Salah Siapa

Peristiwa demi peristiwa selalu terjadi pada peserta didik selama pembelajaran daring. Ada yang positif dan ada yang negatif.

Sebut saja F , yang baru duduk di bangku sekolah kelas X. Selama masa pembelajaran daring, dia tidak mau waktunya terbuang begitu saja. Ia selalu belajar tepat waktu. Sehingga F punya waktu luang.

Selesai belajar, F selalu berusaha melakukan sesuatu yang yang bermanfaat dan menghasilkan. Seperti bekerja di toko HP. Pulangnya Sore. Malam F bisa melihat tugas-tugasnya kembali.

Lain halnya dengan S. Seorang peserta didik yang sedang menimba ilmu di SMP. Sehari-hari dia bukan belajar tetapi sering kongko-kongko dengan teman-temannya yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Untuk makan sehari-hari susah.

Dengan keadaan demikian, timbul ide dari temannya untuk mencuri. Belum terpikir bagi S apakah perbuatannya mencuri itu adalah salah. Apa yang dikatakan temannya diikutinya saja. Demi permintaan perutnya yang kosong.

Berkali-kali F dan teman-temannya melakukan pencurian. Yang diambil hanyalah uang dan makanan. Barang berharga lainnya tidak dipedulikan. Terkadang kalau tidak ada uang dan makanan, lokasi pencuriannya dirusak.

Siapakah yang salah? Apakah ia tidak punya orang tua? F Punya orang tua. Sekolahkah yang salah? F baru kelas 7. Karena covid 19 pihak sekolah belum kenal betul dengannya. Maklum tatap muka dengan guru pun hanya dua Minggu. F pun belum kenal banyak dengan gurunya.