Siti Rohani

Riwayat Pendidikan: SDN INPRES 2 KOYA TIMUR_ SLTPN 8 JAYAPURA_ SMKN 5 JAYAPURA_ D3 POLITEKNIK SENI YOGYAKARTA_ S1 PENDIDIKAN SENI RUPA (UNIVERSITAS TAMANSI...

Selengkapnya
Navigasi Web
Best Practice ( Seni Lukis )

Best Practice ( Seni Lukis )

PENGGUNAAN METODE STAR

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK

DALAM BERKARYA SENI LUKIS

(Best Practices)

Oleh :

SITI ROHANI, S.Pd

Guru SMKN 2 Mataram

Dalam pandangan beberapa kalangan, pendidikan yang sering kali dilupakan oleh banyak orang, yaitu Pendidikan Seni. Padahal dalam gerak pelaksanaannya pendidikan seni adalah pendidikan yang memiliki karakteristik yang bebas, unik, serta memiliki makna dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Pendidikan Seni yang selama ini telah dilaksanakan pada sekolah-sekolah formal, khususnya dalam mata pelajaran Seni Budaya atau Seni Rupa, merupakan salah satu bentuk kesadaran pendidik dalam menggali potensi dan kreativitas para peserta didiknya. Tujuan diberikannya Pendidikan Seni Budaya atau Seni Rupa adalah agar para peserta didik memiliki kemampuan dalam memahami seni budaya atau seni rupa, serta mampu menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya atau seni rupa. Aktivitas pembelajaran yang diterima oleh para peserta didik harus mampu memberikan pengalaman serta mampu mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Hal-hal tersebut dapat diperoleh oleh para peserta didik melalui berbagai kegiatan pengembangan, pendalaman prinsip, serta teknik berkarya dalam berbagai ragam konteks budaya. Pendidikan seni budaya atau seni rupa yang mampu mengembangkan kreativitas salah satunya yaitu melalui pembelajaran batik (Retnowati, 2010).

Salah satu penyebabnya adalah karena peserta didik pada umumnya kurang sentuhan- sentuhan untuk menumbuhkan ide dan gagasan baru yang merupakan langkah awal dalam memotivasi dan menstimulasi. Penyebab lainnya adalah kurangnya rasa ingin tahu, kurangnya kemauan untuk menggali lebih jauh bakat yang ada dalam dirinya, serta kurangnya ruang ekspresi untuk peserta didik baik itu dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Selain itu, peserta didik tidak terbiasa mandiri dalam menyelesaikan tugas atau belajar dan literasi yang kurang, sehingga wawasan untuk menuangkan gagasan kurang.

Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif. Ivor K. Davis mengemukakan bahwa salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru”. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat membaca semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkan keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah (disingkat PBM).

Penerapan praktik pembelajaran yang akan disusun sebagai best practices ini dilakukan pada kelas X SMK Negeri 2 Mataram. Tujuan yang ingin dicapai dalam Best Practices ini yaitu meningkatkan kemandirian belajar dan penuangan gagasan dalam berkarya seni rupa 2 dimensi peserta didik khususnya materi seni lukis . Materi mencakup pengertian, fungsi, jenis, unsur, teknik dan prosedur dalam seni lukis. Penyusunan Best Practices ini menggunakan metode STAR ((Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi) dengan melihat hasil dan dampak yang ditimbulkan setelah penerapan strategi yang digunakan oleh penulis.

Sebagaimana disebutkan dalam judul best practices ini, bahwa STAR adalah akronim dari

Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi.

Langkah pertama metode STAR adalah Situasi. Situasi dan Kondisi yang menjadi latar belakang penerapan strategi yang akan digunakan, yaitu sebagai Berikut: Peserta didik pada umumnya Kurang sentuhan-sentuhan untuk menumbuhkan ide dan gagasan baru yang merupakan langkah awal dalam memotivasi dan menstimulasi. Kurangnya rasa ingin tahu, kurangnya kemauan untuk menggali lebih jauh bakat yang ada dalam dirinya, serta kurangnya ruang ekpresi untuk peserta didik baik itu dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Peserta didik tidak terbiasa mandiri dalam menyelesaikan tugas atau belajar dan literasi yang kurang, sehingga wawasan untuk menuangkan gagasan kurang. Hal ini sangat penting untuk dibagikan karena berdasarkan Praktik Pengalaman lapangan (PPL) yang dilakukan banyak perubahan sikap pada peserta didik yang berdampak pada proses pembelajaran.

