“tap tap tap “ bunyi suara sepatu itu seolah sedang mengiringi bunyi hujan yang sedang merindukan bumi, dalam menjalankan tugas membasahi jalanan dan lingkungan sekitar. Di seberang sana terlihat kilauan lampu dan berbagai suara gaduh dari para penumpang taksi yang sedang melaju pada berbagai tujuan. Seakan mengamini para penumpangnya, pengendali taksipun tak lupa membunyikan klakson klaksonya, sehingga terdengar sahutan klakson yang menandakan semakin padatnya lalu lintas di hadapanku.

Tersenyum simpul dan pembicaraan yang ramah serta dengan gaya anak muda ia terlihat sibuk dengan para pelanggannya.

“ ada yang bisa di bantu mba?” suara itu mengagetkanku

“iya bisa mas, bisa servis hape ini mas” jawabku dengan nada pelan yang penuh harap agar bisa memperabaiki hape satu satunya yang kumiliki. Tiga tahun yang lalu tepatnya aku membelinya dari seorang salles yang menawarkan produknya. Masih teringat jelas bukan merk ini yang aku inginkan, namun karena kegigihan sales yang merayuku sehingga ku terbuai untuk membelinya. Berwarnakan pink dengan layar yang besar serta penyimpanan memori yang cukup besar buatku yang suka mendownload berbagai aplikasi. Ya pertimbangan lain dalam mencari hape baru saat itu adalah memory, karena aku senang mengabadikan moment moment penting dalam perjalanan hidupku. Meskipun terkadang ada memori yang harus ku simpan hanya dalam hati tanpa berbagai , ah sudahlah itu lain lagi.

“maaf mb, kalau merk ini di kami tidak bisa” ucapnya mas penjaga counter yang membuyarkan lamunanku yang sedang mengingat saat membeli hape ini.

“hmt gitu ya? Trus file file (foto, vidio dll)yang ada di hape bagaimana mas?” tanyaku yang sangat menghawatirkan akan hilangnya momen momen yang ku abadikan.

“maaf mb tidak bisa diselamatkan juga ” balasnya

“oh ya mas, gak pa2 saya akan mencoba ” dengan rasa harap besarku ruko sebelah bisa menyelamatkan file fileku.

Dan tanpa pikir panjang Ku ambil hapeku yang telah di letakan di atas kaca pajangan hape hape dari berbagai merek. Aku pun melangkahkan kakiku ke toko yang ada di sebelahnya, ya toko ini merupakan ruko yang berjajar bergandengan khusus untuk counter hape.

“bagaimana mas?” tanya ku dengan penuh harap saat ku melihat kernyitan di keningnya yang mungkin sama dengan jawaban mas di sebelah .

“maaf mb, tidak bisa klau merk ini memang susah tapi kalau yang merk **** itu mudah dan pasti kami bisa” jawabnya

“tidak bisa kah mas pakai alat yang seadanya, mgkin pakai alat yang merk ***” balasku seraya memohon.

“maaf mba... tidak bisa , kalau boleh di sarankan lebih baik mba menggantinya saja dengan yang baru dari pada servis, karena ini langka” jawabnya

“owh ya sudah mas” ucapku seraya ku tinggalkan bangunan berwarna hijau yang di iyakan oleh mas penjaga counternya.

Bukan masalah tentang hape nya yang kembali, tapi tentang memori yang tersimpan dalam hape, mungkin hape bisa ku dapatkan yang lebih bagus dan lebih baik tapi memori kebersamaan, memori perjalanan yang ku abadikan terancam ikut hilang.

Ku telusuri lorong lorong ini dan masih berharap file fileku yang ada di hape terselamatkan. Namun tak satupun yang bersedia menyelamatkan hapeku, hufth... seandainya?

Seandainya ku rawat hape ini dengan baik dan tak ada tragedi yang membuat hape ini harus masuk ke counter untuk di servis... seandainya ....

Next ... bersambung