" Kalau PTK dan PTS itu harus bersiklus, sedangkan Best Practise tidak. PTK atau Penelitian Tindakan Kelas, dilakukan oleh guru terhadap siswanya dalam sebuah kelas. PTS atau Penelitian Tindakan Sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk pengelolaan sekolahnya sendiri. Bisa juga PTS dilakukan oleh Pengawas dengan sasaran beberapa sekolah binaannya. Sedangkan Best Practise merupakan pengalaman terbaik yang pernah dilakukan, baik oleh Kepala Sekolah dalam mengelola sekolah maupun oleh guru dalam mengelola siswa - siswinya." Begitu penjelasan Profesor Marhaeni Puji Astuti pada Diklat Penulisan Laporan PTS yang diikuti oleh semua Kepala SMA Negeri maupun Swasta sekabupaten Kendal belum lama ini.

Narasumber yang juga merupakan asesor PAK nasional ini adalah dosen UNNES yang berprestasi. Berbagai penghargaan telah beliau hasilkan. Laporan hasil penelitiannya sangat banyak dan bisa dilihat di beberapa jurnal internasional. Ketik saja "Marhaeni", maka terlihat hamparan judul - judul tulisannya. Dalam melakukan penelitian, beliau juga totalitas. Tidak tanggung - tanggung. Pernah beliau menyamar sebagai TKW di Singapura selama dua tahun secara ilegal demi sebuah penelitian. Bukankah itu sangat beresiko? Profesor Marhaeni memang luar biasa.

Perhatian beliau kepada peserta diklat sangat besar, seperti halnya guru terhadap siswa di kelas. "Hayo, ada apa kok asyik ngobrol? Kalau mau besanan, nanti berembugnya!"tegurnya kepada peserta yang sedang berbincang dengan teman sebelahnya di tengah sesi. Sontak, meledaklah tawa seisi ruangan. Begitu juga saat salah satu peserta yang barusan bertanya malah menunduk seperti mencari sesuatu. "Katanya bertanya. Begitu dijawab malah tidak memperhatikan. Ya sudah, tidak saya lanjutkan,"canda beliau. Semua tertawa. Si peserta hanya cengar cengir, tapi tidak berusaha membela diri. Rupanya, dia mencari colokan kabel karena baterai laptopnya drop. Profesor Marhaeni tidak marah beneran. Itu hanya trik beliau untuk memusatkan perhatian. Secara umum, perjumpaan dengan beliau sangat mengesankan.