Sikap yang terjadi pada peserta didik seperti pada aksi 4 praktik pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL)

Dengan mengunakan model pembelajaran yang telah ditentukan, diharapkan dapat memotivasi saya sebagai guru untuk lebih kreatif dan mampu berinovasi dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan media dan mendesain pembelajaran yang tidak membosankan dan menarik bagi peserta didik. Dengan mengunakan model pembelajaran yang telah ditentukan, diharapkan dapat memotivasi peserta didik dalam belajar, mampu mengembangkan ide, kreativitas, dan peserta didik mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.

Dengan mengunakan model pembelajaran yang telah ditentukan, peserta didik dapat aktif dalam kelompok maupun kegiatan berdiskusi, percaya diri dalam menyampaikan aspirasi atau hasil pekerjaannya, fokus dalam kegiatan pembelajaran. Praktik pembelajaran menggunakan model pembelajaran terpilih yang berbeda disetiap aksinya diharapkan dapat menjadi referensi dan inspirasi rekan sejawat jika mengalami permasalahan yang sama.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah bahwa sebagai guru yang bertanggung jawab mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan dengan model, metode, dan media pembelajaran yang sudah melalui kajian literatur sebelumnya. Selain itu, membimbing dan mengarahkan jalannya proses pembelajaran, serta menciptakan suasana yang menyenangkan, tidak membosankan, membuat peserta didik kreatif serta mampu menstimulasi peserta didik untuk berpikir kritis. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Langkah kedua dalam penerapan metode STAR tantangan. Hal yang dilakukan adalah melihat tantangan yang dihadapi guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, maka beberapa tantangan yang dihadapi adalah: (1) Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut. (2) Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil LKPD di depan kelas. (3) Kemampuan peserta didik dalam mengimplementasikan pembelajaran seni budaya atau seni rupa dalam kehidupan sehari-hari masih kurang. (4) Dalam

pemanfaatan media pembelajaran, perlu menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pelajaran yang akan disampaikan, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. (5) Pemilihan model pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan daya pikir kritis peserta didik, merangsang kreativitas peserta didik, serta kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). (6) Guru harus mampu merangsang daya fikir peserta didik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang diharapkan seiring berjalannya waktu peserta didik terbiasa dan percaya diri dalam bertanya serta mengemukakan pendapat, saran, ide dan gagasannya. Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah peserta didik, pendidik, teman sejawat dan kepala sekolah.

Langkah ketiga dalam penerapan metode STAR adalah aksi. Pada tahap ini guru melaksanakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapai tantangan yang telah ditemukan. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain: (1) Guru menganalisis kelas yang memiliki minat belajar yang rendah . (2) Guru merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. (3) Dibutuhkan kreativitas guru merancang proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. (4) Strategi yang dilakukan diperlukan persiapan yang matang.

Berdasarkan kajian literatur, strategi yang digunakan yaitu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Base Learning (PjBl) dengan materi seni rupa yaitu seni lukis, terkait pengertian, jenis, fungsi, unsur serta teknik dan prosedur dalam seni lukis. Pada PPL Aksi kedua merupakan tugas unjuk kerja berupa praktik membuat karya lukis dengan melihat objek secara langsung atau mencontoh gambar, kemudian peserta didik berkreasi dalam pewarnaan. Kegiatan pembelajaran dibantu pemanfaatan media interaktif melalui penayangan video pada power point yaitu tutorial cara melukis teknik plakat dan melibatkan contoh karya lukisan yang telah dibuat guru, menggunakan LKPD dan bahan ajar yang didesain dengan menarik dengan konten yang mendukung dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini, yang harus diperhatikkan adalah : (1) Model pembelajaran terpilih yang digunakan yaitu: Problem Based Learning (PBL), dan Project Based Learning (PjBL). Pemilihan model ini berdasarkan kajian literatur dan wawancara berkaitan dengan masalah yang terpilih yaitu: Kemandirian belajar dan penuangan gagasan dalam berkarya seni rupa 2

dimensi peserta didik masih rendah. (2) Kepala sekolah berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum . (3) Kepala sekolah, guru dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah masalah tersebut. (4) Solusinya guru membuat rencana aksi dengan berisikan strategi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. (5) Guru lebih intens lagi dalam membimbing peserta didik yang belum memahami tugas yang akan dilakukan, agar peserta didik yang masih pasif dalam kegiatan diskusi dapat berperan aktif dikelompoknya. (6) Guru mendampingi dan memberikan contoh kepada peserta didik baik individu maupun kelompok, bagaimana cara mempresentasikan hasil laporan kelompok dan tetap memberikan semangat dan apresiasi kepada peserta didik atau kelompok yang sudah tampil.

