SITI NURBAYA AZ

Guru SMA Negeri 2 Karimun. Masih terus mau belajar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TRAGEDI RENDANG JENGKOL (2)
Dari google

TRAGEDI RENDANG JENGKOL (2)

Tantangan hari ke 23.03.2024

Mencium bau harum dari bumbu yang sudah bercampur dalam kuali membuat aku merasa senang.

Mulai memasukkan daging, dan terus mengaduknya.

Suara radio terdengar dari rumah tetangga, ah ternyata lagu lebaran sudah mulai diputar di radio – radio.

Aku mengaduk rendang sambil bersenandung mendengarkan lagu lebaran.

Tanganku tak tinggal diam hanya mengaduk rendang disaat yang sama aku juga memasak makanan pendamping rendang dikompor sebelah.

Sayur toege bening campur tahu untuk penambah lezatnya buka nanti.

Tidak lupa kurupuk ikan juga aku goreng.

Setelah siap dengan menu utama, aku mematikan kompor dan mulai memasak dessert kata orang sekarang.

Senyum aku ketika menyebut kata dessert padahal yang aku masak hanya agar santan gula merah. Sementara orang sekarang mengatakan pudding lumut dimana gula merah diganti gula putih dan diberi pewarna padan dan jadilah pudding lumut.

***

Suara riuh diruang tengah rumah petanda anak – anakku sudah duduk manis dimeja makan menunggu waktu berbuka.

Selasai sudah memoles sedikit lipball dibibir yang kering.

Puasa harus tetap terlihat presh di depan suami dan anak – anak.

Tersenyum melihat semua ahli keluarga duduk dengan manis di depan meja makan.

Menunggu beduk berbunyi, kami sekeluarga bercanda gurau di meja makan.

Beduk berbunyi, anak – anakku berebut mengambil makanan yang menjadi pilihan mereka.

Anakku yang bungsu harus bersabar untuk menyantap rendang permintaanya.

Keluarga kami lebih memilih minum dan makan kue ala kadarnya setelah itu sholat magrib diimani oleh suamiku baru setelah itu kami makan nasi bersama.

“Bismillahirahmannirahim, allumma baarik lanaa fiimaarazagtanaa wa qinaa ‘adza bannaar.” Suara anak – anak memulai doa untuk memulai makan.

“Mak mantul rendangnya.” Suara sibungsu terdengar.

“Makan jangan sambil bicara.” Ucapku sebenarnya merasa teruja mendengar anakku memuji makananku.

Aku menguncah rendang yang sudah bercampur nasi yang masuk ke mulut.

Rasa enak jangan dikata, tapi aku merasa ada yang kurang.

Berpikir aku selama makan, tapi aku tidak juga menemukan kejanggalan dalam rendang masakanku.

Hampir setengah nasi dipiringku baru aku memukul keningku.

“Astafirullah.” Ucapku

Ternyata aku lupa memasukkan jengkol yang hendak aku campur dengan rendang daging.

“Ada apa Sal.”

“Ada apa Mak.” Spontan suami dan anakku bertanya melihat aku memukul keningku.

“Mak lupa memasukkan jengkol dalam rendang.” Spontanku menjawab.

“Alhamdulillah Mak lupa, kalau tak entah rasa apa rendang kita ni.” Ucap anak bungsu merasa lega.

“Puasa Sal jangan makan jengkol, dah bau mulut puasa tambah bau jengkol lagi.” Protes suamiku.

Aku mengerutu dalam hati, niat hati nak makan jengkol tapi mungkin aku sengaja dilupakan memasukkan jengkol dengan Allah.

“Astafirullah.” Ucapku menyadari kesilapanku.***

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

jengkol kesukaan saya bund, salam sukses

24 Mar
Balas

Jengkol kesukaan orang Indonesia Pak

26 Mar

Mantap

24 Mar
Balas

Terima kasih

26 Mar

Ya bagus dak makan jengkol ha ha

26 Mar



search

New Post