Siti Nuroifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa dengan Gambar Cerita

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa dengan Gambar Cerita

Abad XXI era 4.0 sering terdengar di berbagai media. Bidang pendidikan pun tak luput turut serta mengikuti perkembangan zaman ini. Siswa dituntut memiliki berbagai keterampilan global. Salah satu keterampilan global adalah komunikasi. Komunikasi yang efektif dalam menghadapi berbagai berbagai permasalahan harus dimiliki oleh siswa. Komunikasi yang efektif yang dimaksud adalah keterampilan public speaking yang baik. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut, siswa harus banyak membaca buku. Diharapkan agar siswa memiliki wawasan dan pengetahuan dalam berkomunikasi secara efektif.

Namun seiring perkembangan zaman minat baca siswa kian surut. Mudah dan murahnya memiliki gawai yang canggih, turut memengaruhi minat membaca siswa terhadap buku bacaan baik fiksi maupun nonfiksi. Mereka lebih tertarik pada permainan pada peralatan digital mereka daripada membaca buku. Misalnya buku cerita anak. Padahal dalam buku cerita anak banyak sekali hal-hal menarik yang disukai anak. Selain terdapat gambar cerita juga banyak sekali nilai-nilai moral yang dapat diteladani oleh siswa.

Minimnya minat baca siswa terhadap buku cerita anak tentunya juga dapat memengaruhi keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara berasal dari banyaknya kosa kata yang dimilki siswa. Jika siswa gemar membaca maka banyak kosa kata yang dimilki dan semakin luas juga wawasan dan pengetahuan mereka. Sebaliknya jika siswa tidak suka membaca maka keterampilan berbicara siswa rendah karena kurangnya kosa kata yang dipahami juga wawasan dan pengetahuan yang sempit.

Selain keterampilan berbicara yang rendah, faktor percaya diri siswa juga sangat penting. Kurang terbiasanya berbicara di depan umum juga dapat menimbulkan demam panggung (grogi). Selain itu, rasa tidak percaya diri siswa berbicara di depan kelas juga bisa dikarenakan alasan tertentu. Misalnya kurangnya menguasai bahan materi atau pembawaan sifat (pemalu). Dua hal inilah yang perlu mendapat bimbingan dan motivasi dari guru agar mereka terbiasa berbicara secara jelas dan fasih terutama di depan kelas bahkan di depan umum.

Untuk itu peran guru dalam meningkatkan kemampuan komunikasi efektif siswa adalah terus mengasah keterampilan berbicara mereka secara bertahap dan konsisten dalam tiap pembelajaran. Menurut Ellis, Standal, Pennau, dan Rummel (1989) dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berlatih menggunakan bahasa lisan seperti diskusi, pelaporan, pengisahan cerita, paduan suara, drama, improvisasi, dan kegiatan komunikasi lisan lainnya akan meningkatkan keterampilan berbicara anak.

Adapun melatih siswa dalam kegiatan menggunakan bahasa lisan juga diperlukan strategi yang tepat. Dengan strategi yang tepat, maka kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam mengasah keterampilan berbicara siswa dapat diterapkan secara efektif.

Maka strategi untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa tingkat sekolah dasar yang menarik adalah gambar cerita. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan guru dalam strategi gambar cerita tersebut. Pertama, membaca cerita. Siswa diminta memilih satu judul cerita untuk dibaca. Cerita tersebut bisa sebuah dongeng, cerita rakyat dan lain sebagainya yang diminati siswa.

Kedua, menggambarkan ilustrasi cerita. Selesai membaca satu judul cerita siswa menggambarkan pada buku gambar. Adapun ilustrasi yang digambar adalah bagian adegan yang paling menarik dari cerita yang dibaca. Tidak lupa gambar tersebut diberi warna semenarik mungkin. Kegiatan ini dapat melatih imajinasi anak dan literasi gambar.

Ketiga, bercerita gambar. Dalam langkah bercerita ini, siswa menceritakan kembali cerita yang telah dibaca sambil menunjukkan hasil gambar ilustrasi yang dibuat di depan teman sekelompoknya. Gambar cerita bertujuan membantu mengingat isi cerita yang telah dibaca agar siswa tidak lupa dan lancar dalam menceritakan kembali di depan kelas. Selain itu juga menghilangkan rasa grogi saat tampil di depan umum.

Keempat, penilaian sebaya. Selain sebagai pendengar teman sekelompok juga sekaligus sebagai penilai presentasi siswa dalam bercerita. Dengan berpedoman pada rubrik penilaian dari guru, dapat melatih siswa fokus menyimak dan bertanggung jawab dalam menilai temannya tersebut. Penilaian sebaya ini bertujuan agar siswa dapat bercerita melalui gambarnya lebih percaya diri dan termotivasi karena dinilai oleh temannya sendiri.

Kelima, pajang. Setelah selesai menceritakan gambar, siswa memajang hasil gambar ceritanya di papan pajangan. Selain untuk mengisi papan karya siswa, juga dapat sebagai hiasan kelas. Memajang karya siswa dapat meningkatkan percaya diri siswa. Siswa akan terpacu untuk membuat karya-karya lainnya.

Dalam langkah-langkah meningkatkan keterampilan berbicara melalui gambar cerita tersebut, guru sebagai pendamping dan pengevaluasi. Guru juga memberikan umpan balik dan penghargaan pada siswa. Berawal dari kegiatan cerita gambar selanjutnya siswa berantusias dengan percaya diri berbicara di depan umum. Tidak hanya melatih keterampilan berbicara, diharapkan gambar cerita tersebut dapat meningkatkan literasi baca dan gambar pada siswa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post