Siti Rahminingsih, SPd

Guru Bahasa Jerman di SMAN 1 Karangdowo, Kab. Klaten, Propinsi Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web

HABIS MANIS SEPAH DIBUANG

     Apa yang akan saya beberkan ini mungkin sedikit meleset dari maksud pepatah yang saya gunakan sebagai judul tulisan ini. Pepatah itu secara luas lebih banyak diterjemahkan secara implisit, yaitu jika seseorang sudah tidak berguna lagi setelah dimanfaatkan sebelumnya, maka dia dibuang. Ini tentu saja sikap yang kejam. Bagaimana orang bisa memperlakukan sesamanya demikian?

     Yang hendak saya bahas bukan menyangkut orang, melainkan sesuatu barang yang selesai digunakan, tidak berguna lagi, lalu dibuang. Yang ini sih bisa dimengerti karena barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi sama dengan sampah. Anda setuju kan jika sampah itu harus dibuang? Bukankah sampah seringkali menjadi sumber masalah dan sumber penyakit?

     Sampah?! Iya sampah. Kok jadi soal sampah? Nah kan, jadi benar apa yang saya sampaikan soal isi yang sedikit  meleset dari judul?! Sedikit saja melesetnya jika pepatah itu diterjemahkan secara eksplisit. Sepah adalah sesuatu barang yang selesai diambil manfaatnya dan sudah layak dibuang. Jika disimpan hanya memenuhi tempat dan lama kelamaan merusak pemandangan.

     Permasalahannya adalah orang telah terlalu abai soal sampah ini. Tak peduli dimana tempat, orang cenderung bersikap ingin segera terbebas dari sampah. Dalam suatu pertemuan misalnya, ketika disajikan makanan ringan dalam kemasan plastik atau daun, setelah isinya diambil, maka kemasan plastik atau daun itu akan diletakkan sembarang. Ke bawah kursi atau meja. Bahkan ada yang terlalu tak peduli, dijatuhkan begitu saja. Lebih disayangkan lagi jika makanannya tidak disukai, dia diletakkan sembarang sebagaimana sampah tadi.

     Penulis tergugah menyusun tulisan ini karena kejadian yang penulis alami kemaren saat menghadiri suatu pertemuan. Seperti biasa, dalam pertemuan itu disajikan makanan ringan dalam kotak kecil. Isinya beberapa jenis makanan ringan dalam kemasan plastik. Selama acara, makanan ringan itu saya habiskan demi mengusir kantuk jika hanya mendengarkan. Plastik-plastik pembungkus saya masukkan lagi ke kotak dengan niat akan saya buang ke tempat sampah yang biasa disediakan panitia. Niat itu tak tergoyahkan walau saya lihat sampah bertebaran di sana sini.

     Sayang saat keluar, tempat sampah itu tidak saya temukan. Maka kotak kecil berisi sampah itu saya bawa pulang untuk di tempatkan secara layak. Sikap saya itu mengundang tawa teman yang bersama dengan saya. "Untuk apa juga sampah dibawa pulang..." katanya, tak bisa menahan diri  untuk tidak berkomentar. Saya tak peduli. Bagi saya, sampah juga perlu dihargai dengan menempatkannya sesuai semestinya.

    

    

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post