Sabar Menunggu 1 (Menulis hari ke 11)
Saya termasuk kelompok wanita yang telat menikah. Menentukan untuk menikah juga sangat singkat, karena dijodohkan oleh keluarga, mungkin saya dianggap tidak pandai mencari calon suami. Bermula ketika kakak ipar menyampaikan pada saya dan ibu saya bahwa, ada saudaranya yang ingin bertemu dengan saya, lalu keluarga saya pun secepat kilat menyambut dan mendorong agar segera diadakan pertemuan itu. Saya mau bertemu dengan catatan hanya berdua saja, tidak dengan keluarga, dan keluargapun sepakat untuk itu.
Kami bertemu satu kali dan setelah itu tidak ada kelanjutannya, kami pun sibuk dengan urusan masing-masing. Tanpa kabar berita, hal ini membuat keluarga saya dan dia patah hati karenanya. Akan tetapi setelah beberapa bulan Allah berkehendak mempertemukan kami kembali, dan saya berkeyakinan hal ini karena doa dan dorongan dari keluarga kedua belah pihak, terutama ibu saya yang sering sakit memikirkan anak gadisnya yang tak kunjung menikah, dan doanya yang tulus agar saya segera bertemu jodoh yang terbaik.
Memang sempat terpikir tidak ingin menikah karena rasanya akan ada banyak aturan jika memiliki pacar ataupun suami, saya lebih senang mandiri, tidak bergantung kepada orang lain, tidak merepotkan orang lain, bebas berkarya, bebas menentukan keinginan dan bebas memilih apapun yang saya inginkan. Akan tetapi Allah berkehendak yang terbaik untuk saya. Pada akhirnya sayapun menikah setelah 3 bulan dipertemukan kembali. Hanya satu bulan setelah pertemuan yang kedua kali, dan sangat mengagetkan ketika tiba-tiba dia minta untuk bertemu, pertemuanpun terjadi di apotik karena saya sedang menebus obat. Dia mengajak menikah, sayapun minta waktu untuk menjawab. Istikharah, sebulan kemudian saya nyatakan iya dan sebulan kemudian kami menikah. Perkenalan yang sangat singkat tapi membuat keluarga kami bahagia terutama ibu saya dan ibunya suami saya.
Usiaku memang sudah tidak muda lagi saat menikah, Allah belum memberikan kesempatan bagi saya untuk memiliki seorang anak. Berbagai macam usaha sudah kami lakukan demi mendapatkan si buah hati. Mencari dokter kandungan terbaik dan mencari beberapa pengobatan alternatif seperti pijat dan berbagai pengobatan herbalpun sudah kami lalui, namun selama 2,5 tahun belum membuahkan hasil. Kami masih harus bersabar. Usaha tetap kami lakukan, pantang menyerah, karena beberapa dokter kandungan menyatakan bahwa sesungguhnya kami tidak memiliki masalah untuk memiliki anak.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar