kepada guru BK, waktu mengajarku sudah menunggu.

Sebelum itu aku sudah meminta kepada TU untuk membuatkan surat pemanggilan orang tua untuk mereka berenam, masalah ini harus cepat selesai.

“Ini surat untuk orang tua kalian, besok Ibu tunggu orang tuanya. Sekarang pulanglah, jangan lakukan kesalahan lagi.” Ucapku tegas.

Dengan lemah mereka mengambil surat pemanggilan orang tua dan berlalu dengan menundukkan kepala.

Aku memicit keningku yang tiba – tiba merasa pusing.

Dari zaman aku sekolah sampai sekarang kenakalan remaja di bulan ramadhan selalu sama merokok di WC sekolah.

Untuk remaja putra, makan bukan masalah utama tapi rokoklah yang menjadi masalah mereka.

Setelah berpamitan dengan guru BK, aku melangkah menuju tempat parkir untuk mengambil kendaranku dan pulang.

***

Sepuluh ramadhan pertama aku dipusingkan dengan kehadiran pasantren kilat yang banyak tidak hadir dengan berbagai alasan yang dikirim orang tua melalui surat atau chat.

Sekarang ramadhan sepuluh ke dua, masalah mereka yang tidak menjalankan puasa dengan benar.

Sambil bertadarus setelah selasai menunaikan shalat tarawih dan witir aku terus berfikir.

Merenung dan terus merenung apakah mencari solusi masalah karakter peserta didik yang terus dipertanyaankan.

Ah rasanya ingin sekali aku menjerit, mengatakan kepada dunia kami sudah berusaha mendidik mereka dengan berbagai cara sampai dengan cara yang kekinian yang disebut aksi nyata.

Jadi tidak khusuk bacaan tarusku, meletak mushaf yang sedari tadi aku baca, memilih memilih mengambil air wudhu lagi untuk memfokuskan niat bertadarus.

Ya Allah semoga di minggu terakhir ramadhan – MU tidak ada lagi masalah yang datang dari peserta didikku.” Doaku setelah mengambil wudhu.***

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post