Siti Nurhayati

Siti Nurhayati, M.Pd. Lahir di banyumas 12 Oktober 1966. Guru Bahasa Inggris SMK. Tinggal di Yogyakarta. Terus belajar karena kehidupan tak pernah berhenti mem...

Selengkapnya
Navigasi Web
Liku Hidupku
beritasatu.com

Liku Hidupku

Liku Hidupku

(tulisan ke 35)

Bagian 2. Tinggal di Mess Perusahaan

Kapal ferry telah merapat ke dermaga pelabuhan Merak. Bis yang aku naiki telah keluar dari lambung kapal menuju daratan. Seluruh penumpang telah naik, demikian juga aku yang duduk di kursi belakang sopir. Disampingku duduk teman yang bersama berangkat dari Lampung hendak bekerja juga di perusahaan yang sama yakni di perusahaan garmen yang jumlah buruhnya ribuan.

Sekitar satu jam bis telah sampai di terminal persis tengah hari. Aku bersama Tuti langsung mencari masjid untuk lakukan sholat zuhur sambil juga beristirahat setelah sekian jam perjalanan dari Sumatera ke Jawa.

Setelah berjalan sekitar sepuluh menit dengan membawa tas berisi pakaian ganti dan lain-lain, akhirnya aku dan Tuti menemukan masjid yang tidak terlalu besar namun bagus dan bersih. Aku bergantian sholat dengannya karena harus saling menjaga tas kami.

Sekedar menghilangkan penat, kami berdua duduk sejenak setelah menjalankan sholat jama’ qosor dhuhur asar. Aku bersyukur karena ada teman, sehingga bisa saling mendukung dan tidak berteman sepi.

Tuti dan aku sama-sama berasal dari keluarga sangat sederhana. Kami adalah anak-anak yang tahu diri sehingga tidak ingin terus membebani orangtua. Mendapatkan ijazah SMA sudah cukup menjadi bekal kami untuk merantau mencari pekerjaan di Jawa.

“Tuti...aku merasa sangat lapar. Yuk kita cari makan. Itu di sebelah sana ada warung nasi,” kataku sambil menunjuk ke arah warung nasi tak jauh dari masjid temapat kami laksanakan sholat.

“Ayuk..aku juga lapar banget. Aku agak sedikit pusing tadi saat naik kapal ferry. Aku pingin minum the panas agar pusingku hilang,” ucap Tuti dengan langsung menggendong ranselnya.

Kami tidak membawa uang banyak, orangtua kami tidak membekali uang berlebih. Hanya pas untuk tiket dan makan beberapa hari ke depan sebelum kami terima gaji nanti.

Sesampai di warung nasi aku memesan jeruk anget dan nasi dengan lauk telur dadar dan sayur kacang panjang. Sedangkan Tuti memesan teh manis panas dan nasi putih lauk tempe goreng, sayur kacang dan kerupuk. Kami menikmati dengan penuh rasa syukur walau sederhana saja yang dimakan. Lebih dari itu adalah kami tiba di Jawa dengan selamat.

***

Kami bertemu HRD dari perusahaan garmen yang telah kami lamar. Kami para pekerja baru mendapatkan training tentang apa yang harus dikerjakan di perusahaan tersebut. Beruntung karena perusahaan menyediakan mess bagi pekerja yang dari jauh khususnya yang dari luar Jawa. Kami langsung diberitahu tentang mess dimana kami harus tinggal, lengkap dengan peraturannya.

Setelah kami sampai di mess, langsung dibertahukan kamar tempat kami nginap. Kamarnya berisi enam tempat tidur tingkat. Jadi satu kamar berisi dua belas orang. Masih ada dua tempat tidur tersisa yakni yang ada di pojok kanan ruangan. Aku memilih tempat tidur atas dan Tuti yang di bawah.

Kami berdua belas berasal dari berbagai propinsi di Indonesia. Aku semakin bersyukur karena bertambah teman. Namun kami harus menyelami terlebih dahulu watak mereka satu per satu. Alhamdulillah walau aku anak baru di mess itu, namun karena aku dan Tuti orang yang ramah dan mudah beradaptasi sehingga tak pakai lama kami satu kamar telah saling mengenal dan bekerja sama satu sama lain dengan baik. Kekompakan sangat diperlukan agar semua merasa nyaman.

Untuk makan sehari-hari, kami belanja di kantin. Tinggal pilih saja yang seperti apa. yang akan dikonsumsi. Yang jelas apapun itu harganya ramah kantong pekerja seperti aku. Namun kami juga boleh masak sendiri karena ada dapur mess yang dipakai bersama. Yang penting harus rapi dan menjaga kebersihan.

Dari mess ke pabrik tidak terlalu jauh, jalan kaki saja tidak pakai lama sudah sampai. Aku dan Tuti beda divisi, aku bagian Qulaity Control sedangakan Tuti di bagian finishing.

Sore itu sepulang dari pabrik, aku nyuci baju. Aku bawa baju hanya beberapa lembar saja. Itupun bukan baju bagus. Baju biasa saja namun tidak terlalu jelek. Aku harus rajin mencuci karena untuk ganti.Aku lihat Tuti kurang bersemangat, sepertinya dia sudah terjangkit home sick home, kangen rumah luar biasa. Dia hanya tiduran saja, bahkan aku ajak makan saja dia enggan beranjak dari tempat tidurnya. "Kamu kenapa Tuti...kok tidak seperti biasanya ceria dan banyak omong," tanyaku menyelidik.

Bersambung.

Maguwoharjo, 4 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren saykusalam sehat selalu dan salam literasi

05 Feb
Balas

Terimakasih bunda Hasna. Salam Literasi juga.

05 Feb

Wahh... Keren nih. Lanjut buk. Semoga setia mengikuti.

09 Feb
Balas

salam literasi.... next

05 Feb
Balas

Thank you pak

05 Feb



search

New Post