Seperti biasa, penjaga malam sebuah SMA Negeri di Kendal itu melakukan pengecekan seluruh ruangan tiga kali. Yang pertama, menjelang Maghrib. Selain untuk memastikan semua ruang terkunci, dia juga menghidupkan lampu. Yang kedua sekitar jam 2 pagi untuk mengecek keamanannya. Yang ketiga, setelah Subuh. Dia mengecek keamanan seluruh bagian, membuka kunci ruangan dan mematikan lampu.

Nah, pada malam itu di pengecekan petang dan jam 2 pagi tidak ada masalah. Semuanya aman. Semua ruang terkunci rapat. Namun pada usai Subuh, dia menemukan ada keganjilan di ruang guru. Pintu menganga. Gemboknya tercecer di halaman. Dia langsung menghubungi karyawan lain yang rumahnya berdekatan dengan sekolah. Dia juga menghubungi babinsa dan wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana.

Berempat, mereka mengecek kondisi ruang guru itu. Terlihat semua laci meja terbuka. Laptop - laptop yang semula berada di dalam laci, kini semuanya berada di atas meja. Uang di laci - laci masih utuh. Namun, dua buah sepatu milik seorang guru putri hilang. Yang mengherankan, keduanya adalah sepatu kiri dan sudah usang. Si pemilik sepatu berparas sedang, dan bukan primadona. Dia juga sudah bersuami dan mempunyai anak. Umurnya 30 tahun. Lalu apa ya motivasi atau tujuan si maling? Sungguh aneh!