Lebaran kali ini di rumah saja. Alhamdulillaah, banyak waktu untuk bersiap menyambut kedatangannya. Membuat jamuan kecil agar nuansa lebaran tetap ada nuansa seperti sebelumnya. Mengingatkan dan memberikan fakta kepada anak-anak bahwa dulu waktu ibu kecil nenekmu juga begini dalam mempersiapkan suguhan tamu di hari raya. Namun, alat-alat dan cara yang dipakai ibu dan nenek dulu tentu berbeda.

Membuat suasana kerasan untuk tetap tinggal di rumah harus diupayakan. Bosan, jenuh, dan sederet rasa yang tidak mengenakkan harus dienyahkan. "Ibu menjadi ibu rumah tangga "sejati!" "Masakan ibu paling enak!" Sungguh "bijak' anak-anak kami dalam membanggakan ibunya.

Tidak banyak tamu kami. Namun cukup meriah rumah kami dengan kedatangan cucu, keponakan, dan kakak yang semuanya tinggal dalam satu desa. Itulah berkah karena ibu mertua tinggal bersama kami.

Berbagai 'kuker' (kue kering) sudah biasa bagi para tamu kecil kami. Namun, mereka tertarik dengan tampilan merah, kuning, hijau dalam cawan kaca. Rasa penasaran semakin menjadi ketika tercium aroma segarnya. Dan akhirnya, begitu terpesona dan lekat dengan rasa. Lidah tak layak berbohong. Manis, segar, lembut, namun tetap terjaga kekenyalan teksturnya. Manisan kolang-kaling!

Bagi kita yang terlahir sebelum lahirnya internet pasti banyak yang mengidolakan makanan itu. Tidak dengan generasi millenial sekarang, mereka tahunya kolang-kaling hanya sebagai campuran kolak, atau es campur. Bahkan ada yang anti pati karena pernah merasakan kolang-kaling dengan bau yang khas kurang disenangi. Tak kenal karena cita rasa, atau karena tidak diperkenalkan oleh ibunya? Entahlah, mungkin sang ibu telah adaptif dengan kekinian dan era serba mudah... Sungguh kasihan generasi milenial yang tubuhnya tidak sempat memanfaatkan nilai lebih kolang-kaling. ( https://sitinurjanahspdmkes.gurusiana.id/article/2020/5/kolang-2921297 )

Bunda-bunda hebat, membuat manisan kolang-kaling perlu trik tertentu, namun tidaklah rumit. Untuk tekstur yang kenyal, pilihlah kolang-kaling yang bening bijinya. Beli saja dalam bentuk buah kupas, bun! (Agar tetap berbagi rejeki dengan orang lain). Setelah dicuci bersih, rendam dengan air cucian beras. Ini penting bunda, sebab merendam selama satu jam dapat menghilangkan bau khas hasil fermentasi kolang-kaling yang sangat tidak disukai. Manfaat lain perendaman adalah membuat daging buah lebih bersih. Kita ikuti cara membuatnya yuuk!

1. Kita rebus 1/2 kg gula pasir dengan 1000 ml air. Bila gula telah larut, kita saring larutan gula

2. Merebus kolang-kaling bersih 1 kg dalam larutan gula selama 30 menit. Bila sudah mendidih, gunakan api kecil.

3. Kita ambil kolang-kaling, masukkan dalam wadah yang berbeda. (Sertakan air gula sedikit agar tetap basah)

4. Bila telah dingin, tambahkan essence/sirup sesuai selera. (Bila menghendaki aroma alami pandan, daun jeruk, atau sereh, cukup berikan beberapa lembar daun tersebut saat merebus).

5. Simpan di lemari pendingin.

Naah, manisan kolang-kaling siap disantap sebagai cemilan sehat kapan saja. Anak kami suka aroma frambos dan durian, ibunya pandan, ayahnya suka semuanya! Bagaimana dengan putra-putrimu, bunda? Kita ajak keluarga kita mencintai makanan tradisional yang kaya manfaat. Semangat berjuang, bunda! Semoga lelahmu menjadi lillaah.