Pagi tadi menghadiri acara " evaluasi pengembangan literasi " yang diselenggarakan Dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Pamekasan. Pra launching Satu buku satu guru yang diadakan di Hotel Cahaya Berlian , membuat jantung berdebar kencang. Angan ini melayang kemana-mana. "Mampukah saya menyelesaikan tantangan itu?" Pikiran itu terus berputar-putar tanpa pernah berhenti menemukan titik terang.

Alhamdulillah semua antologi sudah selesai dikerjakan. Ya meskipun tulisannya tidak tau masuk kategori layak baca atau tidak. Tapi lebih baik mengerjakan dari pada tidak sama sekali. Hasil pelatihan Sagu Sabu harus ada wujudnya. Kata Kabid SD, ibu Fatimatus Zahrah.

Dari 101 guru calon penulis dari berbagai sekolah Dasar se- Kab. Pamekasan. Hanya 50% yang mengirimkan tulisan antologi cerpen,puisi, cernak dan kolom. Hampir separuh yang belum mengerjakan antologi yang manjadi tugas literasi. Padahal kita sudah mendapatkan sertifikat 32 jam dari pelatihan literasi tersebut.

Kabid SD sangat mendukung penuh kegiatan literasi. "Bukan main-main, dinas pendidikan sudah menyiapkan dana untuk mencetak empat buku antologi kita " kata pak Rizal , mentor kegiatan literasi. Beliau juga menambahkan bahwa " Dinas pendidikan sudah memboking hotel cahaya berlian untuk acara launching buku yang akan dilakukan pada bulan November bertepatan dengan hari guru nasional”

Mendengar ucapan beliau , membuat semangat saya bertambah seratus persen untuk menyelesaikan buku solo. Buku solo saya baru selesai sekitar 40%. "Saya bersyukur terpilih menjadi salah satu guru dalam kegiatan literasi ini. Tidak akan saya sia-sia kan kesempatan emas ini" saya berkata dalam hati.

Bu Tri Sulistini sebagai mentor dan penulis senior di kabupaten Pamekasan mengatakan " Buku Bapak Ibu pasti akan menemukan takdirnya". Cambuk itulah yang membuat saya harus dan harus mampu menyelesaikan buku solo sebelum tanggal 21 Oktober 2021.