Beberapa hal yang dilakukan oleh guru adalah : (1) menggunakan bahan ajar berupa Handout atau materi setiap pertemuan juga LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk mengukur ketercapaian belajar peserta didik dan saya juga menggunaakan video pembelajaran yang ditampilkan lewat LCD proyektor, dengan bantuan media pembelajaran Powerpoint dan dikolaborasikan dengan berbasis TPACK sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. (2) Saya sebagai guru juga menggunakan lembar penilaian untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Serta lembar penilaian spiritual dan sikap sosial. Tentunya dalam instrumen lengkap mulai dari kisi-kisi, indikator ketercapaian setiapa ranah, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian diakhir pembelajaran. (3) Melakukan penugasan presentasi hasil LKPD maupun hasil karya gambar didepan kelas. (4) Melakukan penugasan apresiasi kepada peserta didik yaitu memberikan komentar, saran, dan tanggapan kepada setiap kelompok atau siswa yang telah presentasi.

Langkah terakhir dalam penerapan metode STAR adalah melakukan refleksi. Pada kegiatan refleksi akan dianalisis hasil dan dampak dari penerapan strategi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dampak dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) dapat membuat pemahaman peserta didik lebih baik dan peserta didik lebih termotivasi terhadap materi seni lukis pada kelas X SMK Negeri 2 Mataram.

Peserta didik bersemangat dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran, karena pada saat pembelajaran peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok menjawab soal yang diberikan oleh guru. Hasil yang didapatkan selama proses pembelajaran terbilang sudah memperlihatkan hasil yang baik karena pemilihan model dan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan langkah-langkah tersebut, respon dari lingkungan sekitar yaitu teman sejawat dan kepala sekolah memberikan respon positif. Faktor yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang telah dilakukan berhasil adalah terlihat bagaimana pemahaman dalam belajar dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, dengan Model Problem Based learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) dan media pembelajaran yang tepat dan menarik, akan meningkatkan kemandirian belajar dan penuangan gagasan dalam berkarya seni rupa 2 dimensi materi seni lukis peserta didik.

Dilihat dari pelaksanaan pembelajaran seni lukis, penerapan model, metode maupun pendekatan yang digunakan memperlihatkan bahwa peserta didik tertarik dan antusias terhadap pembelajaran. Peserta didik mulai aktif dalam bertanya, mengungkapkan pendapat terkait materi yang disampaikan maupun pertanyaan-pertanyaan dari guru. Beberapa peserta didik yang awalnya masih belum aktif, dan malu-malu dalam bertanya secara perlahan terlihat sudah berani dalam mengungkapkan ide maupun memberikan tanggapan. Peserta didik juga mampu membuat karya seni lukis, mengembangkan ide dan gagasannya sehingga menghasilkan karya yang menarik sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta percaya diri dalam menyampaikan presentasi karya. Ini menunjukan bahwa metode, model maupun pendekatan yang digunakan memberi dampak yang baik terhadap proses pembelajaran yaitu peserta didik lebih termotivasi dan fokus dalam pembelajaran menggambar ornamen.

Dampak positif yang lain bagi peserta didik yaitu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan media pembelajaran yang berbasis TPACK menumbuhkan suasana baru, meningkatkan keaktifan, antusias dan semangat baru peserta didik.

Dampak positif bagi guru yaitu, kegiatan pembelajaran lebih aktif, tidak terfokus pada satu metode saja, lebih melibatkan peserta didik dalam berdiskusi dalam memecahkan masalah. Dengan adanya diskusi antar peserta didik, presentasi dan saling memberi tanggapan

yang dilakukan oleh peserta didik membuat kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan bervariasi.

Langkah-langkah yang dilakukan sangat efektif, ini terbukti di dalam kelas peserta didik mau dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Respon peserta didik sangat positif dalam kegiatan pembelajaran. Faktor yang menjadi keberhasilan yaitu semua langkah-langkah terlaksana, guru serta peserta didik yang terlibat dalam praktik ini semua berperan aktif.

Pembelajaran dari proses ini adalah bahwa guru perlu ada persiapan khusus untuk memberikan strategi pembelajaran yang menarik sehingga memicu atau meningkatkan minat, kreativitas belajar peserta didik. Guru dapat memahami setiap karakteristik peserta didik, sehingga mampu dalam mengelola kelas dengan baik.

Proses Berkarya Seni Lukis

Proses Pembimbingan

Proses Presentasi Karya

Daftar Pustaka:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/view/1070/979 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2894

https://journal.gmpionline.com/index.php/jpig/article/view/18/16

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya izin save linknya bu. Tulisannya sangat bermanfaat dan bisa dicoba untuk diimplementasikan...

01 Feb
Balas



search

New Post