SITI RAHAYU AGUSTINI,S.Pd.SD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kisah di bangku SMA

Embun pagi masih masih terlihat direrumputan. Kabut masih menyelimuti Desa Jombang. Ayunda bergegas mengenakan sepatu. Ia tidak mau ketinggalan Bus karena ini adalah hari pertama masuk sekolah SMA. Hari ini yang membuat Ayunda tidak bisa tidur semalaman.

Emak membangunkannya sebelum azan subuh berkumandang. Udara saat itu sangatlah dingin seperti di daerah pegunungan. Ayunda tak biasa bagun sepagi itu. Mungkin emak mengerti , dia memasak air panas untuk mandi Ayunda. Suhu air sumur terasa sedingin es hingga mampu menusuk sampai ke tulang.

Embah kakung mengantarkan Ayunda menggunakan sepeda motor. Sesampainya di jalan raya , dari kejauhan terlihat bus Akas. Ayunda segera mencari tempat duduk dekat jendela.Tarif untuk anak sekolah cuma dua ribu rupiah. Perjalanan ke kota Lumajang membutuhkan waktu sekitar 40 menit.

Bus berhenti di daerah Klojen. Anak-anak sekolah turun kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot. Tarifnya untuk anak sekolah seribu rupiah. Sesampainya di SMAN 1 Lumajang, gerbang pintu sekolah akan segera ditutup pak satpam. Ayunda segera berlari menuju pintu gerbang.

“ untung masih bisa lolos”

Ujar Ayunda sambil menghela nafas panjang.

Ayunda segera menuju kelas 1 sma . Ia duduk di deretan pojok paling belakang, karena deretan depan sudah penuh. Wali kelas IPA , ibu Sinta masuk kedalam kelas sesudah Ayunda meletakkan tas di bangkunya.Memulai hari pertama masuk kelas dengan perkenalan terlebih dahulu. Tiba giliran Ayunda. Dengan gaya bahasa yang sedikit ada dialek Madura, membuat teman-temannya tersenyum

Ada seorang terpesona dengan penapilan Ayunda. Ivan tak berkedip memandangi wajah gadis tersebut. Ia terjaga dari lamunannya mendengar bel berbunyi tanda istirahat.

“Ayunda ya, boleh kenalan!”

Kata gadis mirip orang India sambil menjulurkan tangan menjabat kedua teman barunya

“ tentu saja “ kata Ayunda sambil tersenyum manis

“aku Ainun, ini namanya Niken” katanya sambil menunjuk teman di sampingnya yang juga ingin berkenala dengan Ayunda.

Hari berganti hari. Ayunda mulai bisa menyesuaikan diri dengan sekolah dan teman-teman barunya. Ayunda dan kedua sahabatnya lebih senang menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Kami menuju rak buku memilah milih buku yang akan dibaca. Dari arah belakang ada dua orang pemuda berbisik-bisik. Iya menyapaku, mengajak berkenalan.

“ yunda , iki konco sak kelas jenenge Ivan arep kenalan ?”

Ayunda hanya diam terpaku menatap Ivan. Orang nya hitam manis , rambut potongan tentara dan badannya tinggi tapi kurus.

“ iya” sahutku terbata-bata.

Ivan terus memegan tangan Ayunda seolah tak ingin melepaskannya.

“ boleh aku minta nomor telpon rumahmu?”

Kata Ivan sambil mengambil polpen dari saku bajunya. Eh malah Ainun dan Niken yang berebut memberikan nomor telpon. Ayunda malah asyik memilih buku.

Malam harinya, telpon di rumah Ayunda berdering, bisa ditebak pasti Ivan yang menelepon. Ivan menanyakan kabar dan membahas masalah di sekolah. Esok harinya di sekolah, mereka hanya ngobrol biasa saja. Ivan terpilih menjadi pasukan paskibraka kabupaten, jadi mereka jarang bertemu di sekolah.

Hubungan mereka menjadi lebih dekat semenjak naik di ke kelas dua SMA. Mereka pun duduk satu bangku di pojok nomor dua sebelah kanan. Pada saat itulah Ivan menyatakan cintanya pada Ayunda. Bertepatan dengan hari Falentine. Saat itu hujan deras, Ivan datang kerumah Ayunda membawa bunga dan juga coklat.

“ Ayunda, sudah lama aku memendam rasa cinta padamu, hari ini aku tak dapat menahan rasa cinta ini lebih lama lagi”

“ apakah kamu mau membagi suka dan dukamu kepadaku”

Ivan menatap Ayunda dengan penuh cinta

“aku masih ingin fokus belajar, aku sekolah di sini jauh-jauh ingin mewujudkan keinginan orangtuaku”

“ Ivan, aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu sekarang, beri aku waktu”

Ayunda terkejut mendengar perkataan Ivan, iya tak bisa berpikir jrnih untuk saat ini. Bayangannya tertuju pada orangtuanya.

“ baiklah, aku pamit pulang”

Ivan berkata dengan nada kecewa. Iya mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Malam itu jalanan masih licin karena hujan. Dari arah belakang mobil dengan kecepatan tinggi melaju dengan kencangnya. Mobil itu menyerempet motor Ivan. Ivan terguling ke seberang jalan, jatuh ditimpa sepeda motornya.

Kelas ramai dengan berita Ivan kecelakaan semalam di perbatasan Lumajang. Ayunda termenung sendiri mendengar berita itu.

“ opo’o kon Yunda” kata Niken membuyarkan lamunannya

“Semalam Ivan ke rumah, dia bilang cinta sama aku”

Niken dan Ainun kaget mendengar pengakuan Ayunda.

“ Apa... lalu, kamu jawab apa!”

Hampir bersamaan mereka berteriak.

Ayunda memberanikan diri menjenguk Ivan di rumah sakit. Mama Ivan menyambut kedatangan kami dengan ramah.

“Alhamdulillah, Ivan masih diberikan keselamatan, ia hanya mengalami gagar otak ringan”

Kata mama Ivan pada Ayunda da kedua temannya.

“ Alhamdulillah”

Kompak jawaban mereka keluar bersamaan.

“ ia hanya terus mengigau menyebut nama Ayunda”

Sambil mencoba menebak gadis mana yang dimaksud Ivan anaknya, mama menunjuk ke arah Ainun.

“ini dia orangnya tante”

Kata Niken mendorong ayunda ke hadapan mama Ivan. Tanpa berkata lagi mama Ivan segera menarik tangan Ayunda ke tempat tidur Ivan.

“ Ivan, bangun , ini ada Ayunda”

Ivan perlahan membuka matanya, ia tersenyum melihat Ayunda ada di sampingnya.

Dua bulan setelah kejadian itu. Ivan mengajak Ayunda nonton konser Band Flanella. Konser segera dimulai, waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Mereka masuk ke dalam gedung yang penuh sesak dengan penonton. Ivan menggandeng tangan Ayunda seraya melindunginya dari banyaknya penonton yang berdesak-desakan. Ketika terdengar lagu berjudul “ Bila Engkau” yang di bawakan Band Flanella terdengar, Ivan menggenggam erat tangan Ayunda. Ayunda merasakan getaran yang aneh. Saat itulah akhirnya Ayunda berbisik di telinga Ivan

“ Aku menerimamu”

Sontak Ivan terkejut, matanya seperti berkaca-kaca. Ditengah hiruk pikuk konser mereka Ivan menarik Ayunda ke dalam pelukannya.

Hari-hari mereka lalui dengan bahagia. Ivan selalu setia mengantar Ayunda pulang ke rumah. Dia tak kenal lelah menempuh jarak lima puluh kilometer setiap harinya. Dimana ada Ivan disitu pasti ada Ayunda.

Ujian kelulusan sudah di depan mata. Ayunda rajin mengikuti bimbingan belajar guna menghadapi ujian nasional. Ia bercita-cita ingin melanjutkan kuliah di ITS Surabaya. Sedangkan Ivan juga akan melanjutkan kuliah di Jember.

Setelah ujian naional, sekolah mengadakan malam lepas pisah siswa-siswi kelas tiga. Dimalam itu siswa diwajibkan mengenakan setelan jas , sedangkan siswi mengenakan kebaya. Ivan memandang Ayunda dengan takjubnya.

“kamu cantik sekali malam ini, Ayunda”

Ayunda tersipu malu mendengar pujian Ivan.

“ada yang ingin aku bicarakan”

Ivan menarik Ayunda meninggalkan keramaian.

“ kamu akan kuliah di Surabaya? Kapan kamu berangkat? Apakah kau akan menghubungiku jika berada di sana?”

Tidak berhenti Ivan bertanya pada Ayunda.

“ iya aku akan kuliah di Surabaya, aku belum tahu kapan berangkat ke Surabaya”

Ayunda berhenti sampai di situ tanpa menjawab pertanyaan terakhir.

“ nanti setelah aku selesai pendidikan, aku akan ke rumah orangtuamu untuk melamarmu”

Ayunda terkejut mendengar ucapan Ivan.

“ kamu akan menungguku”

Katanya sambil berharap aku mengiyakan pertanyaannya.

“ jika kita berjodoh , tentu kita akan disatukan oleh Tuhan”

Ayunda diam setelah itu, iya teringat akan janjinya pada orangtuanya agar fokus belajar dan sukses menjadi sarjana .Malam itu terasa panjang bagi kedua insan tersebut. Dalam hatinya Ayunda berkata

“ maafkan aku, mungkin ini terakhir kalinya kita bertemu”

“ Tuhan semoga engkau bisa mempersatukan kami, aku yakin dan percaya jika kau akan mengabulkan doaku”

Ivan melambaikan tangannya di depan rumah Ayunda. Tak berapa lama Ayunda berlari mengejar Ivan kemudian memeluknya erat, seolah tak ingin melepaskannya. Ayunda berucap

“Aku akan menunggumu”

Ayunda menatap mata Ivan sangat dalam sambil berlinang air mata. Ivan kemudian berkata

“ Tunggu aku di sini. Aku pasti akan menemuimu “

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bab selanjutnya mana kak

10 Aug
Balas

Bab selanjutnya mana kak

10 Aug
Balas

Bab selanjutnya mana kak

10 Aug
Balas

Bab selanjutnya mana kak

10 Aug
Balas



search

New Post